[8] - A Feeling?

1K 140 0
                                    

Terlihat tangguh namun nyatanya paling rapuh.

••❤••

"Mau ikut gue gak?" suara yang akhir-akhir ini sering di dengar Prilly itu mengagetkannya.

Prilly menolehkan kepalanya ke belakang dan tersenyum sekilas ke arah Ali.

"Kemana?"

Saat ini Ali sudah berdiri di sampingnya, memasukkan satu telapak tangannya di saku celana.

"Ke mana aja. Mungkin, ke dunia luar yang jarang lo kunjungi," ucap Ali yang membuat Prilly langsung mengalihkan pandangan untuk menatapnya.

"Ayo deh!" seru Prilly semangat.

Ali tersenyum, gadis itu benar-benar beda sekarang. Dia berubah.

"Lha dia bengong. Ali! Ayo!"

Seketika Ali tersadar mendengar teriakan itu dan melangkah lebar ke arah Prilly.

"Sabar kali," kata Ali dengan nada sedikit kesal yang di buatnya.

Mereka izin ke security dengan beberapa alasan agar di bolehkan untuk keluar, mengingat ketatnya peraturan di kampus itu.

"Gue seneng bisa deket sama lo," ujar Prilly tiba-tiba.

"Kenapa? Gue kan gak sempurna."

"Karena lo gue jadi bisa sadar kalau gue berhak buat bebas. By the way gak ada manusia yang sempurna Li," jelas Prilly menunduk memperhatikan langkah kakinya.

"Itu semua ya karena diri lo sendiri bukan karena gue," balas Ali sambil mengangkat satu alisnya.

Gak ada obrolan yang keluar lagi dari bibir keduanya hingga mereka sampai di sebuah taman.

Prilly duduk di salah satu bangku panjang yang kosong, cewek itu mendongakan wajahnya, menghirup udara sore yang terasa sejuk sambil memejamkan mata ... merasakan hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya.

Ali memperhatikan Prilly dan tersenyum sangat tampan. Cowok itu ikut duduk di samping Prilly.

"Suka," seru Prilly menatap mata Ali dalam. "Suasana kaya gini jarang banget gue rasain."

"Oh," jawab Ali.

"Gitu doang?" tanya Prilly.

"Eh lo mau es krim gak?" Ali menawarkan itu saat melihat kedai es krim yang ada di seberang taman.

"Traktir ya."

Tanpa berkata apapun lagi Ali berjalan mendahului Prilly ke arah kedai es krim itu.

Mereka memesan dua menu es krim yang berbeda. Keduanya sama-sama diam dalam duduknya, hening menyelimuti keadaan saat ini. Rasa canggung seakan menyeruak di dalam diri masing-masing.

"Mas sama mbaknya couple ya? Kita ada beberapa games spesial valentine, barangkali mau ikut?" tawaran dari seorang pelayan lelaki itu menghilangkan suasana hening di meja mereka.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang