- Now I'm heels over head, I'm hangin' upside-down -
Sehun menatap wajah Irene yang sedang serius mengerjakan soal matematika lekat-lekat. Irene yang tak sadar diperhatikan sedari tadi hanya sibuk memeras otaknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan Song sonsaengnim.
Song saem memang selalu membuat kelompok belajar berdua-berdua untuk murid-muridnya. Hal ini dimaksudkan untuk menolong murid-murid yang kurang bisa di pelajaran matematika. Kali ini Sehun kebagian jackpot karena dipasangkan dengan Irene. Sehun bahkan menganggap ini pertanda dari Tuhan kalau Irene mungkin adalah jodohnya. Irene sendiri tak ingin ambil pusing dengan laki-laki itu.
"Hei, apa kau tak lelah belajar?" tanya Sehun memecah keheningan.
"Bukankah sebagai pelajar kita memang harus belajar?" tanya Irene tanpa mengalihkan pandangannya dari buku matematikanya.
"Oh ayolah. Maksudku, coba ingat kapan terakhir kali kau menikmati hidup? Kapan terakhir kali kau bermain ke theme park? Kapan terakhir kali kau ke pantai atau ke gunung? Apa kau bahkan pernah hujan-hujanan?"
Irene menatap Sehun dengan tatapan bingung. "Apa aku harus melakukan semua itu dulu baru bisa dikatakan kalau aku menikmati hidup?"
"Memang apa definisimu tentang menikmati hidup?"
"Belajar, menari, makan, es krim, membaca novel, terkadang jalan-jalan," jawab Irene.
"Ah itu terdengar begitu membosankan. Seperti belajar, belajar, dan belajar,"
"Aku punya mimpi untuk dikejar," ujar Irene ketus. "Apa kau tak punya mimpi?"
"Aku? Hmm entahlah paling-paling aku disuruh appaku menggantikannya. Aku juga tidak tahu sebenarnya mau jadi apa. Aku hanya mencoba menikmati hari-hariku, melakukan hal yang aku senangi," Irene hanya diam tak menanggapi perkataan Sehun. Ia kembali mengerjakan soal matematikanya.
"Apa mimpimu?" tanya Sehun lagi.
"Aku ingin jadi dokter," jawab Irene pelan. "Sudahlah, lebih baik kau kerjakan soal-soal itu,"
Sehun tertawa pelan. "Bae Irene, bagaimana kalau kuajak kau masuk ke dalam hidupku? Melakukan hal-hal yang biasa kulakukan?" Irene mengangkat sebelah alisnya mendengar perkataan Sehun.
"Kita mulai dengan makan Burger," Irene lagi-lagi hanya terdiam, sepertinya menyadari kalau Sehun tak menerima penolakkan dalam bentuk apapun.
*
Setelah melalui berbagai perdebatan, akhirnya Irene dan Sehun pergi berdua ke sebuah restoran fast food yang menjual burger. Tadinya Irene memaksa untuk mengajak Wendy dan Chanyeol, namun hal itu tidak disetujui Sehun. Irene akhirnya setuju untuk pergi berdua dengan Sehun setelah Sehun berjanji akan mentraktirnya.
Sebelum pergi, ia sempat memberitahu Chanyeol. Sahabatnya itu hanya berpesan untuk menghubunginya kalau terjadi apa-apa. Bukannya Chanyeol tidak percaya dengan Sehun, dia hanya berjaga-jaga jika memang ada sesuatu yang buruk terjadi, mengingat Irene benar-benar buta arah. Gadis itu bahkan hanya hafal jalanan dari rumahya ke sekolah. Ia jarang pergi ke mall atau pusat perbelanjaan lain. Kalaupun pergi bersama Chanyeol dan Wendy, ia hanya mengikuti ke mana mereka melangkah.
"Bae Irene. Bersiaplah. Sekarang sudah jam 6 lewat 15. Kelas malam akan dimulai jam 7. Tempat makan burger yang kita tuju 20 menit jika berjalan kaki, jadi kita harus berlari untuk mempersingkat waktu,"
"Ya! Kau menyuruhku berlari? Yang benar saja, Oh Sehun. Apa kita tidak bisa naik bus saja?"
"Aniyo. Akan lebih lama jika kita ke halte lalu menunggu bus. Jam segini bus penuh, Irene-a. Lagipula di sini menyenangkannya. Berlomba-lomba dengan waktu. Kajja!" Sehun segera menarik tangan Irene dan kemudian berlari. Irene hanya mengikuti dengan malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & I
FanfictionBae Irene. Seorang gadis yang terkesan cuek dan pemalu sebenarnya adalah sosok yang hangat dan perhatian. Sifatnya yang sulit bergaul membuatnya memiliki hanya sedikit teman dekat meski ia begitu populer karena paras cantik dan prestasinya. Irene ha...