Enjoy guys:)
***
Tokk..tokk..tokk..
Suara ketukan pintu menyadarkan Dhika yang tengah membaca buku biologi untuk membuka pintu tersebut dan mendapati Kevin yang membawa buku ditangan dengan cengiran khas nya.
Dhika berdecak sebal "apaansih? Ganggu vin. Pasti lo ada maunya kan?" Tebak Dhika
"Sumpah demi apa? Lo cenayang Dhik?" Heboh Kevin saat tebakan Dhika benar
Dhika meninggalkan Kevin berdiri di pintu dan beranjak menuju kasurnya untuk kembali membaca buku biologi. Kevin pun masuk kekamar Dhika yang terlihat bersih dan rapi tak seperti kamarnya yang seperti kapal pecah.
Bahkan sisi mamanya sudah beribu ribu kali memarahi Kevin untuk merapihkan kamarnya sendiri setiap pagi. Tapi bukan Kevin namanya kalau selalu ada alasan untuk tidak merapihkan kamarnya sendiri.
"Dhik" panggil kevin
"Hmm" guman dhika dengan mata yang masih tertuju pada buku biologinya
"Bantuin gua ngerjain tugas bahasa indonesia dari bu Ita dong" pinta Kevin dengan wajah memelas
"Males"
"Yaelah, lo kan ganteng ya walaupun masih gantengan gua kemana mana, baik, pinter pula. Ayo dong Dhik bantuin kembaran lo yang satu ini" rengek Kevin sambil menggoyang goyangkan tangan Dhika persis seperti anak kecil sedang meminta permen
"Ganggu banget sih! Lagian sejak kapan lo jadi rajin begini?" Tanya Dhika
"Sejak sekarang, lagian gua tadi udah di hukum sama bu Ita gara gara telat ngerjain ini tugas. Dan gua disuruh ngerjain ini tugas sebanyak tiga kali. Gila ya tuh guru, tangan gua bisa keriting lama lama nulis sebanyak ini" jawabnya dengan satu tarikan napas.
"Bisa diem gak sih vin? gua lagi belajar juga" ucap Dhika yang kembali fokus pada buku biologi nya
"Gak bisa, sebelum lo mau bantuin gua buat ngerjain tugas ini" jawab Kevin dengan nada santai yang justru membuat Dhika geram dan menutup bukunya, hal itu membuat Kevin tersenyum penuh kebanggaan.
"Yes.. lo mau bantuin gua kan? Ayo sekarang mulai dari mana?" Kevin semangat. Dan mereka pun hanyut dalam tugas tersebut.
.
.Berbeda dengan dua kembarannya yang sekarang berada dalam rumah untuk mengerjakan tugas. Fajri sekarang sedang duduk di sebuah cafe dengan nuansa klasik ditemani secangkir kopi didepannya.
Sambil melihat kearah jendela yang berada di sampingnya, Fajri mengingat kejadian 2 tahun silam yang membuatnya seperti sekarang ini (playboy).
Dua tahun silam Fajri Alvarez Hantanara seorang lelaki yang pandai dan setia. Namun semua nya hilang begitu saja. Fajri menjadi sosok yang malas, bandel, dan playboy.
"Maaf jri aku gak kuat" ucap seorang perempuan
Sebesit ucapan perempuan itu kembali muncul dalam benaknya. Tak bisa di pungkiri perlahan air mata nya yang dari tadi ia tahan keluar begitu saja. Hanya sedikit namun mempunyai banyak makna.
Mungkin ia terlihat kuat, tapi kenyataannya? Rapuh seperti kayu yang sudah tua. Dengan cepat Fajri menghapus air matanya, agar tak ada yang tau bahwa dia sedang menangis.
Kembali meminum kopi di depannya dan disaat yang bersamaan sesuatu bergetar di saku celana kanan Fajri. Diambilnya benda pipih itu lalu, nama 'mama' yang tertera disana.
"Hallo ma?" Fajri yang lebih dulu memulai pembicaraan.
"Kamu dimana? Ini udah jam berapa Jri? Buruan pulang" omel sisi
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplets
Teen Fiction. . Secara fisik mereka berbeda tapi ternyata sama? Tiga bersaudara dengan umur yang setara. Ok mereka adalah si kembar tiga. . .