"Lo beneran gapapa Li?" tanya Rose saat sedang berjalan bersama Ali. Cowok itu tersenyum sekilas.
"Gue baik-baik aja Roseane Valerine!" balas Ali sedikit gemas dengan sahabatnya itu.
Pasalnya sejak tadi mereka di UKS hingga akan kembali ke kelas untuk mengikuti jam pelajaran selanjutnya Rose terus menanyakan hal yang sama.
"Gue ke toilet bentar. Lo duluan aja." Rose buru-buru melangkahkan kakinya untuk mengejar seseorang yang tadi sempat dia lihat.
Prilly menunduk seolah merasakan semua beban yang sedang dia tanggung. Tanpa di duga, rasa bersalah itu muncul di hatinya. Rasa bersalah karena telah menyakiti Ali demi kebahagiaanya! Jika begini apa Prilly mampu menjalankan tugas tambahan dari Risa untuk rencana berikutnya?
Prilly menegakan tubuhnya dan melihat pantulan bayangannya di cermin.
"Gak. Gue gak boleh lemah kaya gini," ucap Prilly untuk menyemangati dirinya sendiri.
Gadis itu merapikan tampilannya sebentar lalu melangkahkan kakinya untuk keluar dari toilet.
Baru saja Prilly ingin membuka knop pintu untuk keluar, Rose sudah lebih dulu mendorongnya masuk kembali dan menutup pintu itu rapat-rapat.
"Ngapain lo pake cara kaya gitu. Yang harusnya lo lawan itu gue bukan Ali." Dengan rasa jengkelnya Rose berkata dengan nada suara yang meninggi.
"Kalem dong," balas Prilly singkat.
"Shit! Gue udah berusaha sabar ngadepin lo selama ini tapi perbuatan lo ke sahabat gue bikin gue muak."
"Gue gak nyuruh lo buat sabar-sabar sama gue, gue juga gak pernah nyuruh lo buat baik sama gue. Itu semua kan kemauan lo sendiri," kata Prilly sambil melipat tangannya di depan dada.
"Gue kaya gitu karena gue masih punya hati, gue bersikap manusiawi, gak kaya lo yang gak punya hati."
Kata-kata Rose tadi benar-benar membuat emosi Prilly meluap.
"Berani lo sama gue!" Prilly sudah di buat geram oleh Rose.
"Gue gak tahu pasti alasan kenapa lo ngelakuin itu, tapi lo milih orang yang salah Prill. Harusnya gue yang lo lawan bukan cowok yang punya kelemahan fisik kaya Ali." Rose berusaha mulai berdamai dengan keadaan ini.
"Jangan bikin gue marah."
"Kenapa lo gak nyerang gue secara langsung aja?" alih Rose, Prilly bergeming. "Lo emang jahat ya Prill. Jahat, karena lo nyerang kelemahan orang lain!" tambah Rose dengan tenang.
Prilly menatapnya sinis tanpa minat untuk membalas ucapan Rose. Gadis itu berjalan keluar dari toilet tanpa memperdulikan Rose yang sekarang menatapnya nanar.
Rose yakin sebenarnya Prilly baik, tapi karena sebuah tekanan gadis cantik itu menjadi seperti ini.
~Different~
"Lo tadi kenapa? Anak-anak sampe rame ngomongin lo tau," ucap Prilly sedikit basa-baai saat Ali baru saja duduk di belakangnya.
Kebetulan Ali dan Prilly satu kelas karena jurusan yang mereka ambil sama.
Cowok itu mengernyitkan alisnya bingung dengan kelakuan Prilly yang tiba-tiba peduli pada orang lain. "Gapapa kok," balas Ali singkat.
"Jangan terlalu nutup diri kali. Gue mau coba temenan sama lo nih." Ali lagi-lagi di buat bingung oleh perubahan sikap Prilly.
Ali menatap mata Prilly dalam, seperti mencari suatu keanehan yang ada dalam dirinya, "sehat lo Prill?" tanya Ali sambil memperhatikan wajah gadis itu.
"I'm okay. Gue cuma pengen liat lo gak bergaul sama Dinda terus, gak bosen apa lo?" Ali menggeleng.
"Dinda tuh sahabat gue dari kecil, masa gue jauhin? Selama gue sama dia bisa bikin hal-hal baru ya gak bakal ngebosenin." Ali mulai mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya. "By the way lo aneh deh," lanjutnya.
"Ah udahlah." Prilly kembali menghadap ke depan saat mendengar sapaan dari dosennya.
"Jadi tugas kalian kali ini adalah membuat sebuah slide untuk di presentasikan, satu kelompok terdiri dari dua orang. Pilih orang yang duduknya dekat dengan kalian," ucap Bu Rita menjelaskan.
"Gue sama lo ya, Li." Prilly menoleh ke belakang sambil berkata seperti itu. Ali bergeming.
Entah pengelihatan Ali yang salah atau memang tingkah Prilly yang salah tapi gadis itu memang benar-benar beda dari biasanya. Yang Ali tahu Prilly adalah gadis cuek, pendiam, terkesan misterius, dan selalu bersikap acuh dengan lingkungan sekitarnya.
Karena baginya yang terpenting adalah belajar, belajar, dan terus belajar.Ali gak tahu apa alasan yang membuat Prilly selalu berusaha agar menjadi peringkat pertama, karena cowok itu memang tak terlalu peduli akan hal itu. Ali gak pernah peduli sama cewek yang bernama Prilly.
~Different~
"Lo jangan dekat-dekat sama Prilly deh." Ali mengerutkan dahinya pertanda bingung dengan apa yang di ucapkan Rose.
"Gue gak pernah ngedeket, tapi dia yang sekarang keliatan mulai deketin gue. Kenapa?"
"Prilly kayanya ada maksud sesuatu sama lo."
"Jangan nuduh orang dulu, lo juga gak punya bukti apa-apa," balas Ali.
"Tapi lo tahu sendiri kan kalau Prilly pengen banget jadi peringkat pertama? Mungkin itu alasan dia dekatin lo. Dia pengen buat lo hancur perlahan." Rose mencoba memberi penjelasan pada Ali.
Ali masih santai meminum soda yang tadi dia beli, "meskipun gue punya kelemahan di fisik tapi gue masih bisa jaga diri kok. Lo tenang aja."
Rose membuka susu strawberry-nya dan meminumnya.
Ali memang keras kepala, Rose sudah hafal itu!
Di lain sisi, seorang gadis terlihat sedang mengobrol dengan seseorang melalui sambungan telepon.
"Gue udah mulai jalanin rencananya."
"Gue harap rencana ini gak akan ganggu proses belajar gue," ucapnya lagi setelah mendengar jawaban dari orang yang di telepon.
Dengan kesal, di putuskannya sambungan telepon itu secara sepihak.
Prilly menggenggam ponselnya erat sambil menutup matanya sesaat. Meyakinkan dirinya untuk menjalankan rencana yang menurutnya gila ini.
Membuat Ali jatuh cinta padanya? Itu sangat gila bukan.
Tapi benar apa kata Risa, mungkin jika Ali jatuh cinta dengan Prilly. Cowok itu tak akan terlalu fokus dengan belajarnya dan Prilly bisa menggesernya perlahan dari peringkat pertama.
Licik? Iya Prilly juga sadar itu.
Tapi dia hanya tak ingin terus di tekan oleh ibunya, yang menginginkan Prilly mendapat peringkat satu.
~Different~
Halah garing. Masih nyambung gak sih?
Maaf atas keterlambatan update. Pendek pula ehe :") mian!
Votmment juseyo😊--17 September 2016--
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Fanfiction"I'm different!" "You are different, but you're special." Perbedaan yang kita miliki mungkin menjadi salah satu cara tuhan menyatukan kita. Penasaran? baca aja. Jangan lupa tinggalkan jejak❤ Note : Terinspirasi dari salah satu Kdrama ... [I think, s...