St. Luke's, Chuo, Tokyo.
Dokter menyampaikan kalau Naruto hanya kurang istirahat. Setelah mendengar penjelaskan Dokter tersebut, Kushina dibuat bingung oleh semua itu. Ia pun segera menghampiri putranya yang baru saja terbangun.
"Apa yang menyebabkan kau sampai seperti ini?" kata ibunya. Wanita itu bahkan terlihat tidak sabaran saat ini. "Kakashi juga menyampaikan padaku kalau kau tidak tidur selama lima hari."
Naruto memejamkan matanya, sulit sekali untuk tenang di saat seperti ini. Suara ibunya benar-benar mampu membuatnya sakit kepala. Oh, apakah ibunya saat ini tidak dapat mengerti situasi yang baru saja menimpa dirinya?
"Ibu, aku sudah menceritakan semuanya padamu. Apa Ibu tidak mengerti juga?"
"Tapi kau tidak perlu sampai sebodoh ini. Sasuke bahkan menghubungiku, kau membeli banyak minuman agar kau berusaha tidur?"
Lelaki itu tersentak, kemudian mengalihkan pandangannya. Sekarang dia berpikir, bagaimana Sasuke bisa mengetahui semua itu. Saat dia ingin membuka suara, justru suara dari arah pintu mengalihkan perhatiannya. Sahabatnya itu berada di sana.
Mengerti dengan tatapan itu, Sasuke membuka suaranya, "Kebetulan aku berada di sana. Tentu saat melihat mobilmu diderek oleh petugas membuatku bertanya-tanya. Namun kau tidak ada di sana dan membuatku khawatir. Setelah kau pingsan, aku kembali dan kasir di Supermarket memberikan semua belanjaanmu padaku. Lalu aku menyimpulkannya sendiri, apa aku meleset?" katanya.
Naruto hanya terdiam. Dia tidak lagi mengatakan apa-apa. Di situasi saat ini justru dia kembali mengingat pertemuannya dengan Hinata. Isi kepalanya hanya ada perempuan itu. Sekarang dia merasa kesal dengan situasi saat ini. Kesal karena harus pingsan di saat yang penting. Belum lagi setelah sekian lama, hari ini dia berjumpa kembali dengan mantan kekasihnya itu.
"Dengar Naruto," suara ibunya berhasil membuat lelaki itu menatap lurus ke depan. Kushina memberikan tatapan peringatan padanya. "Apa yang kau inginkan dari Hinata sekarang?"
Ada perasaan tidak senang saat mendengar pertanyaan itu. Benar-benar sangat menyebalkan. Ia tidak bisa menahan lagi. "Aku berpikir kalau Hinata tidak akan mungkin berpisah tanpa ada alasan yang jelas. Aku berpikir ini semua ada kaitannya dengan Ibu!"
"Apa?" Kushina tersentak. Dia berusaha untuk tenang di sini. Sepertinya ini mungkin akan menjadi perdebatan yang panjang. Sekali pun ada orang lain di sekitar mereka, seperti saat ini ada Sasuke. Mungkin keberadaan pria itu bahkan sudah tidak disadari oleh mereka berdua. "Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"
"Semuanya terlihat jelas dari sorot mata Ibu. Mungkin dia tidak merasa nyaman saat Ibu menatapnya," Naruto meremas geram selimut putih di atas pahanya. Suasana sekarang seperti mencekik lehernya. "Aku berpikir demikian karena aku tiba-tiba teringat masa lalu."
Sasuke menatap dua orang di sana secara bergantian. Ia berada di tengah-tengah mereka, tentu ini merupakan situasi yang tidak dikatakan cukup baik untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blurry Memories
FanfictionNaruto selalu terbangun di setiap malam. Mimpi yang membuatnya begitu frustrasi dan terasa begitu nyata. Mimpi yang sama selalu menghantuinya di sepanjang malam. Sosok perempuan di dalam mimpi itu tidak terlihat jelas. Kakashi menyimpulkan kalau mi...