#8 Baby Steps

2K 165 4
                                    

- Selangkah demi selangkah, tidak perlu terburu-buru. Kau hanya perlu tahu, aku di sini, tak pernah jauh -

Irene dan Chanyeol turun duluan meninggalkan Sehun yang masih berjuang melawan dinginnya suhu di bus. Hujan masih turun rintik-rintik dan lagi-lagi tanpa segan-segan Irene kembali menerobos hujan.

"Kau bisa sakit, Rene," ujar Chanyeol sambil menarik pergelangan tangan Irene, berniat mengajaknya untuk mencari tempat berteduh.

"Tidak. Aku sedang ingin hujan-hujanan. Ayolah!" Irene menepis pelan tangan Chanyeol dan kembali menembus hujan. "Kata Sehun, kita harus belajar menikmati hidup, menikmati kesenangan kita, melakukan hal-hal bodoh sesekali,"

"Mwo? Apa yang diajarkan namja itu padamu?"

"Mencoba hal-hal yang belum pernah kulakukan. Seperti saat ini," Irene melangkahkan kakinya hingga ia berhenti di depan gerbang rumahnya.

"Kau kesepian? Mau kutemani?" tanya Chanyeol. Irene mengangguk pelan kemudian beralih membuka pintu rumahnya dan masuk. Ingatkan dia untuk memarahi Soohyun karena terus meninggalkannya sendiri.

Begitu masuk ke dalam rumah, hal pertama yang dilakukan Irene adalah mengeringkan tasnya dan Chanyeol. Untung saja tas mereka tahan air sehingga buku-buku mereka tidak basah. Setelah itu, gadis itu langsung melesat ke dapur untuk membuat ramyeon.

"Irene-a, mandi dan ganti bajumu dulu!" seru Chanyeol.

"Kau duluan saja. Aku benar-benar lapar sekarang," jawab Irene dari dapur.

Chanyeol berdecak kesal mendengar jawaban Irene. Ia segera melangkah ke dapur dan memaksa gadis itu paling tidak untuk mengganti bajunya dulu. Ia khawatir Irene bisa sakit kalau kedinginan seperti itu.

"Aaaa aku lapar, Park Chanyeol. Kau saja yang mandi dulu, aku ingin makan!" ujar Irene keras kepala lalu menghentakan kakinya kembali ke dapur. "Jangan memaksaku!" ancam Irene. Chanyeol menghela nafas panjang dan melangkahkan kakinya dengan malas menuju kamar Soohyun untuk meminjam bajunya kemudian bergegas mandi.

Selesai mandi, Chanyeol kembali ke dapur dan mendapati Irene baru saja melahap ramyeon buatannya dan terhidang 1 mangkok ramyeon lagi di atas mini bar. "Cepat dimakan! Mumpung masih hangat,"

"Kau ini. Aku tidak mau tanggung jawab kalau kau sampai sakit," jawab Chanyeol lalu duduk dan memakan ramyeon yang disediakan Irene. Irene hanya terkekeh mengiyakan gurauan Chanyeol. Ia tahu, laki-laki itu justru yang akan menjadi paling khawatir setiap kali Irene jatuh sakit, meski Irene sebenarnya jarang sekali sakit.

"Chanyeol-a," panggil Irene pelan. Chanyeol hanya bergumam sambil mengunyah ramyeonnya.

"Apa kau pernah jatuh cinta?" Chanyeol berhenti mengunyah lalu menatap gadis disampingnya itu lekat-lekat.

"Wae? Kau sedang jatuh cinta?"

"Aku hanya bertanya!"

"Siapa laki-laki yang berani mendekatimu? Dia harus lolos seleksi dariku dan Soohyun hyung dulu,"

"Ah menyebalkan. Sudah kubilang aku hanya bertanya. Lupakan saja!" sungut Irene lalu melahap kembali ramyeonnya hingga mulutnya penuh. Chanyeol memperhatikan gadis itu dalam diam dan tanpa sadar sebuah senyum tipis tersungging di wajah tampannya.

Ya, aku pernah jatuh cinta. Satu kali. Denganmu, Irene.

*

Irene baru saja keluar dari kamar mandi dan mendapati Chanyeol sedang terbaring di kasurnya sambil memainkan ponsel. Senyum kecil sesekali menghiasi wajahnya, bahkan terkadang ia terkekeh pelan entah karena apa.

You & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang