9

117 7 2
                                    

Enjoy:)

***

Pagi ini Dhika bangun kesiangan bersama dengan Kevin, berbeda dengan Fajri yang sudah stay di kelas untuk belajar, mungkin?

Dhika dan Kevin sedang berlari mengelilingi lapangan, perintah dari anak osis yang sudah disetujui pihak sekolah.

"Capek Vin! " ucap Dhika disela-sela larinya sambil ngos-ngosan.

Kevin terkekeh mendengar ucapan Dhika. Jujur dirinya juga lelah, tapi Kevin sudah terbiasa dengan ini. Mengingat Kevin merupakan anak futsal.

"Lemah lo." ejek Kevin sambil berlari cepat agar Dhika yang sudah siap menjambak rambut Kevin tak bisa mengejarnya.

Dhika menggerutu dalam hatinya, awas lo kevin

15 kali keliling lapangan mampu membuat Dhika kelelahan begitu juga dengan Kevin. Namun di lihat dari raut wajah, Dhika terlihat lebih sengsara, sedangkan Kevin biasa saja.

"Gua ke kelas duluan." ujar Kevin sambil menepuk pelan bahu Dhika.

Kini Dhika sendiri, melewati koridor sekolah arah menuju kelasnya. Di pertengahan jalan menuju kelas, Dhika tidak sengaja melihat Gilda yang sedang duduk di depan ruang guru. Seperti sedang melamun.

Dhika berfikir, mungkin Gilda ada urusan dengan seorang guru. Karena Gilda seorang anggota osis, jadi sangat memungkinkan kalau dia berurusan dengan guru.

Tak berniat menegur, Dhika berjalan di depan Gilda dengan santai. Mata Dhika sekali melirik kearah Gilda yang tidak sadar akan Dhika yang lewat didepannya.

Dilihat dari wajahnya, Gilda tampak sedang sedih. Sejujurnya Dhika ingin bertanya, ada apa dengan raut wajah gadis cantik tersebut. Tapi niatnya diurungkan, karena merasa timing kurang pas. Jadilah Dhika kembali melanjutkan perjalannyanya menuju kelas.

.
.

Disisi lain, seorang Fajri Alvarez Hantanara sedang sibuk mengerjakan soal-soal matematika yang mampu menguras otaknya yang tidak sepintar Dhika. Tangannya sibuk mencoret-coret kertas putih dengan rumus-rumus yang membingungkan.

"Anjir susah amat sih" gerutunya pelan, takut-takut ibu guru galak di depan sana mendengar.

Fajri menghela napasnya kasar, 5 soal latihan yang diberikan gurunya cukup membuat darahnya naik.

Drrtt drrtt

Handphone Fajri bergetar, ternyata sebuah line masuk.

Kevin
Bang, temenin gue
ada tanding futsal

Fajri
G gw sbk

Kevin
Apasih singkat banget?
Ayolah, gua mau tanding, harga diri gua ini. Buruan keluar, gua tunggu ujung koridor.

Fajri lagi-lagi menghela napasnya kasar, sambil menyimpan handphonenya di saku celana kiri. Setelah itu bangun dari duduknya, menghampiri bu Susan untuk izin.

"Bu saya izin keluar sebentar" tutur Fajri santai.

Bu Susan menatap Fajri dengan tajam "Mau apa? " tanyanya.

"Sakit perut bu, mau ke toilet"

Bu Susan mengangguk sekali, dan itu membuat Fajri tersenyum menang.

Fajri berjalan menuju ujung koridor kelas IPS, tempat yang disebutkan Kevin lewat Line tadi. Dan benar, sudah ada Kevin disana.

"Apaan?" tanya Fajri to the point.

Kevin menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sama sekali "Hehe, temenin gua bolos yok, males gua di kelas, bete" ucap Kevin

"Katanya mau tanding? " tanya Fajri

Kevin menggeleng sambil memberi cengiran khasnya. "Kalau gua bilang mau bolos, lo pasti nggak mau nemenin"

"Ayolah bang" bujuk Kevin.

Fajri menatap Kevin, giliran ada maunya saja. Kevin pasti memanggil dirinya dengan embel-embel bang.

Tak lama Fajri mengganguk, karena merasa bosan dengan pelajaran matematika yang juga menyebalkan itu.

"Sehari nggak bolos bisa nggak sih? Gua bilangin bokap ntar lo" tutur Fajri sedikit memberi nasehat kepada adiknya yang memang bandel.

"Iya bisa, kapan-kapan kalo nggak ujan ye" Jawab Kevin seraya terkekeh pelan

.
.

Fajri dan Kevin sudah berada di cafe tempat Nessya bekerja. Sebuah perdebatan kecil sebelum akhirnya memutuskan untuk ke cafe tersebut.

"Asli, gua mau di warung padang Jri. Kagak kenyang disini." oceh Kevin yang masih saja tidak terima.

Fajri terkekeh pelan "Nanti aja, kita ngemil dulu disini. Gua bayarin deh."

"modus" ucap Kevin dengan nada pelan namun masih bisa didengar sang kakak.

Mata fajri kini menatap ruang cafe dengan seksama namun yang dicari tak menampilkan batang hidungnya. Bodoh satu kata yang terlintas di otak Fajri. Bagaimana mungkin dirinya bisa menemukan nessya, sudah jelas bahwa gadis tersebut sedang sekolah.

"Mau lo nyari sampe lebaran juga kagak bakalan muncul tuh cewek, dasar bego." lagi-lagi Kevin mengeluarkan ocehannya.

Fajri menatap Kevin tajam "Kata-kata lo ajaib banget ya kalo ngomong sama gua, heran." protesnya.

Kevin hanya menaikkan alisnya bermaksud untuk menantang. Namun hal itu hanya akan menjadi sebuah kesia-siaan, karena Fajri yang tak peduli.

Fajri Alvarez Hantanara, si misterius yang punya banyak rahasia. Rahasia cinta lebih tepatnya. Semua berawal dari satu kejadian yang membuat dirinya menjadi seorang playboy kelas kakap.

"Kenapa harus nessya?" tanya Kevin tiba-tiba. Lalu dijawab Fajri dengan mengangkat bahunya, bertanda dia juga tidak tahu.

"Bukan pelampiasan karena dia mirip kan?"

Deg

Pertanyaan kedua Kevin mampu membuat Fajri yang baru akan mengambil gelas berisi minuman pun terhenti. Cukup kaget dengan pertanyaan tiba-tiba Kevin.

Sejujurnya Fajri juga tidak seberapa paham, apa yang membuat dirinya berusaha mendekatkan Nessya.

Berbeda dengan Dhika yang saat ini sedang menikmati pelajaran sejarah.

Dimanapun itu, pelajaran sejarah memang selalu membuat para siswa mengantuk. Apalagi yang menjelaskan materi saat ini adalah pak dodo, selaku guru Sejarah untuk jurusan IPA. Laki-laki berumur, dengan kumis tebal serta rambut yang kini mulai memutih. Membuat siswa di kelas XI IPA 3 yang mengantuk semakin ingin tifur mendengar pak Dodo yang sedang menjelaskan materi tentang 'Peristiwa-peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia'.

Tak jauh berbeda dengan siswa lain, Dhika yang menyandang sebagai murid pintsr disekolah pun mengantuk mendengarnya. 'materi ini udah dibahas minggu kemarin. Kenapa dia bahas lagi sih'. itu celotehan dari dalam hati Dhika.

Merasa bosan, Dhika mengeluarkan handphonenya. Membuka akun instagram, menscroll kebawah, melihat postingan teman-temannya. Hingga tangannya berhenti bergerak, karena ada satu nitification yang masuk di akun instagramnya.

Sifa_Nadya start followed your friends

"Sifa?" tanya Dhika pada dirinya sendiri. Tidak ada comment apapun untuk meminta follback, berbeda dari kebanyakan followersnya gang mengemis untuk mendapatkan follback dari dirinya.

Ada sedikit rasa penasaran dari diri Dhika. Akhirnya Dhika memutuskan untuk melihat akun Sifa. Dibawah username Sifa, terdapat tulisan yang membuatnya semakin penasaran.

Fajrialvarez dan 23 orang lainnya

"manis." ucapnya tanpa sadar, saat melihat postingan terakhir gadis itu. Yang ternyata satu sekolah dengannya.

"kayaknya Fajri kenal. Tanya aja nanti'. pikir Dhika dalam hati. Entah kenapa Dhika sedikit tertarik dengan gadis manis satu itu.

***

Hai

Maaf baru bisa update
Rasanya mau ngelarin satu part, sulit sekali hehe

M

TripletsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang