12

18K 1.4K 114
                                    

BAB XII

Soojung berada di taman rumah sakit bersama Myungsoo, Ia bukan datang untuk memeriksa Taeoh, atau Taeoh yang sedang sakit. Walau kemarin anaknya itu memang sempat demam tapi sekarang ia sudah baik-baik saja. Soojung datang untuk menemui Myungsoo. Meminta bantuan pria itu. Karna memang saat ini sosok pria yang sedang duduk di sebelahnya itu lah yang Soojung pikir dapat membantunya.

Mereka masih diam sejak 15 menit lalu berada disana. Kedua orang dewasa itu hanya menatap sosok pria kecil yang tengah asik bermain bola tak jauh dari mereka.

Kim Taeoh, anaku itu sedikit tenang hari ini, ia tak mencari-cari sosok ayahnya . Karena akhir-akhir ini anak itu terus rewel. Setelah bertemu dengan Jongin, Ia terus meminta untuk bertemu dengan ayahnya. Merengek meminta Soojung untuk membawanya ke pada Jongin. Dan tentu saja Soojung tak akan pernah membawa Taeoh pada Jongin selagi ia masih waras.

"Dia terlihat senang." ucap Myungsoo tanpa memalingkan wajahnya, matanya masih mengawasi Taeoh yang terlihat senang.

"Ya, akhir-akhir ini ia memang terlihat sangat senang." Soojung membenarkan.

"apa ada sesuatu yang bahagia terjadi?" Tanya Myungsoo kali ini ia menoleh melihat kearah Soojung.

"aku tak tahu harus menyebutnya kebahagian atau bagaimana? Tapi untuk Taeoh, itu hal yang membahagia kan." Ucap Soojung mengusap wajahnya.

Myungsoo mengerutkan keningnya, menatap Soojung. Ia tak pernah melihat wajah penuh keresahan Soojung selama ia mengenal sosok wanita cantik itu. tapi kali ini keresahan dan rasa takut itu sangat terlihat jelas diwajah Soojung.

"ada apa?" tanya Myungsoo. Soojung menggeleng sekedar memberi jawaban. Walau ia tahu Myungsoo tak akan pernah puas di jawab seperti itu.

"bukan kah kau bilang kita seperti keluarga? Ceritakan pada keluarga mu ini, jangan menyimpan semua masalah mu sendirian." Ucap Myungsoo. Soojung menarik nafas dalam, dan menatap Myungsoo. Sosok Myungsoo hadir di waktu yang tepat dulu, menjadi sosok pria penolong yang tuhan kirimkan. Walau seperti itu, posisi Myungsoo tak lebih dari sorang Kakak laki-laki bagi Soojung.

Walau beberapa kali, Myungsoo mengungkapkan perasaannya. Namun perasaan itu tak pernah terbalaskan. Sebenarnya ia belum benar-benar menyerah untuk mendapatkan Soojung, namun hati gadis itu seakan tertutup rapat tak bisa tersentuh. Dan pada akhirnya Myungsoo memilih bertahan di posisi sekarang. Ia tak ingin membuat Soojung menjauh karena perasaannya.

"Samchon." Teriak Taeoh pada Myungsoo, anak itu berlari kecil kearah pria yang ia panggil Paman itu.

"Ne," sahut Myungsoo. Ia membawa Taeoh untuk duduk di pangkuannya. Ia sangat dekat dengan Taeoh.

"Appa, ku sudah datang." Ucap anak itu dengan wajah bahagianya.

Myungsoo ingin tersenyum , namun tertahan saat mendengar Ucpan Taeoh. Ia melirik kearah Soojung yang menunduk. Dan Myungsoo mulai mengerti apa yang membuat Soojung menunjukan wajah gelisahnya.

"Appa?" Tanya Myungsoo pada Taeoh.

"Ne, Appa ku datang."

"aku bermain bersama Appa."

"Tapi Appa pergi lagi."

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang