CHAPTER 7

5.7K 685 7
                                    

Hari demi hari berlalu tak terasa festival tinggal tiga hari lagi membuat Byun Baekhyun salah satu peserta festival juga ikut sibuk. Baekhyun mempersiapkan puisi yang akan di tampilkan. Pulang malam sekarang sudah menjadi rutinitasnya.

Baekhyun berjalan dengan membawa payung di tangannya menuju apartemennya sekarang dia setiap hari membawa payung. Saat hendak masuk dia melihat seorang namja tinggi berambut merah siapa lagi bukan Park Chanyeol dengan seorang yeoja yang sangat cantik.

Baekhyun terdiam dan enggan akan masuk terlebih lagi dia melihat Chanyeol dan yeoja itu mesra serta Chanyeol mencium pipi yeoja itu yang akan pulang.

"Ahh sial" Baekhyun memegang dadanya yang sakit.

"Mungkinkah dia seseorang yang Chanyeol ceritakan?" Gumam Baekhyun dari kejauhan.

Hatinya kini bahkan terasa lebih menyakitkan dari pada pernyataan Chanyeol yang memiliki seseorang yang di sukai.

Setelah melihat yeoja itu pergi dengan mobil Baekhyun kembali melangkahkan kakinya dengan lesu, wajah tertunduk, payungnya pun terseret di jalan seperti orang yang baru saja di usir dari rumah.

"Baekhyuun" Chanyeol melihat Baekhyun pulang dan memanggilnya serta menghampirinya.

"Kau baru pulang Baek?"

"Tidakkah kau liat Chanyeol?"

"Yayaya. Kenapa sekarang kau pulang malam? Bahkan di kampus kita jarang bertemu"

"Aku sibuk"

"Sibuk apa? Kenapa kau tidak memberitau ku? Siapa tau aku bisa membantumu"

Baekhyun mulai pusing dengan ucapan-ucapan Chanyeol belum lagi sakit hatinya melihat kejadian tadi belum hilang.

"Chanyeol bisakah kau tutup mulutmu. Aku lelah dan aku ingin beristirahat" Baekhyun mempercepat jalannya menuju lift.

"Kau kenapa marah padaku Baek? Kau lelah ingin aku pijat?"

"Pijat katamu? Lebih baik kau pijat saja kekasihmu sana"

"Kekasih? Kau melihatnya?"

"Ya tentu aku melihatnya. Kalian serasi sekali bahkan wajah kalian mirip. Ku rasa kalian jodoh"

Chanyeol tersenyum dengan smriknya kemudian menarik tangan Baekhyun ke dalam lift yang terbuka. Chanyeol menekan tombol angka 6 pada lift.

"Kau cemburu Baekhyun?"

"Cemburu? HA HA HA tidak mungkin." tawa dan ekspresi Baekhyun memaksa.

"Dan tekan tombol angka 4 itu juga. Aku mau pulang" lanjut Baekhyun.

"A-ani. Aku akan menjelaskan sesuatu padamu"

Baekhyun hanya pasrah saja sekarang. Dia juga tidak berdebat dengan Chanyeol. Dan kini mereka berdua berdiri di depan pintu bernomorkan 614.

'Tit Dit Tit' pintu apartemen Chanyeol terbuka dan mereka berdua masuk ke dalam.

"Jadi apa ingin kau jelaskan Chanyeol?"

"Tapi sebelumnya apa kau cemburu melihat ku mencium yeoja tadi?"

"Tidak"

"Kau iya Baekhyun" Chanyeol mendekatkan tubuhnya pada Baekhyun.

"A-ni. Aku ti-tidak cemburu. Kau berlebihan. Lagian dia pasti kekasihmu yang kau cari" Baekhyun berbalik menahan sesak di hatinya.

"Dasar bodoh. Tentu saja cemburu. Ternyata dia gadis yang kau sukai" batin Baekhyun.

"Tunggu, darimana kau tau tentang kekasih yang aku cari?"

"A-aku tau dari Baekhee. Baekhee kembaranku"

Baekhyun Or Baekhee ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang