7

227 22 3
                                    

Enjoy guys:)

***

"Papa mau kamu keluar dari Futsal" pinta Ari

Deg

"Kevin gak bisa" jawab Kevin cepat

Semua yang berada diruangan TV diam, menatap anak dan ayah yang sebentar lagi akan ada perdebatan hebat.

"Sekali aja nurut gak bisa?" Tanya Ari

Kevin tersenyum kecut "papa bisa nyuruh aku apa aja, asal jangan suruh aku keluar dari futsal"

"Aku sama Futsal itu, sama aja kaya aku cinta sama orang yang aku gak akan ngebiarin siapapun misahin aku sama orang itu" tutur Kevin

"Tapi akademik kamu juga ditingkatin, kaya Fajri dan Dhika" ucap Ari dengan nada datar

Kevin mendengus "kevin udah coba tapi gak bisa, kevin bukan Dhika yang pinter dibidang akademik, atau Fajri yang bisa ngimbangin dengan ekskul basket dia. Aku ya aku, jangan sama in aku dengan yang lain, karena setiap orang punya perbedaan masing-masing" setelah mengatakan itu, Kevin pergi keluar rumah menggunakan motornya

"Bukan cuma Kevin yang gak suka di sama samain, aku sama Dhika juga sependapat sama Kevin" tutur Fajri

"Wali kelas Kevin memang gak suka sama siswa yang sering dispen. asal papa tau, anak papa itu udah sering banget ngebanggain sekolah, tapi penghargaan dari orang orang yang dia sayangi gak ada sama sekali" kali ini Dhika lah yang angkat bicara

Mendengar penuturan Dhika, Ari terdiam. Ada penyesalan di dalam hatinya karena sudah memarahi Kevin tadi.

"Kevin pernah bilang sama Fajri, kalo dia sebenernya sedih gak bisa ngebanggain papa sama mama dengan cara dapet rangking. Kevin terus menerus menangin suatu turnament, karena cuma itu yang dia bisa" ucap Fajri

"Setiap diri punya caranya sendiri untuk membuat dia menjadi terlihat lebih dimata orang" tutur Dhika setelah itu dia mencium pipi ari dan sisi lalu naik ke atas menuju kamarnya dan diikuti oleh Fajri.

.
.

Kevin memacu motornya dengan kecepatan tinggi, sakit yang ia rasakan. Saat disuruh keluar dari satu-satu nya kebanggaan yang dia punya. Hanya dengan futsal lah dia bisa membanggakan kedua orang tuanya, tapi apa yang ia dapat dari orang tuanya? Nihil

Entah apa yang membawa dirinya kesini. Kevin memarkirkan motornya di samping sekolah, lalu memanjat pagar untuk masuk kelingkungan sekolah. Sekarang sudah pukul sembilan malam, tidak adanya orang disekolah mempermudah Kevin memanjat tanpa harus ketahuan orang.

Ia berjalan menyusuri koridor sekolah menuju lapangan futsal yang dibuat indor. Sunyi... satu kata itu yang dapat mendeskripsikan sekolah saat ini.

Kevin mengambil satu bola, lalu menendangnya dengan penuh emosi. Hingga ia melakukannya berkali-kali

"Arghhhh!!!" Jerit Kevin sambil mengacak acak rambutnya

Sudah lebih dari satu jam Kevin disekolah, keringatnya sudah bercucuran hingga kaos yang ia gunakan basah.

Ia memutuskan untuk pulang, karena perasaannya sedikit lebih membaik.

***

"Pagi pa, pagi ma" ucap Dhika sambil duduk di kursi yang ada di meja makan

"Pagi.. Fajri sama Kevin mana?" Tanya Ari

"Fajri tadi lagi pake sepatu di kamarnya, kalo Kevin gak tau" jawab Dhika

Ari mendengus "dia gak pulang dari semalem?" Tanya Ari

Tuk tuk tuk (anggap aja suara sepatu yang turun dari tangga)

TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang