Chapter 01

339 28 9
                                    

"Gila coyy ganteng banget" Pagi ini Arga sedang di kantin sekolah bersama teman teman seperjuangannya,mereka sedang melalui Masa Orientasi Siswa/i atau yang sering disebut MOS.

Berbeda dengan yang ada di berita berita bahwa katanya MOS ini malah menjadi momok bullying.

Nyatanya sekarang Arga dan kelima temannya malah mencari cowo cowo ganteng dan duduk duduk enteng di kantin.

"Dia satu kelas mos sama gue,namanya Adel." ucap Taya sembari melihat orang yang dimaksud Arga.

"Ga salah?Namanya kok loyo ya,kek cewe asli." Sekarang Nafa yang berkata.

"Nama gue Arga melisha. Orang nya jutek tapi fangirl dan gua bacot kalo ketemu bestie dan jangan lupa gua cewe,jadi ga ada salahnya kalo dia cowo dan namanya kayanya cewe." Arga yang memang penggila lelaki ganteng langsung siap siaga membela Adel yang katanya sekelas dengan Taya.

"Serah lu, Malih."

"Lo si udah dasarnya histeris liat cogan."

"Mati ae di rawa rawa."

"Paan si."

"Eh btw katanya ada Tes gitu buat kita masuk di kelas mana." ucap Kasya yang memberi tau namun sayang mendapat respond yang tidak baik.

"Udah tau." Ucap Nata acuh tak acuh.

Taya yang berfikir sudah ada kelas berucap, "bukannya kita ini udah kelas ya?"

"Kelas sementara coy. Buset, makanya dengeriin kepsek ngomong gua aja bosen denger nya." Kata Arga sambil memasukan kentang goreng ke mulutnya yang entah punya siapa.

"Ohh yu--"

"KENTANG GORENG GUEEE. ANJIRR, ARGA GAK YA GAK.ITU HANYA MILIK GUE SEORANG. LO GA TAU KAN GUA NGELUARIIN GOCENG BUAT ITU SAMA SAOSNYA." Sadar kentang goreng yang dimakan Arga milik Dasya-yang memang pelit dan pengeretan- Arga pun berdecak.

"Gue cuma minta satu biji segede penghapus please, lagian lu juga bawa duit bukan enam ribukan? Selo aja lagi." Arga yang berkata santai tanpa memikirkan ke kesalan Dasya pun beranjak pergi.

•••

Setelah kejadian di kantin tadi Arga pun beranjak pergi ke perpustakaan yang letaknya di lantai dua, jauh dari kantin dengan langkah gontai Arga menaiki tangga dengan malas.

Sesampai Arga di perpustakaan yang memang sepi-hanya ada lima orang di dalam nya- Arga langsung duduk sembari mengeluarkan iPhone dan Headset dari saku roknya memasangnya lalu menyetel lagu acak di telinga lalu menelengkup kan wajahnya dilipatan tanganya.

Ruang perpustakaan yang memang besar lalu diberi sekat sekat oleh Rak buku itu terlihat sangat bersih dan rapi, namun sayang dimata Arga lebih terlihat seperti sarang Laba-laba.

"So come on let it-"

"Tau kan ini perpus? Bukan tempat buat karaoke." Tegur seseorang dengan nada sinis dan ketus.

Yang tadi di sinisin pun menengok malas sambil memutar mata,"lo kalo ke ganggu bisa pergi dari muka gue." Ucap Arga sambil melihat tembok seolah olah tembok jauh lebih baik dari pada muka manusia di depannya ini.

"Gue kira lo di ajariin sama orang tua lu. Kalo ngobrol sama Orang akan lebih baik jika lo liat orang nya bukan tembok," celah lelaki suara serak itu.

Merasa tidak nyaman, Arga langsung mengeluarkan bom sinis lebih sinis dari biasanya, "mau banget di liat sama gue," begitu katanya sambil Melihat si Lelaki, ilfeel.

Sepersikian detik Arga langsung menyadari dengan siapa dia berbicara, namun bukan Arga namanya jika tidak jaga harga diri.

"Nama lo siapa?" Ucap Arga dengan nada menantang, namun jauh di lubuk hati nya ia sendiri menahan diri untuk tidak garuk garuk aspal. Bagaimana tidak orang yang sedang berbicara dengan nya ini adalah

"Adel."

Adel.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang