Koishii Hanayome

14.4K 1.7K 175
                                    

[Koishii Hanayome]

.

.

Aku merasa bahwa aku baru saja bermimpi buruk, begitu buruk hingga aku menangis tersedu-sedu. Sesuatu yang paling tidak kuinginkan terjadi dan aku tidak mampu melakukan apapun untuk menghentikan mimpi buruk itu—

"Tuan...muda..."

"Tuan muda..."

"Tuan muda Seiji."

"Sa...ki?"

"Kalau anda tertidur di sini anda bisa sakit. Tuan muda, saya akan menata kasur lipat anda, jadi tolong beristirahat di kamar."

Aku menatap sosok yang begitu, begitu, begitu aku rindukan.

"Tuan muda?"

"Saki... kau..."

"Ya, ada apa?"

Aku mengulurkan tanganku, mencoba untuk menyentuh sosok yang paling aku rindu. Ketika jariku bersentuhan dengan kulit wajahnya yang lembut, entah mengapa dadaku begitu sesak.

"Tuan muda, apa anda masih belum sadar?"

"Saki..."

"Haaah.... Ada apa dengan anda? Anda aneh sekali hari ini."

Apakah kejadian waktu itu sebenarnya memang mimpi buruk belaka? Sebenarnya dia tidak pergi meninggalkanku, sebenarnya semua itu hanyalah halusinasiku saja?

"Tuan muda, aku bawakan teh dan kue dango ya? Anda pasti haus dan lapar setelah seharian tidur di teras belakang."

"Ah...ya... hahaha...aku pasti hanya bermimpi buruk."

"Hm?"

".....aku hanya bermimpi buruk... begitu buruk hingga aku tak tahu harus berbuat apa.."

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Semua hanya mimpi buruk saja, Tuan muda."

Saki membelai punggungku dengan lemah lembut, sentuhannya membuatku meneteskan air mata.Dia begitu hangat, begitu lemah lembut— bahkan dalam mimpi burukku sekalipun Saki tetaplah saki, dia tidak pernah sekalipun berubah.

"Tuan muda, kenapa anda menangis??"

".......uuh...uhhh....uuhhh......haaaa....hhh...."

"Tuan muda?? Tuan muda??"

Aki menarik lengannya, mendekap Saki dekat dan memeluknya sekuat tenaga.

"Tuan...muda...anda..menyakiti saya...uhh.."

"Saki! Saki! Saki! Jangan pergi dariku! Jangan tinggalkan aku!"

Aku menangis seperti anak kecil yang begitu ketakutan karena ditinggalkan seorang diri, memeluk satu-satunya orang yang paling berharga begitu erat.

"Tuan muda, saya tidak akan pernah meninggalkan anda—"

.

.

Mataku terbuka lebar saat aku merasa bahuku diguncangkan dengan keras oleh seseorang. Dengan pikirannya yang kosong dan bingung, perlahan-pelahan aku menoleh ke samping untuk melihat siapa yang mengguncangkan bahuku.

"Seiji-san, kau baik-baik saja??"

"...Sa..yo..ko..?"

"Ada apa? Apa kau bermimpi buruk?"

Koishii HanayomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang