Part 3 - Dilema

93 3 3
                                    

Author POV

"What?" teriak devan setelah mendengar pengumuman atau apalah istilahnya yang penting kabar itu sangat amat mengejutkan bagi devan dan satu lagi itu sungguh tidak masuk akal buat devan. apalgi ini dia di jodohkan dengan cewek, ralat  dia masih anak kecil buat devan, yang baru saja dia kenal buakn sebulan dua bulan tapi baru devan kenal hari ini, iya kalian tidak salah dengar devan baru mengenalnya HARI INI, perlu di ulang lagi, oh tidak perlu karena itu hanya akan semakin membuat devan muak. 

"Papi, jangan ngarang gitu deh kalo ngomong, devan kan baru kenal thea hari ini, dan hari ini juga devan di tunangin sama thea? Yang bener aja,pi"
"Devan, papi sama mami udah terlalu lama nunggu kamu pulang bawa calon mantu, dan sekarang ini mantu pilihan mami sama papi, kamu harus terima itu, thea anak baik devan" Tegas papi kepada devan yang hanya bisa menatap marah kepada kedua orang tuanya.
"Bagaimana dengan kamu thea? Kamu bersediakan menjadi anak mantu mami papi?"tanya mami kepada thea yang sedari tadi hanya diam saja, sepertinya thea sulit mencerna kejadian hari ini.

"lebih baik thea pergi sekarang ma, pa, thea pamit dulu" kemudian thea berlari keluar rumah dan berlari entah kemana.

Dathan lah orang pertama yang tersadar dari semua kejadian ini dan dia yang kemudiana bergegas lari mengikuti thea keluar rumah. Beruntung dathan menemukan thea sedang duduk di taman komplek rumah, dathan menghampiri thea dan duduk di sebelah thea membiarkan thea menenangkan diri terlebih dahulu.

"kak, kenapa tiba tiba jadi gini si, thea masih ga ngerti  sama semua ini" suara thea terdengar lirih tapi masih mampu tedengar ditelinga dathan, dathan hanya tersenyum miris melihat adik angkat kesayangannya ini terbebani dengan acara perjodohannya dengan devan. dathan menarik pelan tubuh thea kedalam pelukannya membiarkan thea menangis sepuasnya. dathan sadar dirinya bukan orang yang mampu memberikan nasehat terbaik buat thea untuk saat ini, hanya ini yang bisa dathan lakukan untuk menenangkan thea.

Merasa thea lebih nyaman dan stabil, dathan mulai angkat bicara "Kalau kamu meragukan kak devan, kamu salah thea, kamu memang baru mengenalnya hari ini, tapi kakak yakin kamu akan menyukainya" devan berhenti sebentar memperhatikan thea dalam pelukkannya dan membelai rambutnya memberi sebuah kenyamanan untuk thea "kak devan mungkin dari luar sangat dingin tapi sebenarnya dia orang yang sangat menyayangi keluarganya, dan orang pertama yang rela bertaruh untuk keluarganya, kelak kak devan akan melindungi dan menyayangi kamu seperti kak devan melindungi dan menyayangi kami" 

"Semua keputusan ada di tangan kamu thea, jangan pernah terpaksa menerimanya hanya karena kamu merasa berhutang budi pada kami, ikuti kata hati kamu thea, karena itu yang paling benar"

"Makasih kak, kakak emang yang paling ngerti thea" thea kembali menyurukkan kepalanya ke dada dathan, dathan hanya tersenyum dengan kelakuan thea yg kadang manja banget.

"Pulang yuk, kakak anterin" Dathan membimbing thea kembali ke rumah, Kemudian mengantar thea dan juga bunda pulang ke panti, mungkin ini yang terbaik untuk mereka semua hari ini, biarkan mereka berfikir jernih untuk mengambil sebuah keputusan besar yang menyangkut kelanjutan masa depan devan dan anthea.

___________DnA__________

Di dalam kamar Anthea memeluk kakinya berusaha menenangkan pikirannya yang semakin kalut tapi semua usahanya gagal. Anthea semakin bingung harus berbuat apa, dia tidak ingin mengecewakan keluarga Rafandra yang selama ini selalu membantu panti asuhan dan sangat baik kepadanya, thea sangat sangat berhutang budi kepada keluarga itu. Tapi disisi lain thea tidak siap untuk menjalin hubungan apapun dengan siapapun apalagi thea baru mengenalnya hari ini, sekalipun itu bagian dari keluarga Rafandra.

Sementara di kamar devan, devan mengerang frustasi karena ulah mami papi nya yang seenaknya aja ngejodohin devan dengan si anak kecil thea itu. Devan tidak habis pikir dengan kelakuan mami papinya yang Bisa bisa punya ide segila itu, hanya karena ingin punya seorang mantu. Tapi dia juga tak ingin mengecewakan mami papinya, itu sangat tidak mungkin, lalu apa yang harua devan lakukan, devan semakin frustasi dengan kejadian hari ini, sungguh sangat menyita pikirannya. 

Devan & AntheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang