1|Message from Angga|

3.2K 135 14
                                    

Natalia Pov

Sesaat setelah gue pulang dari Chosolied's Cafe gue ngerasa jantung gue deg-degan. Entah kenapa tapi hati gue juga ngerasa berterbangan. Gue yang dulu pernah sempet suka sama Angga dan terhenti karena sifat dinginnya itu tiba-tiba aja gue di samperin tadi di Chosolied's gimana gak seneng coba? Berbunga-bungalah hati gue.

From : 085977xxxxxx

" Hei Ican."

"What? Ican? Siapa yang manggil gue Ican? Kan nama panggilan gue Talia-_- ah ni orang bisa bisa aja ganti nama gue" Gue bergumam dalam hati dan berfikir siapa yang memanggil gue dengan sebutan Ican?.

"Iya? Lo siapa ya? Kok tau nomor gue? Dan nama gue Talia bukan ican? Salah sambung ya?" Messege Send

Tak lama gue menunggu balasan pesan dari nomor tak di kenal itupun langsung membalasnya. Dan oh my god kali ini dia balas bukan pakai sms tapi pakai Line? Dan dia adalah...

Angga Rizky P : hay Ican sorry pulsa sms gue abis. Tadi yang sms lo itu gue Can.

Angga? Demi apa Angga yang contact gue? Gue ngerasa pingin pingsan saat tau dia cowok yang pernah gue suka ngirim pesan ke gue tapi anehnya gue gak pernah kasih nomor gue ke Angga. Kira-kira dapet dari mana ya?.

Natalia Tesha Keisan Tiffany : Oh lo Ngga. Iya gpp. Btw lo dapet nomor gue dari mana ya? And kenapa lo panggil gue Ican?.

Angga Rizky P : Gue dapet dari Ayu Can. Ican itu panggilan khusus dari gue buat lo. Keisan = Ican.

Natalia Tesha Keisan Tiffany : Oh kalo gitu gue juga mau buat panggilan khusus ke lo Ga. Gaga hehe.

Angga Rizky P : Serah dah. Btw nomor gue lo save ya.

Natalia Tesha Keisan Tiffany : Iya udh gue save kok.

Angga Rizky P : Okedeh.

Percakapan antara gue dan Angga pun berakhir. Senangnya hati gue saat itu. Gue ngerasa jatuh di antara taman bunga.

Namun di antara hati yang sedang berbunga ini gue masih tetap merasa heran dengan sifat Angga yang tiba-tiba menjadi hangat seperti ini.
Terlihat berbeda dengan Angga yang biasa gue temui di sekolah.

- - -

"Non waktunya makan malam" terdengar suara dengan ketukan pintu dari depan pintu kamar gue.
Bi nem pembantu yang biasa melayani gue dan keluarga. Orangnya baik dan sopan sekali, semua masakan yang ia buat juga sangat enak. Beruntung gue bisa bertemu dengan bi nem.

"Iya bi. Talia masih ganti baju. Nanti Talia turun kok" teriak gue dari dalam kamar.

Tak lama setelah berganti pakaian gue pun bergegas turun dan menuju ke ruang makan untuk makan malam bersama keluarga.
Sesampainya gue di ruang makan, kedua orang tua gue sudah menunggu kehadiran gue di depan meja makan. Kebetulan di rumah gue hanya tinggal bertiga bareng nyokap dan bokap gue. Abang gue memutuskan kuliah ke luar negeri dan hanya pulang jika ada libur semester saja.

Betapa sedihnya hati gue saat gue mengingat masa-masa kecil dimana gue bermain di halaman depan rumah gue bareng abang gue. Ohya nama abang gue Randika Tedy Putra.

"Duduk sini Tal kita makan malam bersama"

"Iya ma. Hmm abang kapan pulang?" Hati gue selalu sedih saat akan makan malam bersama, tanpa kehadiran abang gue.

"Kamu kangen sama abang ya? Kan bentar lagi libur semester. Abang pasti pulang kan. Sekarang kamu makan ya. Kalo kamu gak mau makan nanti abang gak mau pulang katanya" nyokap gue berusaha menghibur hati gue seperti biasa.

"Iya pasti makan kok" gue duduk dan langsung mengambil beberapa makanan yang berada di atas meja makan.

Setelah makan malam gue langsung bergegas menuju kamar tidur dan mengambil ponsel gue yang berada di atas ranjang tempat tidur gue untuk menghubungi abang gue yang berada di luar megeri.

- - -

"Hallo" abang gue menjawab dari sebrang sana.

"Abang" terdengar isak tangis gue membuat abang gue jadi makin panik dengan keadaan gue.
Gue sangat merindukan sosok abang gue.

"Loh Tal? Talia kenapa kok nangis?"

"Abang kapan pulang bang? Talia kesepian lho"

"Gak boleh nangis gitu ah. Abang gak suka. Talia biasanya periang kok nangis. Bentar lagi kan libur pasti pulang lah abang" abang gue berusaha menghibur dan memberi penjelasan ke gue.

"Tapi lama bang. Talia gak ada temen main. Abang kuliah di sini aja ya bang"

"Iya nanti abang coba pindah ke Indonesia ya tapi Talia gak boleh nangis lagi oke"

Mendengar penjelasan abang gue, gue pun langsung menghapus air mata gue dan kembali tersenyum. Tak lupa selama gue berkomunikasi dengan abang gue. Gue menceritakan semua kejadian yang gue alami terutama tentang berubahnya sifat dingin Angga ke gue. Iya abang gue tau siapa dan apa sifat Angga, gue sempet cerita ke abang dulu waktu gue pertama kali suka dengan Angga.

Setelah sedikit berkomunikasi dengan abang gue merasa lega. Gue seneng banget saat gue ngobrol dengan abang. Abang gue pengertian banget ke gue.
Semoga gue cepet bertemu dengan libur semester agar gue juga dapat bertemu dengan abang.

Holla guyssss. Alhamdulillah gue udah sembuh wkewkewke. Thanks for reading ya. Maaf lo masih amatir walaupun udh cerita yang ke3 but gue bangga sama karya gue hehe.
Btw don't forget to voment ya!! Penting soalnya hehe.

Jika ingin lebih dekat dengan aku. Yuk add line aku : shavirafadhellya

Thanxuu. Segera di update episode berikutnya cintaa :*

Surabaya, 31 Juli 2016

Dear NataliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang