Chapter 4

3.2K 319 8
                                    

Chapter yang ini rate 17++++
.
.
.
.
.
.
.

Jangmi P.O.V

Mobil kami berhenti di depan sebuah apartment kecil di daerah Gwangju. Di sinikah Yoo Hanbyul tinggal? Mingyu sendiri mendapatkan alamat itu dari sopir pribadi yang sering mengantar-jemput eomma. Katanya, eomma sangat sering kemari.

Tok! Tok! Tok!

"Jjankamman..." seru seseorang dari dalam kamar nomor empat belas itu. Tak lama kemudian, seorang gadis yang mengenakan hot pants dan tanktop warna hitam keluar. Penampilannya saat ini terlihat sedikit seksi. Saat aku melihat wajahnya, aku pun ingat. Dia adalah gadis yang menyelamatkan eomma, dan juga yang bertemu dengan eomma beberapa hari yang lalu di restoran chinesse food.

"Yoo Hanbyul-ssi?"

"Eung. Kalian? Bukankah kalian adalah anak dan menantu Nyonya Kim?" tanya gadis itu ramah.

"Kau masih mengingat ibuku?" tanya Mingyu.

"Tentu saja. Aku sering menemuinya. Ahh... silakan masuk. Maaf jika apartmentku sedikit berantakan."

"Eng, tidak perlu, Hanbyul-ssi. Kami datang ke sini hanya ingin memintamu ke rumah sakit. Ibuku sedang dirawat dan ingin bertemu denganmu."

"Jjinjayo? Ajjumeoni sakit?" seru Hanbyul kaget.

.

.

.

.

.

.

"Hanbyul-ssi..."

Aku mendengar eomma yang sedang mengigaukan nama Hanbyul. Aku benar-benar prihatin dengan kondisi eomma saat ini. Di sisi lain, aku merasa kalau saat ini Hanbyul adalah orang yang paling dibutuhkan eomma. Apa sebenarnya yang terjadi pada eomma dan Hanbyul? Aku tahu dan aku mengerti jika Hanbyul memang pernah menyelamatkan jiwa eomma, tapi... sebaiknya aku berpikir positif dulu, sekalipun perasaanku pada wanita itu sangat tidak enak.

"Ajjumeoni..." panggil Hanbyul, ia mendekati eomma dan memegang tangannya. "Ini aku, Hanbyul..."

Pada akhirnya, eomma pun sadar.

.

.

.

AUTHOR POV

"Apa Ajjumeoni baik-baik saja? Apa perlu aku panggilkan dokter?"

Nyonya Kim menggeleng. Dia tersenyum pada Hanbyul dan menggenggam erat tangan gadis itu. "Aku merasa lebih sehat saat melihatmu, Hanbyul-ssi..."

"Eomma..."

"Mingyu-ya?" Nyonya Kim menoleh ke sebelah kirinya. Ia hampir lupa kalau di ruangan itu juga ada putranya. Im Jangmi sedang tidak berada di sana. Ia pergi ke ruang dokter untuk mendengarkan kondisi kesehatan Nyonya Kim dari dokter secara langsung.

"Eomma, maafkan aku. Aku yang membuatmu sakit seperti ini..."

"Gwaencana, Mingyu-ya. Seharusnya eomma yang harus meminta maaf padamu. Semakin tua, eomma semakin merepotkanmu saja..."

"Eomma... kau tidak boleh berbicara seperti itu,"

"Maaf, Mingyu-ya. Tidak seharusnya eomma memaksakan keinginan eomma untuk mempunyai seorang cucu."

"Eomma..." Mingyu sedikit kesal karena ia tidak ingin ibunya menyalahkan dirinya.

"Ajjumeoni, apa kau ingin makan buah?" tanya Hanbyul. Gadis itu sepertinya sengaja mencairkan suasana yang semakin tidak nyaman. Mingyu melirik ke arahnya, gadis itu sedang mengambil beberapa buah yang ada di meja ruangan lalu membawanya ke hadapan Nyonya Kim. "Aku akan mengupaskannya untukmu. Jjankamaniyo..."

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang