Eight~OH MY-!

14.9K 1.3K 24
                                    

Please kali ini gue mohon, jangan jadi dark readers kawan!!!!













Dimas menatap lekat satu persatu lembaran foto ditangannya, lalu mengalihkan pandangannya pada rumah bercat putih gading didepannya.

Tak ada yang berubah, ternyata.

Detik selanjutnya ia mengangguk senang, dengan semangat ia menuruni mobil mercedes hitamnya dan mulai menekan beberapa kali bel di dinding samping gerbang.

Gadis dengan hot pants merah dan kaos oblong berwarna senada berlari tergeasa-gesa menuju gerbang setelah mendengar bel rumahnya berbunyi beberapa kali, dengan terburu ia membuka kunci gerbang lalu sedikit mendorong gerbang hitam itu.

Gadis itu mendongak, saat mendapati seseorang di depannya." Siap.. ah, Bayu?" Matanya membulat sempurna dan kakinya mundur satu langkah karena terkejut.

Dimas tersenyum ramah, ia membenarkan kacamata minus berwarna cokelat yang bertengger di hidungnya. "Hai Prill, ganggu ya?" Laki-laki itu kembali mengumbar senyum manis miliknya.

"Eh, enggak kok. Ada apa?" Prilly tersenyum menetralkan degub jantungnya karena terkejut tadi, ia berusaha agar tak terlihat gugup didepan pria manis itu.

"Gue mau ngajak keluar jalan-jalan, lagi boring aja dirumah. Abis Ali ngajak ribut terus!"

Gadis itu berfikir sebentar. "Em, boleh sih aku ganti baju bentar ya?" Prilly berbalik, bersiap untuk kembali kedalam rumahnya, namun cekalan tangan menghentikan langkahnya membuat ia berbalik lagi mengahadap Dimas dengan kerutan didahinya.

"Gue gak disuruh masuk?, mau pamit sama bokap nyokap lo nih!!" Ucap Dimas.

"Aduh, gak usah, aku sendirian dirumah kok." Dimas mengangguk mengerti, ia melepaskan cekalan tangannya dan mengedikkan dagunya, menyuruh Prilly kembali masuk.

Prilly berlari kecil memasuki rumahnya, dan menghilang ditelan pintu, bersamaan dengan itu senyuman mengerikan menghampiri wajah Dimas. Cowok itu kembali mengambil ponselnya yang ia simpan disaku celana, dan mengirimkan pesan kepada seseorang disebrang sana.

"Dimana?"

Setelah menunggu beberapa saat, ponselnya kembali berbunyi.

"Jalan belakang club lux!"

Setelah mendapatkan balasannya, kedua sudut bibirnya terangkat kembali, menunjukan seringaian licik yang menakutkan.

_ † _

"Kita mau kemana sih sebenarnya?" Prilly memandang Dimas meminta jawaban, karena sedari tadi ia hanya dibawa berkeliling tak tentu arah.

Dimas meringis lucu. "Gue juga gak tau mau kemana." Ucapnya Tanpa mengalihkan pandangannya pada kemudi.

"Ih Bayu gimana sih?!" Prilly membuang muka dengan wajah cemberut, kedua pipinya ia gembungkan membuat gadis itu semakin terlihat lucu nan menggemaskan.

"Lo lucu banget sih, gemes gue!" Dimas terkekeh seraya mengulurkan satu tangannya untuk mengacak rambut Prilly.

"Ih Bayu jangan diacak-acak, rambut aku jadi berantakan nih!" Prilly merengek, dengan tangannya yang merapikan rambut panjangnya. Dimas semakin terkekeh.

"Maaf deh, Btw, cuma elo doang loh yang manggil gue Bayu." Prilly melirik Dimas kesal.

"Trus aku harus manggil apa?" Prilly masih menampakkan wajah cemberutnya.

"Biasanya sih yang lain manggil gue Dimas, tapi kalo lo mau manggil gue Bayu juga gak papa kok." Dimas mengarahkan kemudinya kearah kanan, dan kembali fokos ke jalan.

He's My Bad Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang