Dia, Kinal.

780 76 11
                                    

Veranda mengerjapkan matanya karena matahari sudah menampakan diri.

"Aaaaaaa..." teriak Veranda saat matanya menangkap seseorang tidur di sampingnya, karena kaget Veranda mendorongnya hingga terjatuh ke bawah kasur.

Gladukk..

"Astagfirullah.. " Orang itu ikut terkejut saat dirinya sudah di bawah kasur.

"Untung jantung gue udah ga berfungsi. Bisa mati lagi gue. Eh- bukannya gue udah mati yak.. mana mungkin mati lagi."

Seseorang yang di dorong Veranda ternyata hantu yag kemarin malam. Wajahnya kini sudah kembali seperti semula.

"Kenapa sih lo teriak-teriak? Perasaan wajah gue udah kembali normal deh" Kesalnya kepada Veranda yang tengah duduk sambil memeluk guling dan ketakutan.

"Siapa lo? Lo ngapain gue semalam?"

Hantu itu menatap Veranda dengan tatapan Cengo.. lalu menghela nafas berat.

"Gila lo. Gue tuh cewek kale.."

Veranda menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ternyata benar dia itu perempuan tapi Veranda tetap harus berhati-hati.

"Lo siapa? Kenapa lo bisa disini?"

"Sebelumnya kenalin nama Gue Devi Kinal Putri. Gue disini jagain lo, karena lo kemarin pingsan ngeliat gue. Bukan malah berterimakasih eh malah gue di jorokin"

Ve berfikir 'pingsan' ia mencoba mengingat kejadian semalam. Dan..

"Aaaaaa... mpffhh..."

"Hust.. kenapa lagi sih lo! Doyan banget teriak."

Kinal mendekap mulut Veranda dengan tangannya.

"Eh nama lo Veranda kan yah?"

"..."

"Lo, yang katanya bisa lihat hantu?"

"..."

"Ga salah lagi gue. Lo Veranda anak indigo itu kan?"

"...."

"Eh kok lo ga jawab sih!.. bisu lo?"

Veranda menepuk tangan Kinal yang masih membekap mulutnya. Dan Kinal langsung menarik tangannya.

"Hehe.. sorry gue lupa." Ucap Kinal cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sekarang Veranda mengambil nafas dan memgeluarkanya secara perlahan.

"Lo Hantu?"

"Benar.. "

"Ngapain lo disini.. perasaan gue ga pernah ngelihat lo deh, hantu dari mana lo?" Tanya Veranda ketus.

"Gue hantu sini kok. Cuma gue jarang aktif ajah di kalangan hantu lainnya."

Veranda mengerinyitkan dahinya. Lalu kembali seperti biasa karena tidak mau memikirkan hal yang tidak penting.

"Jadi lo hantu yang biasanya bikin gaduh setiap malam disini?"

"Eh jangan nuduh sembarangan, dosa loh ntar.. gue kan udah bilang. Gue jarang aktif di perhantuan jadi jelaslah bukan gue pelakunya." Elak Kinal.

"Terserah. Sekarang lo pergi dari sini."

"Kalo gue ga mau?"

"Susah banget sih suruh pergi ajah. Oke kalo ga mau pergi, gue yang akan buat lo pergi dari sini"

Veranda mendengus kesal, ia beranjak dari tempat tidur berjalan menuju dapur mengambil garam dan bawang putih lalu kembali lagi ke tempat Kinal.

Veranda menaburkan dan melemparkan Bawang dan Garam kearah Kinal.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang