I Want Hear Your Voice Chapter 6

1.6K 110 17
                                    

I Want Hear Your Voice Chapter 6
Author Luksa Gyueren Kyuzizi.

----
Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, tanpa terkecuali... termasuk Woohyun.
Ceria, menyenangkan, dan ramah. Tapi ia punya sifat egois yang membuatnya tak mempedulikan orang lain. Sifat menyebalkannya ini muncul sejak masih berumur sembilan tahun, saat itu ia tak sengaja mendengarkan obrolan temannya yang mengatakan bahwa mereka berteman dengan Woohyun karena uang.
Sampai sekarang pun ada beberapa diantara temannya yang tetap bergaul dengan dia karena alasan sama, Woohyun si ATM berjalan.
Ia memang mudah bergaul, tapi sikap tak acuhnya masih melekat dalam pribadinya, ia tak pernah benar-benar serius memperhatikan orang-orang disekitar, orangtuanya pun bahkan sampai khawatir seandainya Woohyun akan terus seperti ini.
Selain itu... ketika Woohyun menyukai sesuatu, ia akan benar-benar menempel dengan hal itu, tapi lama kelamaan ia akan bosan dan mencari hal baru lainnya. Intinya; dia cepat bosan.
----
----
Beberapa hari berlalu, Gyu mengirimkan pesan untuk Woohyun sejak kemarin tapi sampai hari ini tak ada balasan.
Hal yang dibenci Gyu kini bertambah satu, yaitu: Menunggu.
Di restauran pun Gyu selalu mengecek ponselnya tapi sama sekali tak ada balasan. Menjelang kerja part time di toko musik, Gyu mengirimkan pesan lagi;
'Apa kau baik-baik saja?'
Bagaimana seandainya terjadi sesuatu pada Woohyun?
Ia menelepon Woohyun, telepon tersambung tapi tak diangkat, seharian ini tak ada sedikitpun kabar tentang Woohyun.
Gyu tertidur sambil memegang ponsel, berharap ada balasan datang walaupun hanya satu patah kata.
--
--
--
Kenyataannya, Woohyun memang membalas hanya beberapa patah kata. Esok harinya Gyu tak patah semangat dan mengirim pesan; 'Aku punya film bagus, kau mau nonton?'.
Tiga jam kemudian balasan dari Woohyun datang, ia hanya mengetik 'Aku sibuk'.
Rasanya aneh, ia jadi terkesan dingin, biasanya ia selalu membalas sms dengan kalimat panjang.
Selama dua hari ini Gyu jadi galau gara-gara Woohyun yang tak berkabar. Di siang hari, akhirnya ada telepon dari Woohyun. Gyu tampak bersemangat, ia harus izin dulu ke belakang gedung restauran untuk mengobrol dengan Woohyun agar tak ada yang mendengar suaranya.
"Halo? Woohyun?"
"Gyu, maaf. Jangan hubungi aku lagi."
Tiba-tiba telepon terputus. Bingung bercampur kaget, Gyu melihat ponselnya, tadi itu benar-benar suara Woohyun dan ia mengucapkan hal seperti itu?
'Jangan hubungi aku lagi'
Gyu mencoba menelepon tapi teleponnya tak tersambung.
Mengesalkan... Gyu sama sekali tidak bisa fokus, ia lebih sering melamun.
Apa mungkin... Woohyun sudah bosan dengan Gyu?
---
---

Sementara itu_ di rumah keluarga Nam.
Woohyun sedang belajar di kamarnya, di belakangnya ada wanita paruh baya berkacamata, wajahnya kelihatan galak.
"Songsaenim, tolong kembalikan ponselku."
"Tidak bisa. Kau melanggar peraturan. Dilarang menggunakan ponsel!"
"Tapi tadi aku belum selesai bicara." Woohyun panik, ponselnya disita oleh guru les dan juga orangtuanya secara bergantian.
Ujian kelulusan hanya tinggal beberapa bulan lagi, nilai Woohyun merosot dan ada empat kali bolos, ia terancam tidak lulus kalau terus-terusan seperti ini. Orangtua Woohyun sengaja menyewa guru les privat, guru lesnya itu sangat tegas.
Tadi Woohyun sempat berhasil mengambil ponselnya lagi, ia berusaha menghubungi Gyu dan ingin mengatakan;

'Maaf Gyu, Jangan hubungi aku lagi.... Guru lesku galak, kalau ketahuan, jam pelajaranku bisa bertambah dua kali lipat. Nanti aku yang akan menghubungi, tolong sabar ya! Ohya film yang waktu itu kau ceritakan, nanti kita nonton bareng. Pokoknya, tunggu saja aku! Secepatnya aku akan menghubungimu. Yang kemarin menulis pesan 'Aku Sibuk' itu bukan aku, tapi guru lesku!'

Sayangnya... guru les Woohyun merebut ponsel saat Woohyun baru mengucapkan;
'Jangan hubungi aku lagi'. Kalau Gyu sampai salah paham bagaimana?
Woohyun dilarang pergi keluar rumah selama seminggu, ia harus fokus sepenuhnya sampai nilainya bisa berubah. Tapi tampaknya jadwal mati-matian ini justru membuat Woohyun semakin pusing, tidak konsen dan stres.
Empat hari berlalu, Woohyun akhirnya bisa mendapatkan ponselnya lagi saat guru lesnya itu lengah.
Sepuluh panggilan tak terjawab.
Dua puluh empat pesan.

I Want Hear Your Voice (IWHYV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang