04

80 7 3
                                    

Hari ini aku senang sekali, karena baru beberapa saat yang lalu mobil yang kutumpangi dengan mama dan ayah melewati daerah Malioboro, artinya tak lama lagi aku akan sampai dirumah mbah Tris! Jikalau tidak punya malu, mungkin nanti ketika sudah sampai aku akan meloncat kegirangan seperti anak kecil.

Aku tersenyum lebar ketika memasuki perkampungan rumah mbah dan mulai terlihat tiga sosok lelaki yang telah menunggu di halaman sebuah rumah, ya mereka adalah mbah Tris, mas Rama dan Mas Yudha!

"Assalamuailakum ma, yah" salam mas Rama pada mama dan ayah dibarengi dengan mencium tangan keduanya

"Assalamualaikum om, tante" ujar mas Yudha "Halo adek kecil" kini giliranku, mas Yudha menyapaku dan dengan menowel pipiku dan balasanku hanya dengan cemberut

"Waalaikumsalam Rama, dek Yudha" jawab mama dan ayah kompak "Assalamualaikum. Mbah Tris"

"Waalaikumsalam ayo-ayo masuk dulu, sudah mulai gerimis ini" balas mbah Tris kepada kami

Ayah, mama, aku dan mbah Tris mulai berjalan lebih cepat untuk segera sampai di dalam rumah.

"Mas aku balik duluan ya, mau belajar buat persiapan masuk kuliah nanti. Jangan lupa mampir kerumah. Ditunggu orang rumah. Hehe" izin mas Yudha kepada mas Rama dan hanya dibalas anggukan oleh mas Rama.

*_*_*_*

Rumah yang samar-samar masih kuingat setiap sudutnya, hanya saja yang tak bisa kuingat adalah cerita dengan sang pemilik rumah.

"Ya allah gusti, ada tamu besar ternyata. Makanya kok dari kemarin ini rasanya mimpi kejatuhan duren melulu. Hehe" sambut pakdhe Aji, papa mas Yudha

"Bisa aja kamu ini Ji. Dibolehin masuk kan ini?" tanya ayah yang berniat untuk bergurau

"Tanpa ijin sebenernya kamu yawes mau masuk duluan toh?" balas pakdhe Aji "Sebentar.. Sebentar, ini si Nadh yang kecil dulu itu kan ya? Oalah nduk wes besar yo" lanjutnya

"Masa' saya kecil terus pakdhe, sudah perawan ting-ting ini" jawabku melucu

"Bisa ajaaa. Duduk dulu, tak panggilkan budhemu sama Yudha" ujar pakdhe sambil memanggil-manggil yang bersangkutan

Terdengar dari dalam rumah, suara grusa-grusu seperti ribut untuk menjamukan apa bagi kami. Tak perlu lama, budhe Is yang sepertinya baru selesai mencuci baju, mengelap tangannya dengan serbet di rak dekat tv ruang tamu kemudian menyajikan beberapa toples yang berisikan makanan ringan dan mas Yudha yang sepertinya juga baru bangun tidur tapi tidak mengurangi ketampanannya, keluar.

"Jadi, berapa hari ini di Jogja?" tanya budhe Is

"Dua hari aja, liburnya kan ya cuma sabtu minggu. Besok siang paling juga sudah pulang. Ini cuma nganterin Nadhi yang kangen sama mas kesayangannya" jawab mama yang sontak membuatku malu setengah mati

"Mamaaaaa" protesku

Seluruhnya dalam ruangan tertawa dan tak lama akupun ikut terbawa dan tertawa bersama.

"Oh ya, gimana persiapan kulianya Yudha?" tanya ayah pada pakdhe Aji

"Ya begini ini, kalau baru sudah kecewa baru sadar. Kemarin pengumuman snmptn ndak masuk, katanya ya mau daftar sbmptn atau uji tulis begitu itu. Ya ndak le ?"

"Hehe iya, mau daftar uji tulis di universitas Jogja sama di Surabaya" balas mas Yudha

"Kalau gitu, nginep aja di rumah. Nanti kalau mau berangkat ujian dianter kan ya bisa, biar fokus" ujar mama

"Haha. Padahal emang mau bilang kayak begitu, untung peka kata anak jaman sekarang" canda pakdhe Aji

Lagi-lagi aku mulai tersenyum sendiri. Karena artinya, ada kesempatanku bersama mas Yudha lagi, sungguh tak sabar kunantikan. Next month i'm coming!!! I love you full!!!

Maaf seribu maaf baru update. Minggu ini lagi sibuk-sibuknya ospek. Dan kebetulan aku salah satu panitia, jadilah aku lebih mengutamakan dedek-dedek emesh dulu. Hehe.
Thx ya yg sudah kasih voment.
Salam sayang dari Nadhira, mas Yudha dan mas Rama. Emmuah💋💋💋 :*

NadhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang