Chapter 3

2.1K 272 9
                                    

Jaejoong berjalan penuh kekhawatiran menuju panti tempat Yunho tinggal. Ini adalah hari terakhir bagi Yunho untuk menyerahkan laporan keuangan perusahaan appanya. Appa Jaejoong pun sudah seperti orang yang kebakaran jenggot karena khawatir laporannya tidak selesai dan lusa pertemuan dengan para pemegang sahan akan diadakan.

Mr. Kim tidak mau dianggap sebagai orang yang tidak bertanggung jawab karena pekerjaannya yang belum selesai.

"Yunho eodie? Apa dia belum keluar kamar?" Tanya Jaejoong setelah masuk ke dalam panti

"Belum, tadi dia keluar hanya untuk mengambil makan dan ke kamar mandi untuk buang air kecil" Jawab suster Tae Hee

"Yunho..." Lirih Jaejoong sembari menatap pintu kamar Yunho
.
.
- FLASHBACK -
.
.
"Tiga juta won kalau kau bisa mengerjakannya"

Yunho sangat kaget mendengar hal itu, tiga juta won? Itu bukan uang yang sedikit. Dengan uang itu dia bisa membawa Changmin ke rumah sakit untuk terapi dan memperbaiki panti asuhan yang mulai lusuh. Belum lagi dia bisa membelikan beberapa potong pakaian untuk adik - adiknya di panti. Bukankah sudah lama mereka tidak membeli pakaian dan hanya memakai pakaian yang diberikan orang lain?

Yunho menatap bingung Jaejoong, dia tidak mengerti kenapa Jaejoong mempercayainya untuk menyelesaikan laporan keuangan itu. Dia hanya namja bisu yang bahkan belum lulus sekolah, bukankah Jaejoong bisa menyewa akuntan untuk mengerjakannya?

"Yun! Jangan melamun! Kau dalam masa genting sekarang! Changmin membutuhkan uang itu"

Yunho segera mengambil pulpen dan mulai menulis kembali.

"Kenapa kau tidak menyewa akuntan saja? Aku tidak akan mampu menyelesaikannya"

"Aku memang bisa menyewa akuntan. Tapi, aku tahu kau memerlukan uang itu Yun. Aku mohon, demi Changmin"

Saat Jaejoong mengatakan demi Changmin hati Yunho bergetar. Anak itu yang membuat Yunho mampu menjalani hidup keras, namja kecil yang sudah dia anggap adik kandungnya. Jika bukan dia yang mengumpulkan uang, siapa yang menjamin kehidupan Changmin nantinya? Tidak mungkin dia menyerah begitu saja bukan? Yunho memejamkan matanya dan membayangkan Changmin tengah tersenyum padanya dan mengatakan hal yang dia inginkan.

'Min mau makan yang banyak, Min mau pelgi jalan - jalan cama temen - temen di panti. Mau tidul dipeyuk Yunho hyungie dan Min mau jadi doktel bial gak ada lagi yang cakit kayak Min'

Yunho membuka matanya dan mengangguk perlahan. Dia kemudian kembali menggoreskan tinta pada kertasnya.

"Aku akan melakukannya jika kau menyediakan keperluanku selama empat hari ini"

Jaejoong membulatkan matanya, tiba - tiba saja matanya menghangat karena bahagia. Dia benar - benar tidak menyangka Yunho akan menyetujuinya!

"Ne!" Jaejoong mengangguk senang "Aku akan melakukannya"

Yunho tersenyum tipis, dia senang melihat wajah bahagia yang ditunjukkan oleh Jaejoong. Semoga saja Jaejoong membantunya dengan tulus dan tidak memanfaatkannya seperti orang lain.
.
.
- FLASHBACK OFF -
.
.
Dan sejak empat hari yang lalu Yunho tidak keluar kamarnya kecuali untuk keperluan yang sangat penting. Jaejoong pun setiap hari pergi ke panti untuk memantau keadaan Yunho dan tentu saja bermain dengan Changmin yang kelihatan pucat itu.

Namun Jaejoong belum bertemu dengan Yunho sejak empat hari lalu, Yunho bahkan tidak masuk sekolah. Saat Yunho keluar kamar, dia tidak keluar kamar meskipun suster Tae Hee memanggilnya. Yoochun pun begitu, sejak Jaejoong menceritakan apa ytang terjadi pada Yoochun, namja itu membantu Junsu dan suster Tae Hee merawat anak - anak panti.

VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang