Part 1

14.1K 550 66
                                    

Aislie POV

Sekarang hari minggu. Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Tapi aku masih bergelut dengan selimut, bantal, dan guling kesayanganku. Sebenarnya aku sudah bangun dari sejak jam 6 tadi, hanya saja, aku malas kemana-mana hari ini. Hingga, suara ketukan pintu dan teriakan mamah mengganggu ketenanganku.

"Aislie, buka pintunya, Sayang, sudah siang, cepat bangun!" teriak mamah sambil terus mengetuk-ngetuk pintu kamarku.

Aku mengerang di bawah selimut tebalku. Lalu memaksakan diri buat bangun dari kehangatan balutan selimutku.

Ceklek.
Pintu terbuka, menampilkan sosok orang yang telah melahirkan aku, yups mamah aku.

"Ada apa sih, Mam. Berisik amat, aku tuh lagi enak-enakan tiduran juga, ganggu aja deh," ucapku sambil mendelik.

"Kamu itu, anak perawan kok kelakuan masih kayak bocah TK. Jam segini bukan waktunya buat tidur, Aislie." Mama berkacak pinggang. Aku mendengus mendengar gerutua.nnya.

"Aduh, mamihku yang cantik, please deh. Sekarang kan hari minggu, nggak papa kali biarin anak s..?..emata w..m.ayangnya males-malesan sehariiiii aja. Pleasse," ucapku sambil menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada sambil mengeluarkan jurus andalanku, puppy eyes.

"Kagak bisa, nggak ada torelir buat males-malesan. Buruan, bantuin mamah masak di dapur," ujar mamah tegas sambil menarik tanganku ke luar dari kamar, menuju ke dapur.

Aku hanya menurut saja, kalau sudah begini, aku nggak bisa lepas dari mamah, sampai malam sekalipun. Mamah akan terus memberiku bejibun pekerjaan bagai tak ada habisnya.

Padahal, rencananya siang nanti aku pengen jalan sama sahabat aku, siapa lagi kalau bukan Rhey.

Tuhan... Datangkanlah malaikat penyelamatku saat ini, please!

Gumamku tanpa sadar, untung mamah nggak denger, kayaknya.

Beberapa menit kemudian.
Ting tong...

Wah... Ada yang dateng... Ya Tuhan terima kasih... Siapapun itu aku akan sangat berterima kasih.
Karena dia udah ngebebasin aku dari belenggu yang menyiksaku... Syukurlah.

Aku segera berlari ke arah pintu utama.

"Eh... Aislie, mau kemana kamu? Bantuin mamah dulu sini!" teriak mamah.

Aku tak mengacuhkan teriakan mamah. Maafin Aislie mamah... bisikku.

Setelah sampai, aku segera membuka pintu dengan semangat.

Tampak di depanku seorang laki-laki yang amat ku kenal. Yupss... Dia adalah Adriel.

Aku segera berteriak girang sambil memeluknya, lalu berkata.

"Aduhhh... Untung banget lo dateng. Makasssiiiiihhhhh banget... Lo udah selametin gue dari 'kerja rodi' nyokap gue, " ucapku sambil tetap memeluk tubuhnya erat.

"Sampe berapa lama lo mau meluk gue? Segitu kangennya ya lo sama gue," ucapnya narsis.

Wekk... Aku langsung melepaskan pelukanku dari tubuhnya.

"Anything for you dear," ucapnya lembut.

"Huhh... Lo nggak usah lebay deh, gue kayak gini karena lo udah bantuin gue... Untung lo udah selametin gue... Kalau nggak, udah gue sumpal tuh mulut sama kaos kaki gue!" ucapku ketus.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang