Chapter 9

3.6K 335 9
                                    


HANBYUL POV

"Apa kabarmu, Hanbyul-ssi?"

"Aku sangat baik..." aku menjawab dengan pelan. Sudah lama aku tidak bertemu dengan ajjumeoni. Dia terlihat lebih kurus dari terakhir kali aku menemuinya.

Sungguh – aku tidak menyangka akan bertemu lagi dengan ajjumeoni. Setelah hampir setahun aku tidak bertemu dengannya, dan juga menghindarinya, akhirnya kami bertemu lagi.

"Kau ke mana saja selama ini, Hanbyul-ssi?"

"Aku pindah ke China. Tiga hari yang lalu aku kembali lagi ke Seoul untuk bertemu dengan Jeonghan."

"Dan kau tidak ingin bertemu denganku?"

"Cwesunghamnida, Ajjumeoni. Aku sangat ingin bertemu denganmu, kundae... aku tidak bisa. Aku sudah memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan keluargamu."

"Hanbyul-ssi... sekalipun kau memutuskan untuk berhubungan lagi dengan kami, bukankah anak yang ada di perutmu itu tetap akan membuat kita saling berhubungan?"

Aku terdiam. Kuletakkan tanganku di atas perutku yang sudah semakin membesar. Mungkin sisa beberapa minggu lagi anak ini akan lahir.

"Bukankah dia adalah cucuku?"

Benar. Dia adalah cucumu. Entah kenapa bibirku mengatup rapat. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan ajjumeoni. Ingin rasanya aku menangis di hadapannya.

Jujur – aku selalu merasa kesepian selama ini. Hidup di China sendirian dan bekerja sebagai pegawai restoran untuk memenuhi kebutuhan hidupku. Sayangnya di usia kandunganku yang memasuki tujuh bulan, aku dipecat karena kehamilanku akan sangat menganggu pekerjaanku. Di saat itulah aku memutuskan untuk kembali ke Seoul dan tinggal bersama Jeonghan, orang yang selama ini selalu mendukung dan membantuku.

Di sisi lain, aku kasihan pada bayi yang ada di perutku ini. Aku tidak bisa membayangkan, jika ia harus lahir tanpa memiliki seorang ayah. Pernah ada keinginan untuk menggugurkan bayi ini. Tapi, di setiap aku ingin melakukannya, aku terus mengingat wajah seseorang yang selalu membuatku ingin mempertahankan bayi ini. Pemuda yang begitu kucintai. Pemuda yang memberikan bayi ini padaku – Kim Mingyu.

"Tinggallah bersamaku, Hanbyul-ssi. Bayi itu akan segera lahir. Dia akan sangat membutuhkan ayahnya. Bukankah kau juga berharap begitu?"

"Maafkan aku, Ajjumeoni. Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak ingin menyakiti perasaan Jangmi-ssi. Aku sudah berjanji padanya untuk tidak muncul lagi di hadapan kalian."

Kuputuskan untuk mengakhiri obrolanku bersama dengan Ajjumeoni. Aku beranjak bangun dan mengambil tasku. Jeonghan pasti sudah menunggu sangat lama di luar. "Aku pergi dulu..."

Kulangkahkan kakiku keluar dari meja. Namun, di saat aku belum jauh pergi meninggalkan Ajjumeoni...

"Hanbyul-ssi..."

Aku berbalik. Betapa kagetnya aku saat melihat ajjumeoni mengeluarkan ekspresi kesakitan sambil memegang dadanya. "JEONGHAN-AH!!!" teriakku dan sesaat kemudian aku dan Jeonghan segera membawa ajjumeoni ke rumah sakit.

.

.

.

.


AUTHOR POV

Mingyu dan Jangmi bergegas menuju ruang emergency. Lima belas menit yang lalu, mereka menerima telepon dari seorang pemuda tentang keberadaan Nyonya Kim yang ada di rumah sakit. Sudah dapat dipastikan, penyakit jantung Nyonya Kim kambuh.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang