Part 30

1.2K 72 1
                                    

-
-
-
Enjoy my story, gaes!

°°°°°

"Ho, jadi ini rencana kalian? Licik juga kalian ini yah. Untung saja ayahku datang dan menyelamatkan cairan itu, haha...." sinis sekali suara tawanya, membuatku mual saja. Dia hanya belum tau bahwa ini bukan akhir dari Saklasvania. Tapi ini adalah detik-detik terakhir dari ceritanya.

Tapi tunggu, dia bilang apa tadi? Ayah? Apa mungkin lelaki itu? Mataku beralih menatap lelaki yang kini tengah berdiri dengan bersender pada salah satu tiang istana dengan sebotol cairan terang di tangannya. Senyuman sinis itu, kini aku baru menyadarinya.

"Kau tidak berpikir bahwa aku sudah mati bukan, Ivery?"
Cukup sudah, aku baru sadar dia benar-benar Paman Raxion, ayahnya Elwyn. Sial, dia pasti dalang dari semua ini. Aku paham jika ia dendam pada Saklasvania.

°°°°°
"Ayolah Ruanzi, kau pasti bisa membuatnya membatalkan hukuman atas diriku, iya kan? Aku mohon." Lelaki itu terus saja memohon pada ayahku, dan itu cukup membuat kesabaran ayahku habis.

"Cukup Raxion, kesalahanmu sudah kelewat batas. Aku tidak bisa mentolelir kesalahanmu kali ini. Sudah kuperingatkan kau berkali-kali jangan tergoda, kenapa kau masih tidak mengerti? Sekarang kesalahanmu sudah sampai di telinga para Valar, kau jangan berpikir mereka akan melepaskanmu dan mengampuni kesalahanmu jika aku berlutut mohon kepada mereka untuk memaafkan kesalahanmu, tidak untuk kedua kalinya," tukas ayahku geram.

Paman Raxion terduduk lemas di lantai. "Lalu bagaimana dengan kehidupan anakku nanti? Siapa yang akan menjaganya?"

"Tinggalkan ia di sini. Aku akan menjaganya. Aku akan merawatnya sebagaimana aku merawat anakku sendiri." Ayahku berlalu dari ruangan itu, meninggalkan aku, Paman Raxion, dan anak lelakinya—yang kuketahui akhirnya ia bernama Elwyn.

Paman Raxion mendekat ke arahku. "Dengar Ivery, Paman akan pergi. Jika nanti ayahmu kembali katakan padanya bahwa aku akan kembali ke sini. Pasti." Paman Raxion mengelus sejenak kepala Elwyn lalu berdiri dan pergi meninggalkan kami berdua.

Sejak saat itu, aku tak pernah lagi bertemu dengan Paman Raxion. Dan dari gosip yang beredar bahwa ia telah dihukum oleh para Valar atas kesalahannya yang telah berani mencium dan menyatakan cinta pada satu-satunya Valar wanita saat itu. Kesalahan itu termasuk kesalahan besar, bahkan sangat besar. Karena pada dasarnya, Valar hidup hanya untuk melindungi Saklasvania, tidak untuk hal lain. Dan sejak saat itu pula, tak pernah lagi diangkat seorang Valar dari golongan perempuan.

°°°°°

Lalu, di mana para Valar sekarang? Tidak mungkin mereka kalah secepat ini bukan? Ini benar-benar tidak lucu. Aku butuh pengalihan, oh ayolah berpikir. Aku memandang sekeliling dengan awas, mencari hal yang bisa menjadi pemancing amarah Paman Raxion. Aku sudah paham kelemahannya. Ia akan melupakan apapun rencana awalnya jika ia dalam keadaan murka.

Tapi, apa yang bisa membuat dia murka saat ini? "Aislie, apa kau punya ide?" Bisikku lewat telepati.

"Hah?"

"Aish, jangan bilang kamu gak ngerti, Aislie." Otakku benar-benar buntu saat ini. Tunggu, sepertinya ada satu hal yang bisa di lakukan oleh Aislie. "Aislie, kamu bisa bantu, lihat di leher patung Valar wanita di sampingmu? Ada kalung. Ambil kalung itu dan hancurkan patung valarnya," bisikku masih dengan telepati. Aku menatap Aislie disampingku yang tengah menatapku heran. "Cepat," bisikku lagi.

"Kenapa kau diam saja? Apa kau kaget dengan kehadiranku, hm?" Ledek Paman Raxion sinis.

Aku hanya mencibir menanggapi ucapannya. "Ck, aku tak kaget sama sekali. Aku hanya tak menyangka Tuhan berbaik hati masih memberimu umur panjang hingga kita bisa bertemu walau dalam keadaan yang kurang menyenangkan," tukasku.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang