Two

1.1K 66 18
                                    

"Wari.. apa yang terjadi? Mengapa kau mengajaku berlari"
Ichi terlihat sangat ketakutan ia memang anak yang penakut. Wajah Ichi penuh dengan keringat.

"Gadis itu...gadis...itu" Aku membungkukan badanku dan lengan bagian kiri menunjuk ke arah kelas ku.

"Siapa...? Siapa gadis itu?" Rasa takut Ichi sudah mulai meluap, aku bisa melihat keringat yang mengalir di wajahnya.

"Aku tidak tau siapa gadis itu,dia menatapku dengan wajah kesalnya!" Aku sangat penasaran mengapa gadis kecil itu menghampiriku. Dan mengapa ia memasang ekspresi wajah kesal, padahal aku berusaha menyelamatkanya dari anak-anak nakal tadi.

"Ichi kumohon..!, jujurlah padaku, apakah kau melihat gadis kecil bermata biru?"
Aku menggoyang-goyangkan tubuh Ichi ke depan dan ke belakang dengan berulang-ulang kali.

"Tidak Wari... Aku sama sekali tidak melihat gadis kecil itu. Bahkan seseorang pun aku tidak melihatnya"

Sepertinya Ichi berkata jujur... tapi mengapa hanya aku yang dapat melihatnya? Bahkan diriku tidak mempunyai mata batin atau indra ke enam atau hal-hal yang berhubungan dengan dunia gaib.

"Hey Ichi, aku minta tolong boleh..?" Ichi anak yang baik, ia selalu mau menuruti perintah seseorang, aku sangat jarang mendengar ia berbicara 'tidak' pada perintah seseorang.

"Tentu Wari, memang apa yang bisa aku bantu"

"Bisakah kau mengantarku sehabis pulang sekolah?"

"Hmm, bisa, tapi mau kemana?"

"Lihat saja nanti"

Aku sengaja tidak memberi tahu Ichi tempat yang akan ku jumpai, karena jika ku beri tau, ia akan merasa ketakutan, siapa lagi yang mau menemaniku ke tempat itu kecuali Ichi.' Maafkan aku Ichi'.

"Ohhh ya sudah, ayok kita ke dalam kelas?" Ichi tidak begitu suka dengan suasana di luar kelas.

"Hmm baiklah, tapi kita duduk di meja kamu ya?"

"It's okay!" Ichi langsung menarik tanganku dan mengajaku ke dalam kelas.

AAAAAA!!!

Ichi!!! Gadis itu!!!
Aku melihat gadis kecil itu sedang duduk di bangku ku. Gadis kecil itu duduk dan menunudukan kepalanya.

"Wari, kau lihat apa?,"

"Gadis itu, kumohon pergilah,"
Aku berusaha membuat gadis kecil itu pergi dari bangku ku, namun gadis itu hanya tersenyum 40°, mata gadis itu tertutup oleh poninya yang panjang dan lembab itu, tetapi mata biru itu selalu menarik perhatianku.

"Apa mau mu? Kenapa kau ada di sini? Pergilah!!"

"Wariii!!! Sadarlah di sini hanya ada kita berdua" Ichi menepuk pundaku. Ia mulai takut, keringatnya sudah mengalir hingga jatuh ke lantai.

Kagome kagome

Kago no naka no tari wa

Itsu itsu deyaru no deshau

Gadi kecil itu menyanyikan lagu di permainan kagome, suara gadis kecil itu seperti sudah tak asing lagi di telingaku.

 Kagome KagomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang