Stella memarkirkan motornya di depan sebuah rumah yang lumayan besar itu. Stella kemudian melepas helm yang dipakainya dan menyimpannya di atas jok motor. Setelah sampai di depan pintu rumah tersebut, Stella mengetuknya tiga kali.
Terlihat seorang laki-laki membuka pintunya yang langsung disapa oleh Stella. "Hai, Pet!"
Peter, laki-laki itu, menatap Stella sejenak dengan tatapan datar. "Ngapain lo ke sini?"
"Gue, kan, mau tutor lo, Pet." jawab Stella dengan semangat.
Peter menghela napas. "Gue, kan, udah bilang sama lo hari Jumat kemarin kalau gue mau ganti tutor. Jadi, mulai saat ini, lo nggak usah tutor gue lagi."
Setelah kejadian di perpustakaan hari Rabu yang lalu, Peter menjadi menghindari Stella. Stella, yang biasanya menjauhi Peter, malah terus mendekati dan mencoba berbicara dengannya, baik itu tentang tutor maupun kejadian di perpustakaan itu. Namun, Peter mengabaikannya dan hanya berkata kalau ia tidak cocok ditutor olehnya dan akan berbicara kepada Pak Luke untuk mengganti tutornya hari Senin nanti.
"Pet, gue tau lo sakit hati karena omongan gue di perpus waktu itu, kan?" tanya Stella yang hanya dibalas dengan tatapan tidak peduli oleh Peter. "Oke, gue minta maaf. Gue sadar gue nggak seharusnya ngomong gitu. Gue merasa nggak enak sama lo, Pet."
Peter lagi-lagi menghela napas. "Lo tau nggak, sih, Stell-"
"Nggak tau,"
Peter memutar bola matanya. "Gue belum selesai ngomong, anjir."
"Yaudah, lanjut." kata Stella.
"Lo tau nggak, sih, Stell? Gue baru sadar gue udah suka sama orang yang salah. Gue juga sadar gue seharusnya nggak terus berjuang buat dapetin seseorang yang nggak suka sama gue." jelas Peter.
"Pet-"
"Dan gue udah maafin lo, kok, Stell. Gue juga mau minta maaf kalau selama ini gue terus ganggu lo. Gue nggak ada maksud jahat selain buat deketin lo." potong Peter.
"Pet, please, dengerin gue dulu-"
"Sekarang mending lo pulang, Stell. Udah mau hujan. Ngomong-ngomong, makasih udah tutor gue, walaupun cuman sekali." kata Peter, lalu menutup pintu rumahnya.
Stella hanya berdiam diri sambil menatap pintu rumah Peter yang tertutup. Stella kini sadar; ia telah mengabaikan seseorang yang sudah berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan hatinya.
***
Sementara itu di kediaman keluarga Hemmings...
"Om bakal kangen banget sama kamu, Lemma." kata Michael sambil menggendong Lemma, kedua matanya terlihat berkaca-kaca. "Anj-"
Luke langsung membekap mulut Michael dan menatapnya. Emma yang berada di samping Luke juga menatapnya penuh ancaman. Michael hanya menatap Luke dan Emma secara bergantian, memberi isyarat kalau ia mengerti apa maksud mereka. Luke akhirnya melepas bekapannya.
"Anu... gue pengen nangis. Gue nggak tega ninggalin Lemma. Dia terlalu lucu." kata Michael.
Luke dan Emma sama-sama memutar bola matanya dan menghela napas setelah mendengar Michael berbicara. Maksud Luke membekap mulut Michael tadi tidak lain untuk antisipasi kalau Michael berbicara kasar di depan Lemma.
Hari ini Michael akan kembali ke rumahnya setelah mendapat telpon dari atasannya bahwa hari Senin besok akan diadakan rapat penting dan Michael harus menghadirinya, mengingat posisinya yang penting juga di perusahaan itu. Michael memang mengambil cuti selama seminggu, dan ia sudah menghabiskan cuti itu dengan menginap di rumah Luke. Tadinya, Michael berencana akan pulang hari Selasa dan bolos kerja pada hari Senin.
"Lebay lo, ah, pake nangis segala," cibir Luke. "Yaudah, ayo, gue anter ke stasiun. Bahaya, kan, kalau lo ketinggalan kereta."
"Iya, iya," kata Michael sambil menyerahkan Lemma kepada Emma, lalu pura-pura mengusap air mata. "Dah, Lemma! Jangan ikutin Papa kamu ngomong kasar lagi, ya."
Michael melambaikan tangannya kepada Lemma dan Emma, lalu masuk ke dalam mobil Luke. Setelah mobil Luke sudah meninggalkan area rumah, Emma berjalan masuk ke dalam rumah bersama Lemma di gendongannya. Emma kemudian mendudukan Lemma di sofa, sementara dia membuat susu untuk Lemma.
Emma memang mengalami kesulitan saat pertama kali mengurus Lemma, mengingat dia belum memiliki anak dan kurang berpengalaman dalam merawat seorang bayi. Emma akhirnya mengandalkan Google dan YouTube untuk mempelajari bagaimana cara merawat bayi dengan baik dan benar.
Emma, yang sedang menutup botol susu, terlonjak kaget saat seseorang memeluk pahanya dengan tiba-tiba. Emma akhirnya menunduk dan melihat Elsa yang tersenyum lebar sambil melepaskan pelukannya. "Hai, Tante!"
"Kamu ngagetin aja." kata Emma sambil mengelus dadanya, tangan kirinya terlihat memegang botol susu yang sudah terisi.
"Lagi ngapain, Tante?" tanya Elsa dengan polos.
"Lagi buat susu buat Lemma," jawab Emma sambil tersenyum.
"Lemma itu siapa? Adik bayi yang lagi duduk di sofa?" tanya Elsa kembali.
"Iya," kata Emma sambil menggangguk dan tersenyum, lalu berjalan menuju ruang keluarga. Elsa terlihat mengikutinya di belakang.
Setelah duduk di sofa, Emma mendudukkan Lemma di pangkuannya dan memberi botol susu kepada Lemma. Elsa terlihat duduk di samping Emma sambil memerhatikan Lemma yang sedang minum susu.
"Elsa- ya ampun, Nak, ternyata kamu di sini. Kamu bikin Papa panik aja." kata Nick setelah melihat putri semata wayangnya itu dari balik tembok pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga, lalu melihat Emma. "Eh, Ma, maaf, nih, gue main masuk aja. Pintunya nggak ditutup, sih."
Emma sempat agak terkejut saat mengetahui pintu rumahnya belum ditutup. Padahal Emma merasa ia sudah menutup pintunya. "Iya, Nick, nggak papa. Gue lupa tutup pintunya mungkin tadi."
Nick akhirnya menghampiri Elsa yang masih memerhatikan Lemma. Nick kemudian melihat Lemma yang membuatnya teringat sesuatu. "Ngomong-ngomong, maaf lagi, nih, sebelumnya. Bukannya gue kepo, tapi itu anak lo?"
Luke memang sempat berjanji akan menjelaskan tentang Lemma kepada Nick satu minggu yang lalu saat Luke akan menjemput Michael. Namun, nampaknya Luke, maupun Nick, lupa akan hal itu.
Emma menghela napas, lalu mulai menceritakan semuanya dari awal sampai akhir tentang Lemma kepada Nick.
***
Tadinya ini mau chapter khusus teler (nama ship buat stella sama peter. Btw makasih banget itu woi yang komen nama shipnya. Gue ngakak) tapi akhirnya jadi gue campur sama luke wkwk
Dan anjir gue hampir lupa sama nick sama elsa. Maapkan :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemma // lrh
Fanfiction[Book 3] Just another story about Luke and Emma. Highest rank #86 in Fanfiction (18-9-2016) © 2016 by fadha-fs