8. Belum Terbiasa

2.9K 262 14
                                    

===DON'T FORGET TO VOMMENT===

***

Jeri yang baru saja tiba di kelas, langsung mengeluarkan iPod hitam dari tasnya. Tangannya merogoh laci meja untuk mengambil earphone yang sengaja ditinggalkan disana. Namun tangannya menyentuh benda lain di dalam laci, ternyata sebuah susu kotak dan tunggu... ada kertas kecil yang menempel di susu itu.

Susu tadi diletakkan Jeri asal di atas meja. Matanya hanya melirik sekilas surat itu, tanpa berniat membaca.

Terlihat seseorang tergesa-gesa berlari ke dalam kelas.

"Liat PR dong Jer buru."

Dengan cepat Doni duduk di kursi seberang Jeri dan buru-buru mengeluarkan buku tulis dari ranselnya.

"Woy Jer!" merasa tidak ada tanggapan, tangannya segera melepas earphone dari telinga Jeri.

"APAAN!"

"Santai-santai, lo pagi-pagi udah emosi aja," tangannya Doni terangkat di depan dada, menandakan bahwa dia menyerah. "Liat PR." Sambung Doni.

Dengan wajah kesal, Jeri melempar ranselnya ke meja Doni.

"Anjir, gak nyantai banget bos."

Jeri kembali memasang earphonenya, tangan kirinya berada di atas meja untuk menumpu kepalanya dan Jeri kembali memejamkan mata.

Jika kalian pikir Jeri adalah tipe cowok bandel, malas mengerjakan tugas, sering gonta-ganti pasangan setiap bulan alias badboy, kalian salah. Saat duduk di kelas sepuluh, Jeri mendapatkan predikat murid teladan dari sekolah. Dan predikat itu disandangnya dua tahun berturut-turut.

Plak!

Doni yang sedang fokus menulis, mendapat pukulan di kepalanya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Johan.

"Anjing!" umpat Doni.

"Ha..ha..ha,"

Johan tertawa terpingkal-pingkal melihat raut wajah Doni. Matanya beralih ke sebuah benda berbentuk kotak di depan Jeri.

"Eh lo dapet susu lagi Jer?" sambung Johan, yang sudah duduk di sebalah Jeri.

"Jeri abis nyusu?"

"Apaan sih Don, udah selesain PR lo."

"Serius gue, siapa yang abis nyusu?"

"Gue-mau-minum-susu-Jeri."

"ANJING! MAHO LO!"

"Susu ini woy! Pikiran lo udah sampe Gang Dolly," Johan meletakan susu kotak Ultramilk tadi ke depan wajah Doni. "Lo masih pagi udah ngomongin sodara lo dua kali."

"Anjing lo!"

"Tiga kali."

"Anj—"

Doni menghentikan ucapannya setelah melihat seseorang masuk ke dalam kelas.

"Kesambet apa lo dateng jam segini?" Doni menatap kagum Sean yang baru datang.

Jeri membuka mata, setelah sayup-sayup mendengar Doni menyebut nama Sean. Dengan santai Jeri melepaskan earphone dan meletakkannya kembali ke dalam laci.

Sean hanya tersenyum tidak jelas kepada dua sahabatnya- Johan dan Doni. Sean melepas jaket kulit yang dipakainya kemudian disampirkan di bangku.

Doni mengendus-endus Sean yang baru mendaratkan bokongnya di bangku.

"Pake parfum pula."

"Minggir lo, jauh-jauh." Sean mendorong kepala Doni agar menjauhinya.

"Dapet mainan baru lagi lo Bek?" tanya Johan.

REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang