Part 09: Takeda Sayoko

12K 1.6K 126
                                    

        Setelah Seiji meninggalkan ruang makan dan pergi untuk menemui Saki, Sayoko kembali ke ruang makan, membantu ibu mertuanya membereskan perkakas makan dan membersihkan sake yang tumpah di meja makan.

          "Dia benar-benar keterlaluan! Bagaimana bisa Seiji begitu keras kepala mempertahankan Saki?!" gerutu sang ibu mertua, Ayah mertua Sayoko menghela napas panjang dan sesekali meneguk sake yang masih tersisa di cawannya. "Apa Saki-san benar-benar bisa selamat?" tanya Sayoko, ayah dan ibu mertuanya melemparkan tatapan kaget setelah mendengar pertanyaan yang Sayoko lontarkan.

          "Sayoko-san, apa kau bersungguh-sungguh menolong Saki?" tanya ibu mertuanya. Sayoko terdiam beberapa saat, baginya menolong Saki merupakan pilihan paling sulit, setelah menjadi istri Seiji, namun ia juga ingin membuat Seiji mencintainya. "Saya tidak tahu, ibu... hanya saja, saya ingin membantu Seiji-san." jawab Sayoko. "Aku menghargai keputusanmu, Sayoko." ayah mertua Sayoko menimpali tiba-tiba, "namun, apapun yang terjadi, Saki harus menjalani tanggung jawabnya sebagai anak pertama keluarga Ishida. Apapun yang terjadi... atau baik keluarga ini dan keluarga Ishida bahkan desa ini akan dikutuk..." tambah ayah mertuanya, Sayoko menatap sang ayah dengan keingintahuan yang begitu besar. Apa yang terjadi pada dua keluarga ini? Mengapa mereka mengambil tradisi semacam ini? Sayoko memberanikan diri untuk bertanya.

          "Ayah, apa yang terjadi di antara keluarga Ogawa dan Ishida?"

        Sang ayah menatap Sayoko beberapa saat, mengamati menantu perempuannya yang dengan sungguh-sungguh ingin mengetahui sejarah keluarga Ogawa dan Ishida. Sang ayah memutuskan untuk berbicara, ia meletakkan cawan sakenya di meja dan melipat kedua tangannya lalu mulai bercerita—

        Generasi terdahulu keluarga Ogawa dan keluarga Ishida hidup menyandang nama sebagai keluarga pembuat sake. Kedua penerus keluarga Ogawa dan Ishida adalah keluarga pemasok sake untuk persembahan kepada dewa sebagai rasa syukur dan terimakasih atas panen desa yang baik dan berhasil selama setahun....

        Akan tetapi, pada suatu hari karena kelalaian keluarga Ishida, sake yang harusnya dipersembahkan untuk dewa mengalami kegagalan. Tahun itu adalah tahun dimana keluarga Ishida yang harus mempersembahkan sake, akan tetapi kegagalan sake mereka menyebab keluarga Ishida tidak dapat mempersembahkan barang satu cawan sake untuk persembahan dewa di kuil. Kelalaian ini dipercaya mendatangkan bencana untuk desa, takut akan menjadi penyebab kemalangan desa, keluarga Ishida pergi menemui keluarga Ogawa, memohon bantuan agar mereka bersedia membiarkan keluarga Ishida mengambil satu barell sake keluarga Ogawa dan mengakui sake itu sebagai sake keluarga Ishida. Permintaan kelurga Ishidapun disetuju, keluarga Ogawa mengirimkan satu barell sake untuk keluarga Ishida, perayaan dan persembahan bagi dewapun berlangsung dengan baik, namun sebuah tragedi terjadi setelah itu, setiap mempelai wanita yang menikah dengan penerus keluarga Ogawa meninggal.

        Hal ini begitu memilukan keluarga Ogawa sampai menjadi sebuah desas-desus bahwa keluarga Ogawa dikutuk. Mendengar desas-desus ini, keluarga Ishida merasa bersalah, apakah dewa mengetahui perbuatan licik mereka? Apakah ini sebuah hukuman? Hal itu terus berlanjut, siapapun yang menikah dengan keluarga Ogawa satu persatu meninggal . Keluarga Ishidapun akhirnya kembali datang dan menawarkan sebuah jalan keluar.

          "Apa yang menimpa keluarga Ogawa, memilukan hati keluarga Ishida. Ini adalah bayaran yang tidak seharusnya ditanggung keluarga Ogawa, karena itu ambilah anak pertama keluarga Ishida dan nikahkan dengan putra keluarga Ogawa, barang kali dewa mau berbelas kasih dan menerima penyesalan kami..." 

        Keluarga Ishida sejak saat itu berhenti membuat sake, mereka memutuskan untuk mengabdikan diri pada keluarga Ogawa—

          "Entah bagaimana, anak pertama keluarga Ishida adalah perempuan. Hanya sedikit dari catatan keluarga Ishida mereka mempunyai anak sulung laki-laki, sebaliknya generasi Ogawa selalu mempunya anak laki-laki sebagai penerus. Karena itu keluarga Ogawa menerima tawaran keluarga Ishida, dan... seperti yang kau tahu, Sayoko... mereka semua yang menanggung beban keluarga Ishida maupun Ogawa... sampai saat ini barell sake yang dipersembahkan untuk dewa waktu itu masih ada di balik gudang sake...itu adalah bukti dari generasi terdahulu bahwa kutukan ini bukanlah omong kosong..." ujar sang ayah, tangannya kembali mengambil cawan sake yang sudah diisi sake lagi oleh ibu mertua.

Koishii HanayomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang