Chapter 08

111 14 0
                                    

"Sayang,katakan!mengapa kau dihadapannya begitu manis?memgapa dihadapanku kau begitu dingin?apakah aku harus menjadi Api agar bisa melelehkanmu?atau memang aku tidak berarti?"

Arga pulang.

Dijalan ia menendang-nendang apa saja yang bisa di tendang,hingga batu pun ia tendang dan akhirnya kesakitan sendiri.

Tidak lama taksi pun datang dan Arga langsung menyetop taksi tersebut.

Arga baru membuka pintu dan berniat untuk memberi tahu alamatnya,namun tidak jadi saat seseorang memegang tangan kiri nya sambil berkata "Maaf,pak.Gak jadi ya."sang supir pun mengangguk.Arga refleks menutup pintu dan jalan ke trotoar karna tarikan Adel.

"Apa si?"tanya Arga kesal.Melihat itu Adel menaikan satu alisnya,bingung."Gue kan gak nyuruh lu pulang."

Deg.

Arga kira Adel tidak tahu bahwa ia sedari tadi ada di situ.

Arga kira Adel tidak tahu bahwa sedari tadi ia memata matainya.

Arga kira Adel tidak peduli dengan sekitar.

Nyatanya Arga salah.

Dan bodoh nya sekarang Arga malah melamun di depan Adel.Di depan kafe history.

"Dia adek gue,nama nya Dela."Arga menatap Adel lekat-lekat mencari sebuah kebohangan,namun hasilnya nihil,ia tidak menemukan kebohongan,yang ada hanya ketulusan.

"Kalo dia adek lo,kenapa harus ngemessage gitu?" tanya Arga sinis.

Adel menjawab"Dia tinggal sama Bokap."

Arga berfikir keras apa maksud dari tinggal dengan Papa,Bukannya Adel pun tinggal bersama Papanya?

Melihat ekspresi Arga yang sedang berfikir keras,Adel langsung memperjelas"Gue broken home,gue bareng sama nyokap dia sama bokap."

Arga terkejut bukan main,satu hal di benak nya.Bagaimana bisa?

Adel yang memang waras,Akhirnya sadar bahwa sekarang mereka sedang di trotoar dan menghalangi orang berjalan.Maka dari itu ia langsung menyeret Arga saat Arga hendak bertanya lebih lanjut,namun akhirnya tertunda karna sudah di seret Adel.

Ditengah-tengah Adel menyeret Arga masuk ke dalam kafe,Adel berkata;

"Jangan banyak tanya dan maklumin kalo dia rada aneh dan agresif,dia suka sama gue,dia kena brothercomplex."

Dan untuk kedua kali nya Arga terkejut bukan main,dan untuk kedua kalinya pula Arga berfikir,Bagaimana bisa?

••••

Jika tadi Arga duduk di bangku pojok sambil menyumpah serapah wanita dihadapannya ini,sekarang Arga menatap wanita ini dengan tatapan iba--namun ditutupi oleh senyum tipis.

Adel yang paham akan situasi akhirnya mencairkan."Laa ini pacar kaka.Namanya Arga,"beritahu Adel hati-hati,bukannya apa-apa ia hanya takut salah bicara.

Dela menatap Arga sambil tersenyum cerah lalu menjulurkan tangannya.
"Hai!nama aku Dela,Aku adik kandung kaka Adel."

Arga menerima tangan itu dengan canggung."Hai?gue Arga,"bodoh nya Arga malah menanggapi sapaan Dela dengan pertanyaan.Tangan mereka yang bertautan pun sekarang telah terlepas.

Adel yang memang sedari tadi duduk disebelah Arga,dengan sengajanya merangkul Arga dihadapan Dela.

Yang Arga khawatirkan dari tadi adalah hati Dela.Tapi disini Adel malah dengan seenak jidat merangkul Arga.

"Udah berapa lama kak Arga sama kak Adel?"tanya Dela.

"Baru lus--"

"Satu bulanan,"tidak itu bukan suara Arga.Adel yang berkata,Adel yang berbohong.

Arga mengernyitkan dahi,tidak mengerti apa maksud Adel.Saat Arga melihat wajah Adel,Adel hanya menatap nya diam seolah olah matanya berkata ikutin-aja.

"Wah,mantap lah kak Adel!kiraiin Dela,kakak homo lagian dari dulu kaka gak ada tanda-tanda suka sama siapa gitu."

"Yeuh!makannya jangan sok tau lu ah,kecebong anyut dasar!"

Arga yang mendengar jawaban Adel hanya tersenyum geli melihat dua kakak beradik ini.Tapi tunggu.

T-U-N-G-G-U.

Bukan kah Adel-nya ini dingin?namun mengapa kini seolah benteng es itu roboh di hadapan Dela?

Banyak sekali pertanyaan yang ingin Arga sampai kan,namun entah kenapa lidah nya ini seperti beku.

"Ka Adel!papa udah nelfon,katanya aku disuru pulang,"ucap Dela sedih.Terlihat sekali bahwa ia masi ingin melepas rindu dengan sang kaka.

"Ohh,gitu?ya udah.Hati-hati dijalan yaa!"jawab Adel.

"Ya udah,kak Arga congrats ya!sabar sabar sama kak Adel."senyum nya sudah tidak bisa dinetralisir lagi.

"Iya,makasi yaa.Hati hati Del"dengan begitu Dela pun keluar kafe.

ExchangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang