Chapter 6

3.5K 324 3
                                    


JANGMI POV

"Eomma, bukankah besok adalah hari ulangtahunmu?"

"Omo? Kau benar, Jangmi-ya. Eomma bahkan lupa dengan ulangtahun eomma sendiri. Oetteoke? Haruskah kita menyiapkan pesta?"

"Tentu saja! Aku akan memasak untuk pesta eomma nanti."

"Gomawo, Jangmi-ya. Aahh... jangan lupa untuk mengundang Hanbyul-ssi..."

Hanbyul?

Senyumku mulai tenggelam saat eomma lagi-lagi menyebut nama gadis itu. Seistimewa apa sebenarnya gadis itu di mata eomma? Sampai-sampai dia selalu diingat oleh eomma. Apa eomma juga selalu mengingatku seperti dia mengingat Hanbyul?

"Mingyu-ya... kau harus menghubungi Hanbyul-ssi. Undang dia untuk makan malam bersama kita besok," kata eomma.

"Andwae!" seruku tiba-tiba. "Biar aku saja yang menelepon Hanbyul."

Aku segera meninggalkan meja makan dan menuju ke telepon rumah. Aku tidak akan membiarkan Mingyu yang menghubungi gadis itu. Tanpa aku sadari, Mingyu sedang memperhatikanku dengan wajah khawatir.

Yoboseyo?

Aku sedikit kaget saat mendengar suara Hanbyul dari telepon. Di sisi lain, suara Hanbyul terdengar berisik. Hanbyul sepertinya sedang berada di club malam karena aku bisa mendengar musik-musik kuat dari telepon. "Yo...yoboseyo, Hanbyul-ssi?"

Nuguseyo?

"I...ini aku. Im Jangmi, apa kau masih mengingatku?"

Nugu?

"Im Jangmi..." baiklah, aku mengeraskan suaraku agar dia bisa mendengarnya.

Aa... Jangmi-ssi. Ada apa? Mianhaeyo, aku sedang berada di club jadi tidak bisa mendengar suaramu dengan jelas."

"Aa, maaf aku mengganggumu. Aku hanya ingin bilang kalau besok adalah ulang tahun eomma."

Jjinjayo? Jadi besok ajjumeoni berulangtahun?

"Ne. Aku ingin mengundangmu untuk makan malam bersama kami. Eomma sangat mengharapkan kehadiranmu, Hanbyul-ssi."

Aaa... begitukah? Eng, arrasseoyo. Aku akan datang ke rumah kalian besok malam.

"Apa Hanbyul-ssi akan datang?" tanya Mingyu.

"Eung."

Wajah Mingyu berubah cemas. Ini sudah kesekian kalinya aku memergoki dirinya yang selalu memasang wajah seperti itu setiap kali nama Hanbyul disebut di rumah ini. Baik olehku, maupun oleh eomma. Apa terjadi sesuatu antara mereka berdua? Tapi, aku tidak pernah melihat Mingyu memiliki kesempatan untuk bertemu dengan gadis itu. Terakhir kali, saat di rumah sakit. Tiga minggu yang lalu.

"Waegure, Mingyu-ya? Apa kau mencemaskan sesuatu?" tanyaku.

"A...ani..."

"Mingyu-ya... akhir-akhir ini eomma melihatmu sedikit berubah. Kau jadi sering melamun, dan tampak memiliki banyak pikiran. Neo apho?"

Eomma benar. Aku sangat setuju eomma mengatakan itu. Mingyu memang sedikit berubah. Ya – kurasa sejak ia pulang dari Busan waktu itu. Dia sering melamun, seperti banyak sekali hal yang dipikirkannya. Tepat seperti yang dikatakan eomma. Aku juga sering menanyakan itu pada Mingyu, dan dia selalu menjawab kalau dia hanya kelelahan.

"Mingyu-ya?"

"Eoh?"

"Kau sudah tidur?"

"Belum..."

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang