02

134 17 5
                                    

Makan malam kali ini seperti kebahagiaan yang tiada terkira. Meja makan yang biasanya hanya berisi aku, mama dan ayah sekarang ditambah dua pemuda ganteng : mas Rama dan mas Yudha. Suasana ruang makan semakin ramai karena lelucon dari mas Yudha yang kocak.

"Masakan tante Inggrid masih sama, gak ada duanya. Pantesan sekarang mas Rama kalau di Jogja jarang beli makan keluar, paling juga masak -masak sendiri sama mbah Sutris. Lah wong, masakan yang di Surabaya enaknya kayak begini" ujar mas Yudha dengan mulut yang masih penuh dengan makanan

"Iyalah Yud, lah udah resep masakan turun temurun kok. Kurang lebih masakan Alm. Mbah Yul ya begini ini" balas mama

"Tahun depan aku daftar kuliahnya di Surabaya aja, biar setiap hari makan masakan tante Inggrid" celoteh mas Yudha

"Monggo... Monggo..." balas mama di sela-sela tawanya

"Keluarga di Jogja gimana kabarnya Yud?" tanya ayah

"Baik om Adi, salam dari mama papa sama mbah-mbah Jogja. Pada nanya, kok jarang mampir ke rumah kita kalau ke rumah mbah Sutris, padahal ya rumahnya tetanggaan begitu" sahut mas Yudha dengan tampang becanda

"Wa'alaikumsalam. Waduh, iya maafin ya, kerjaan di Surabaya numpuk terus jadi jatah libur juga berkurang. Di rumah mbah Sutris juga bentaran, dan masih harus keliling Jogja buat kunjungin beberapa sodara-sodara jauh. Kapan-kapan deh ya, sekalian sama jenguk Rama" balas ayah

"Iya gapapa om, pintu rumah terbuka lebar buat keluarga besar om Adi Sucipto dan tante Inggrid Pratiwi dateng kapanpun ke rumah" sahut mas Yudha dengan cengingisan

Ayah, mama dan mas Rama tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan mas Yudha. Aku hanya bisa tersenyum lebar.

"Mas Yudha, kamu memang masih sama ternyata mas. Cuma tambah ganteng deh, satu itu yang bikin beda" ucapku dalam hati.

*-*-*-*

"Mas ini minumnya diminum dulu" ujarku pada mas Yudha sambil menaruh gelas berisi teh manis dan piring berisi pisang goreng yang masih hangat dan tetap sesekali memperhatikan mas Yudha yang tengah serius membaca koran di ruang tamu

"Eh iya Nad, makasih ya. Udah makin pinter aja, sambil ditambahi pisang goreng segala" balasnya sambil melipat koran yang sebelumnya ia baca "Gimana sekolahnya? Lama ya ndak ketemu, terakhir pas aku SMP akhir/SMA awal ya kan?"

"Kalau bikin pisang goreng aja ya bisa aku mas" balasku sambil melihat mata hitam, sosok teman kecil yang selalu menjagaku dulu "Ya gitu itu, banyak tugas dari guru-guru. Iya pas mas Yudha kelas 10 aku masih kelas 5 SD" jawabku sambil tersenyum lebar

"Kamu tambah ayu nduk, Nadhira" ujarnya sambil menatap lurus ke arahku

"Mas Yudha ya makin ganteng kok" balasku sambil meredam kege-eranku yang mulai muncul.

Hai, ini gue dewideas!
Thx ya buat kalian yg udah baca cerita pertamaku. Gue sangat-sangat amat menghargai juga kalau kalian bisa meninggalkan vote dan comment yg membangun buat menjadikan ceritaku ini lebih baik lagi💋

NadhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang