Harry’s Pov
Hari ini aku menemui Taylor di apartmennya. Saat aku mengetuk pintunya, tak ada yang menanggapi. Akhirnya kucoba memutar kenop pintunya. Tak dikunci. Aku langsung masuk. Saat aku masuk aku mendengar desahan-desahan Tay. Ya Tuhan, apa-apaan ini. Aku segera mencari Tay. Dan benar saja, ia sedang bersama laki-laki lain. Making love lebih tepatnya.
Perasaanku seperti lega sekarang. Aku memang benar-benar salah memilih. Tekadku semakin kuat untuk menjauhi dan memutuskan hubunganku dengan Tay.
“Okay Tay, sekarang kau dan aku resmi berputus. Selamat bersenang-senang.” Aku berteriak dari depan kamar Taylor. Mereka menoleh padaku. Kemudian aku segera bergegas pergi.
Aku menyetir Range Roverku dengan tidak sabar. Aku ingin segera pergi ke rumah dan membuang semua barang-barang yang pernah Taylor berikan padaku. “Shit. Tapi aku bersyukur juga. Haha…”
*****
Rane’s pov
“Hi, darling. Welcome home.” Ibuku memelukku. Yeah, aku pulang ke rumah ibuku di Australia. “Mom, I miss u.” aku meneteskan air mataku di bahu ibuku. “Mommy juga sayang.” Kemudian mom mencium pipiku. “waah cucu oma sudah besar. Manis sekali. Ia mencium Darcy. “Hi Har.” Mom juga tak lupa mencium Harry. “Hi mom.” Harry tersenyum padanya. Oh ya, ayahku sudah meninggal setahun yang lalu. Mom tinggal dengan kakaknya yang sama-sama janda. Mereka sangat akur. Ah, I miss my brother.
“Har, tolong bawakan kopernya ke kamar ya.” Aku menaiki tangga menuju kamarku dan membantu Harry membawa tas keperluan Darcy. “Yes Hun.” Ia mulai mengangkat 2 koper kami.
Aku dan Harry sudah baikkan. Ya, walaupun tidak sedekat dulu. Aku masih tidak 100% percaya pada Harry. Dia sudah berulang kali minta maaf, aku memaafkannya. Tapi hanya otakku, hatiku belum.