Bila bukan aku yang akan kembali nanti.
Pastikanlah, tangismu tak terdengar matahari pagi.
Pastikanlah, tak terdengar semut-semut merah di kanan dan di kiri.
Pastikanlah, aku akan meredam tangismu nanti.
Aku bukan seorang yang kau cintai sepenuh hati.
Namun hati ini beralih mencintai hanya pada kamu ini.
Yang senyumnya mengalahkan mentari.
Yang suaranya selalu terekam dalam sanubari.
Bila memang bukan aku yang kembali nanti.
Janganlah kau menyesali.
Aku kan tersenyum di sini.
Di pelukan Sang Maha Dahsyat yang melindungi.
Yang cintanya tak diragukan lagi.
Bila seharusnya bukan aku yang kembali nanti. Namun surat yang seharusnya tak sampai di tangan kokohmu itu harus melukai sisi hatiku yang patah ini. Tangan kokoh milik sang pemilik hati. Yang cintanya selalu aku rindukan.
Alasan aku hidup dan alasan aku selalu tersenyum.
Suatu saat nanti sisakan aku sebuah cerita patah hati. Yang kau kemas dengan segala senyum itu. Aku sungguh merindu dengan sekadarnya denganmu.
Salviniamei
30/07/2016
05.05
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Beloved
PoetryKamu yang lalu, kamu yang kemarin, kamu yang kusayangi. cover by @hidario