"JUNGKOOK-AH!!"jerit seorang namja berpawakan tinggi yang baru saja meninggalkan Jungkook untuk tidur. Ya, Taehyung. Membuat yang di jeriti terpengkal saking kagetnya. Jungkook menatapnya melongo. Dia memeluk Jungkook membuatnya semakin menyernyit.
"Eng... kau kenapa hyung?"tanyanya sambil berusaha melepas pelukan. Pelukan dilepas tapi Taehyung malah memutar-mutarkan badan Jungkook. Oh ayolah itu membuat Jungkook semakin pusing atas tingkah anehnya.
"Hyung!" Jungkook tak tahan. Di hempasnya tangan Taehyung.
"Kau ini kenapa sih hyung? Pusing tau! Dan oh kau tadi mengagetkanku dengan berteriak. Ayolah hyung... disini bukan hanya kita yang tinggal , nanti tetangga protes baru tahu rasa." ucapnya ketus. 'Wae? Kenapa dia jadi ketus lagi? Apa benar dia.... menyakiti dirinya? otaknya konslet kah?' batin Taehyung. Kau tahu? itu membuat Jungkook tertawa. Wae? Ekspresi wajah Taehyung yang seperti orang 'lolo' itulah yang membuatnya sakit tertawa.
"Wae usso?" Taehyung bingung. Tadi Jungkook ketus sekarang malah ketawa. Dia semakin yakin kalo otak Jungkook sedang konslet sekarang. Ia merebut pisau yang dipegang Jungkook. Ia menunjuk Jungkook dan pisau itu bergantian. Hell... apa yang ia pikirkan? membunuh Jungkook?
"Apa yang kau lakukan tadi dengan pisau ini?"
"Pisau? emang kenapa hyung?"
"Katakan saja apa yang kau lakukan dengan pisau ini"
"Wae? Aku hanya... ingin memakan buah apel ini... tapi... gak jadi" ia menjawab pertanyaan Taehyung lalu mengangkat apel yang tadi ingin ia makan namun tak jadi karena dorongan Taehyung terlalu kuat membuat apel tersebut jatuh ke tempat sampah.
"Neo... beneran kan?" Jungkook melongo sekali lagi pertanyaan Taehyung membuatnya bingung.
"Mwoga beneran hyung? hyung waeiraeyo?" kini Jungkook yang membolak-balikkan badan Taehyung ke kanan ke kiri.
Taehyung hampir oleng tapi dengan sigap Jungkook membuatnya tegap kembali.
Di sisi lain
"Nara-ya! kau tahu? 3 hari lalu aku barusan ke Busan lho! Ada fansign disana.,, dan kau tahu? banyak yang datang menyorakiku bernyanyi. Ada yang beri hadiah juga lho.... ini aku bawa hadiahnya mm.. bukannya aku mau pamer tapi ini hadiah yang sangat feminim jadi aku ingin memberikannya padamu saja kalo ku pakai nanti kau tidak memanggilku oppa tapi eonni lagi.. huh..."cerocos Taeyong sahabat Nara yang dengan setianya terus bercerita panjang lebar, sambil memberikan mimik tubuh lucunya meski ia tahu Nara tak bisa melihatnya. Mendengar? Mungkin masih bisa. Matanya masih setia tertutup.
Taeyong akhirnya lelah. Ia lelah mengoceh dari tadi tapi tak ada lawan bicara. Manajernya menyarakannya untuk istirahat, ia menolak.
Selama 36 jam tak dapat melihat Nara itu membuatnya sesak.
Apalagi ketika kembali ia masih saja harus melihat Nara dengan mata tertutupnya.
Beban tanggung jawab yang harus ia pikul atas dasar janjinya kepada ibunda Nara membuatnya tak ingin menjauh bak secenti pun.
Manajernya pun hanya menghela nafas.
"Baiklah kalo itu maumu ... tapi kalo kau mau menjaganya kau juga harus menjaga dirimu sendiri. Kau harus makan. Ayo makan. Apa kau mau Nara semakin bersedih ketika ia bangun melihatmu mengurus?" manajer itu menyiapkan makanan Taeyong di meja dekat dengan ranjang Nara. Karena ia tahu kalo jauh Taeyong pasti akan menolak lagi.
Akhirnya Taeyong pun mau makan namun matanya masih tetap setia menatap Nara.
Taehyung POV
"Wae? Aku hanya... ingin memakan buah apel ini... tapi... gak jadi" ia menjawab pertanyaanku lalu mengangkat apel dari tempat sampah. Heol? Jadi ia tak bunuh diri?
"Neo... beneran kan?" ku lihat ia melongo lagi akan pertanyaanku. Apa aku terlalu membuatnya bingung?
"Mwoga beneran hyung? hyung waeiraeyo?" kini ia membolak-balikkan badanku. Dasar! Pusing tahu ! Oh ruangan ini kenapa jadi bergerak semua?
Sepertinya aku oleng tapi kurasakan tangan kekar Jungkook menahanku untuk tidak jatuh. Lalu ia membantuku untuk kembali tegap berdiri.
"Jawab pertanyaanku hyung! Kau kenapa?
"Aku pikir kau akan bunuh diri..."
"huh?" ia terlihat sedang mencerna perkataanku. Padahal aku ngomong sudah to the point.
"Yak! Hyung! Mana bisa aku bunuh diri! Minta maaf sama Nara aja belum. Ketemu sama dia aja juga belum. Bunuh diri? Oh yang benar saja." ia memukul dahinya tak percaya atas perkataanku. Lalu ia tertawa.
"Kalo benar tadi aku mencoba bunuh diri... emang kenapa hyung?" apa yang ia bicarakan kali ini? nadanya dengan secepat kilat berubah menjadi serius. Ku pegang dahinya yang tadi ia pukul. Panas. Demam? Sakit?
"Kau sakit?"
"Ani.. kalo aku tadi coba bunuh diri... wae? apa kau akan mencegahku? Tidakkan? hah... mana mungkin kau mencegahku.. bahkan tak percaya ketika kau memberitahu sebuah kebenaran. Mana mungkin juga kau akan membiarkanku menemui Nara..." nada bicaranya semakin serius lalu sedih. Apa ia sudah benar-benar menyesal?
"Tentu aku akan mencegahmu. Mana mungkin aku membiarkan dongsaengku melakukan hal keji itu"
"Gomawo hyung..." ia menitikkan air mata. Ku dekap ia semakin menangis keras.
"Hyung.... aku ingin bertemu Nara... a...aku... ingin meminta maaf padanya hyung... Aku menyakitinya.... apa ia masih hidup hyung? Aku berharap ia masih hidup... jadi hyung... tolong bantu aku...hiks hiks hiks..." ku elus rambutnya semakin kudekap tubuhnya. Aku memang sudah berjanji untuk menghilangkan Jungkook dari hidup Nara. Tapi... jika aku melakukan itu... Sama saja aku memisahkan mereka lagi. Entah atas dasar apa tapi yang ku pikirkan sekarang apakah bisa dengan adanya Jungkook Nara akan sadar kembali?
"Tenanglah Kook.... N...Nara masih hidup...." ujarku namun dalam batinku aku berucap 'kuharap'
"Jinjja? Lalu dimana dia?" tanyanya antusias.
"Di Seoul Hospital"
"Rumah sakit? Ia sakit apa hyung?"
"Dia koma.. sejak kau menyuruhnya pergi"
"Ne?! K...koma?"
"Ya.. koma... sekarang mungkin Taeyong berada didekatnya sekarang."
"h..hyu..hyung...."ucapnya terbata , selang kemudian pelukannya semakin merenggang. Ku lihat ia tertidur. Eh bukan ia pingsan!
"Jungkook! Jeon Jungkook!" panggilku. ia tidak bergeming. Wajahnya semakin pucat suhu tubuhnya semakin panas . Aku langsung menelpon Jin hyung meminta bantuan. Lalu kami membawanya ke rumah sakit.
Di perjalanan Jungkook terus mengigau memanggil nama Nara.
Maafkan aku Nara-ya... Taeyong... aku tak bisa melihat Jungkook menderita.... kalian tahu kan betapa aku menyayanginya.. dia dongsaengku...
-
-
-
"Kumohon .... biarkan dia menemuinya..."
"Mian.. andwe"
-
-
"Jungkook oppa...."
-
-
-
-
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise
Fanfiction'Janji? Aku tak pernah berjanji padamu' -Jungkook 'Ternyata aku salah menilaimu' -Nara