2✔

1.2K 70 1
                                    

Revisi

Selamat membaca❤
---

Bel istirahat telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu dan sejak itu pula seluruh cewek di kelas XI IPA 1 saling beradu cepat agar bisa berkumpul di depan meja Sang Pujaan hati.

Begitupun dengan Vita yang langsung menarik kursinya mendekati Daniel. Ia mendapatkan keuntungan terbesar karena bisa duduk berdampingan dengan cowok tampan itu.

Jadinya, ia tak perlu susah-susah untuk berdesakkan dengan teman.

"Yaelah, lu semua kek anak ayam yang lagi dikasih makan. Pada ngumpul semua di meja Daniel." Celetuk Faizal selaku ketua kelas.

"Ih, kenapa emang? Situ sirik yah." Ledek salah satu cewek yang juga ikut berkumpul di depan meja Daniel.

"Ngapain sirik? Lagian kita sama-sama makan nasi. Kalo dia makan emas baru gue sirik." Balas Faizal ketus lalu segera meninggalkan kelas.

Glori yang memilih duduk di dekat Anna menatap heran ke arah Vita yang ikut memenuhi meja Daniel. Glori membuang nafas pelan, "Yang heboh pas Daniel datang gue, tapi kok Vita yang gencar ngejar Daniel?" Gumamnya heran.

"Kok gue gak ikutan ya?" Tanyanya pada diri sendiri.

Selanjutnya ia menengok ke arah teman esnya yang sibuk dengan buku tadi pagi. "Tapi kan gue punya pacar...argh! Kok gue jadi rindu Regan ya sekarang?" Ucapnya histeris.

Anna yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala tak mengerti dengan pemikiran teman di depannya.

Ruangan yang awalnya ribut oleh ocehan-ocehan fans beratnya Daniel seketika menjadi diam begitu suara gebrakan meja terdengar disusul dengan teriakan yang begitu memekakkan telinga.

"HARAP BERI JALAN! PRINCESS MAU LEWAT!" Teriakan nyaring yang begitu dikenal seantero sekolah.

Dia adalah Elizabeth Kirena. Cewek kelas XII IPS 3 juga seorang ketua dalam geng pembully di sekolah. Penampilannya begitu mencolok dan sangat jauh dari aturan sekolah. Rok ketat pendek, seragam ketat serta selalu memakai make up ketika di sekolah.

Dia adalah siswa yang berhasil membuat Anna harus repot-repot memberinya julukan yaitu, Badut sekolah.

Nama yang bagus, bukan?

Kelompok cewek-cewek itu terbongkar dan memberi jalan pada Sang Tuan Putri dan dayang-dayangnya untuk mendekat kepada Sang Pangeran. Tak ada yang membuka suara, takut jika Liza akan marah dan malah menargetkan mereka.

Beda lagi dengan Anna yang tidak pernah peduli dengan kehadiran Si Badut Sekolah. Karena dia tidak begitu penting.

Liza mengulurkan tangannya di depan Daniel sembari memberikan senyum terbaiknya. "Hai tampan, gue Elizabeth Kirena. Cewek nomor 1 di sekolah ini." Ucapnya begitu percaya diri.

Daniel melihat uluran tangan itu lalu mengalihkannya pada wajah Liza yang masih menahan senyumnya. Tak ada jawaban, Daniel kembali memainkan ponselnya.

Liza yang merasa sedikit malu akhirnya menarik tangannya dan tertawa pelan. Tak lama ia memberi kode pada salah satu temannya dengan maksud mengusir Vita dari tempat duduknya.

BEKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang