Tiga

11.6K 427 4
                                    

Cahaya matahari telah memancarkan sinarnya melewati kaca jendela. Aku langsung terbangun dari tidur yang entah bermimpikan apa..

Biasanya, aku bangun tidur bukannya langsung mandi, tapi langsung mengambil smartphone ku yang ada di meja belajar. Siapa tau ada notifikasi dari seseorang. Seseorang?

'Yah.. gak ada notifikasi satu pun' gumamku.

Begitulah nasib orang jones kayak aku, gak ada notifikasi sama sekali;(
Eh bukan jones, tapi lagi nunggu orang yang mengkhitbah aku, NGAREP!

Setelah aku melihat smartphone yang tidak ada notifikasi, aku langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi karena jadwal kuliah untuk hari ini pagi-pagi, sekitar jam 8nan.

Setelah beres siap-siap untuk pergi ngampus, aku membawa tasku dan langsung turun kebawah untuk sarapan bareng keluarga..

"Selamat pagi semuanya.." sambil turun dari tangga.

"Ayo nak cepet sini sarapan, ntar kamu telat kuliahnya." Mamahku yang lagi menyiapkan sarapan untuk kita.

"Kak ridzki belum bangun mah?." Tanyaku karna tumben kakaku yang ganteng itu gak ada disini

"Dia belum bangun, biasa hari ini kuliahnya kebagian siang jadi dia abis sholat subuh langsung tidur lagi."

"Yahh gimana sih yang mau menikah ko kebo gitu ya tidurnya, harus sabar deh yang jadi istrinya kakak." Pekik ku sambil cengengesan

"Cepatan ih mah, aku udah telat nih ntar aku ditinggalin deh sama temanku." Adikku ilham yang cerewet terus saja merengek..

"Kamu dek, ngomong sama orangtua tuh yang bener. Kalau kamu takut ditinggalin sama teman kamu, ya kamu bangunnya pagi dong." Ucapku agak meceramahi dia.

"Apaan sih kak, berisik."

"Kamu tuh ya dikasih tau malah membantah!"

"Ada apa sih ko pagi-pagi udah pada ribut gini." Papahku yang baru datang dan langsung duduk untuk sarapan

"Tau tuh si kakak." Ilham yang gak mau disalahkan

"Apaan sih dek, ko malah nyalahin kakak sih. Orang itu salah kamu."

Biasa, kalau aku udah disatuin sama adikku ya bisa diliat sendiri, kayak anjing dan kucing gak pernah akur.

"Udah lah kak, percuma menasehati adikmu, masuk telinga kanan keluar telinga kiri atau malah membantah. Udah ayo kita makan katanya kamu takut ditinggalin sama temanmu." Ucap mamah yang langsung aku dan ilham menganggukan kepala

Aku langsung menghabiskan sarapannya karena udah menunjukan pukul 07.00.

"Mah aku pergi dulu ya assalamualaikum" Ucapku dan langsung pergi ke stasiun kereta. Karena kalau aku naik bus itu pasti macet banget hari ini aku memutuskan untuk naik kereta aja.

"Gak akan bareng sama Papah sa?." Papah mengajakku pergi untuk bareng. Aku langsung membalikkan tubuhku

"Engga pah, hari ini aku mau naik kereta aja. Yaudah pah, aku udah terlambat."

Aku pun bergegas pergi dari rumah menuju ke stasiun, dan segera membeli tiket.
Tiba-tiba aku bertemu dengan temanku bahkan sahabatku.

"Abqari?" Ucapku dengan ragu karna takut salah orang.
Abqari langsung membalikkan badannya kearah orang yang memanggilnya

"Eh salsa?.." Ucap Abqari setelah melihatku

"Huh bener kan, itu kamu." Aku sambil tersenyum

"Loh ko kamu naik kereta sa, tumben?"

Khitbah Sang Sahabat (Masa Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang