Part 6 - New Day

71 3 1
                                    

"aaaarrgghhhhhh......." teriak anthea saat dirinya merasakan ada tangan yang melingkari pinggangnya, thea bangun dari tidurnya dan sontak berlari ke arah dinding dan merasa ketakutan.

Devan yang terkejut dengan sikap dan kelakuan thea hanya bisa diam di atas ranjang mereka, sementara thea masih saja menangis di dinding kamar. 

Devan pelan pelan berjalan mendekati thea, tapi thea semakin terlihat ketakutan dengan devan, baru kali ini devan beruntung kamarnya di lapisi dengan kedap suara karena dengan itu orang tuanya tidak akan mendengar jerit histeris thea pagi ini.

Devan memegang bahu thea mencoba menenangkan thea tapi usahanya semakin membuat kencang tangisan thea. Tapi semakin kencang teriakan thea semakin kencang pula pelukkan devan.

"tenang thea, kamu kenapa?? thea, aku tidak akan menyakitimu, percayalah" ucap devan dengan lembut di telinga thea, tak berapa lama kemudian tangis thea mereda beriringan dengan hilangnya kesadaran thea.

devan yang merasakan bahwa thea pingsan langsung membawa thea dan membaringkan badan thea di ranjang kemudian menyelimuti thea.

Ada apa denganmu thea??, Kenapa kau takut sekali denganku? Batin devan sembari mengusap kening thea yang basah karena keringat, devan masihbtak mengerti dengan keadaan thea hari ini yang tiba tiba histeris.

Devan meninggalkan thea turun kebawah untuk sarapan sekalian membawakan thea sarapan.

"Devan, kok sendirian thea mana?"
"Masih tidur mi, kecapean, nanti biar devan bawain sarapan buat thea" sengaja devan tidak bicara sebenarnya karena takut mami kawatir dengan thea.
"mami kenapa senyum senyum gitu, dathan ngeri liatnya" iya memang semalem dathan pulanh ke rumah mami karena kalo kerumah kejauhan dathan ga kuat nyetir.
"Penganten barunya lagi kecapean"
"Emang habis ngapain mi?"
"Tanya sana sama kakakmu itu"
"Enak ga kak semalem"
"Mami, dathan udah dong kasian devan" seru Papi menengahi mereka yg sedang menggoda devan.
"Sarapan devan, biar nanti sarapannya thea bibi yg anter"
"Ga usah pi, biar devan aja yg anter ke kamar"

Devan yang telah selesai menghabiskan sarapannya kemudian mengambilkan sarapan untuk thea dan kemudian naik ke kamar.

"Kamu sudah bangun thea?" Sapa devan ketika melihat thea sudah duduk di sandaran ranjang.
"Tenang thea, aku hanya ingin membawakanmu sarapan, kamu ingin makan sendiri apa aku suapin?" Tawar devan tapi thea tak bergeming
"Mungkin kau masih takut denganku, kamu bisa makan sendiri?" Devan meletakkan sarapan yang dia bawa ke nakas di sebelah ranjangnya, kemudian berjalan menuju kursi menjaga jarak dengan thea.

Devan mengamati thea yang hanya diam tak kunjung makan. Sementara thea sedang menahan tangisnya merasa bersalah atas sikapnya tadi pagi yang mengejutkan devan.

"Maaf kak" cicit thea sambil menahan tangisnya, tapi masih sanggup di tangkap oleh telinga devan.

Devan berjalan mendekati thea, ingin sekali dia menenangkan gadis ini, tapi devan khawatir thea masih takut dengannya. dia hanya berdiri di sambing ranjang sambil memperhatikan thea yang masih pucat.

"kamu kenapa thea? kamu bisa cerita apa aja sama kakak" tapi thea hanya diam tak menjawab pertanyaan devan, thea masih belum siap untuk menceritakannya, thea takut devan akan marah dan membenci thea.

"makanlah nanti siang kita pindah ke apartement, kamu tidak keberatan kan?" thea hanya menggelangkan kepalanya tanda dia tidak keberatan dengan keputusan devan. 

Devan melangkah keluar kamar, devan tak mengerti kenapa tiba tiba thea sangat ketakutan dengannya tadi pagi. Padahal seingatnya semalam dirinya tidak melakukan apa apa terhadap thea selain memeluknya dan seingat devan badan thea memang sempat menegang tapi devan hanya menganggapnya sebagai reflek karena ini kali pertama devan memeluk thea, tapi kenapa thea sangat ketakutan pagi harinya.

_______DnA_______

Dathan yang melihat devan turun dari lantai atas dengan wajah capek kemudian mendatanginya.

Mereka berdua kemudian duduk dikursi malas di halaman belakang rumah mereka yang mempunyai kolam renang.

"Kenapa kak, kucel amat muka penganten baru ini"

"Gue bingung than"

"Bingung kenapa kak, bingung mau pake gaya apa lagi?"

"Ngaco lo kalo ngomong" dathan tertawa kencang melihat raleaksi kakaknya yang satu ini.

"Lo kenal thea udah lama than?"

"Udah dari jam dia SMP kak"

"Lo, kenal banget dong sama thea?"

"Ya, lebih dari 8 tahun kenal, tahulah semua tentang thea mulai yg dari yang sederhana sampe pacarnya pun q tau

Thea anak yang manis, ceria, tegar, tapi kadang usil banget, pekerja keras ya mungkin karena dia tumbuh besar di panti asuhan tapi dia juga bisa manja banget sama aku, pribadi yang menyenangkan"

Devan belum melihat pribadi thea yang seperti itu, mungkin karena mereka baru dua hari bersama jadi devan masih tidak mengerti dengan sikap thea, devan ingin sekali membicarakan tentang sikap thea tadi pagi tapi devan urung menceritakannya kepada dathan.

"Thank ya" devan menepuk pundak dathan dan kembali masuk ke dalam rumah.

Dathan hanya memperhatikan devan yang berlalu kembali ke dalam rumah.

_______DnA______

"Kamu udah setiap thea?" Thea hanya mengangguk sebagai jawabannya. devan tak habis pikir dengan thea, kenapa thea yang diceritakan dathan berbanding terbalik dengan thea yang devan lihat saat ini, tapi devan tak ingin terlalu mempikirkanya,

Sesaat kemudian devan dan thea keluar kamar dan turun untuk berpamitan kepada mami dan papi.

Mami memeluk thea sangat erat seakan tak rela melepas thea
"Devan, kamu harus jagain thea kalau thea sampai kenapa napa, awas kamu" pesan mami sambil tetap memeluk thea.

"Iya mami, thea aman sama devan, lagian yang anak mami kan devan" jawab devan sambil mengambil alih thea dari pelukkan maminya. Dan lagi lagi devan merasakan thea menegang dalam pelukkannya.

"Thea itu anak mami juga, lagian kamu si kelamaan ga pulang kerumah"

"Kami berangkat dulu mami papi"

"Dathan juga deh mami papi, ikutan pulang kerumah" 

Mereka memasuki mobil mereka masing masing dan melajukan mobil mereka ke arah tujuan masing masing. Devan dan thea ke apartement sedangkan dathan ke rumahnya.

Disepanjang perjalanan hanya hening mengisi mobil devan dan thea, tak ada percakapan antara mereka berdua.

Ingin sekali devan memulai percakapan tapi dia tidak tahu harus memulai dari mana dan terlebih lagi devan tak ingin membuat thea semakin takut kepadanya.

Devan dan thea sampai diapartemen baru mereka, devan membawa koper mereka kedalam walk in closet dan thea menata baju baju mereka dan lagi lagi hanya hening yang mengisi kekosongan mereka berdua.

Devan tak ingin berlama lama dengan suasana seperti ini, karena ini semua tidak sehat untuk kelanjutan rumah tangga mereka.

"Thea, kakak boleh bertanya" thea hanya menganggukkan kepala tanda setuju.

"Apa yang terjadi tadi pagi, kenapa kamu teriak histeris seperti itu?"

Thea hanya diam tapi mata thea berubah sendu sangat memancarkan kesedihan, badan thea mulai bergetar keringat dingin mulai bercucuran di badan thea, devan yang melihat itu semua mulai khawatir dengan keadaan thea dan bermaksud mendekatinya tapi belum sampai devan ke hadapan thea, thea lebih dulu pingsan untung saja devan sempat menompangnya.

Devan membaringkan thea diatas ranjang mereka, kemudian membersihkan keringat thea yang bercucuran, suhu badan thea mulai tinggi. Tanpa basa basi devan memanggil dokter ke apartemennya.

TBC

Enjoy with my story ya....semoga menghibur hari minggu kalian.....

Jangan lupa komen dan vote nya....beri aku dukungan buat selesain crita aku ini ^^

#ErvinaAzalea

Devan & AntheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang