[3] - Still Small Plans

2.2K 255 23
                                    

Prilly yang sedang duduk santai sambil membaca buku di taman kampus mendapatkan sebuah message.

Gadis itu terdiam memandangi layar ponselnya sejenak dan mulai melangkah pergi dari tempat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu terdiam memandangi layar ponselnya sejenak dan mulai melangkah pergi dari tempat itu.

"Ya, Bu. Kenapa?" tanya Prilly setelah dia berada di dalam mobil Ibunya.

"Jangan mengecewakanku lagi," ucap Diana; Ibu Prilly datar dengan pandangan yang masih fokus ke depan.

Prilly menundukan kepalanya sebentar dan menghembuskan napasnya perlahan. "Tidak akan!" balas Prilly.

Diana menoleh ke arah anaknya, "kamu dapat dua jawaban salah dalam salah satu tes. Apa kamu mabuk? Atau belajarmu kurang serius?"

Prilly makin menunduk dengan raut wajah yang sedikit takut. "Maaf," jawab Prilly dengan nada yang lemah.

"Kesalahan kecil seperti itu yang bisa membuatmu menjadi urutan kedua," ucap Diana sambil memandang anaknya.

"Maaf." Hanya kata itu yang dapat keluar dari bibir gadis cantik ini. Mata Prilly sudah mulai berkaca-kaca.

Prilly memalingkan wajahnya ke arah kaca jendela mobil, dia melihat di luar sana ada Rose dan beberapa temannya yang sedang berlari kecil lalu bersenda gurau. Jujur, Prilly merasa iri dengan mereka semua yang bisa dengan bebas berekspresi tanpa ada yang membatasi ataupun melarangnya.

Diana mengikuti arah pandang anaknya lalu berkata, "mereka terlihat bahagia sekarang, tapi itu semua gak berguna. Tunggu dan lihatlah saat kamu lulus dari universitas ini kamu akan berada di tempat yang sulit mereka jangkau. Jadi, jangan pernah bergaul dengan mereka! Fokus pada belajarmu saja, Ibu gak mau lihat kamu ada di urutan kedua," kata Diana panjang lebar.

"Iya. Aku tidak akan mengecewakan Ibu lagi."

~Different~

"Tanding basket yuk bro," ajak seorang lelaki kepada Ali.

"Ada apaan emangnya? Gue gak punya salah apa-apa sama lo deh perasaan," kata Ali dengan nada bingungnya.

"Udah ayo. Cuma permainan biasa kok, buat seru-seruan aja," ucap lelaki itu seolah meyakinkan Ali.

Ali menganggukan kepalanya pelan. Daripada gak ada kerjaan jadi lebih baik dia bermain basket bukan?

"Ali! Ali!" teriak beberapa cewek yang melihat pertandingan itu.

"Tangkap!" Salah satu anggota tim basket Ali memberi kode dan melemparkan bola itu ke arah Ali.

"Shoot." Ali melambungkan bola basket itu hingga tepat masuk ke dalam ringnya.

Teriakan para penggemar wanita Ali menggema di dalam lapangan tertutup itu.

"Ali...."

"Aaaaaaa Ali."

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang