Part 28

1K 65 4
                                    

-
-
-
Enjoy my story gaes

^^^^^

Brakk...

Suara gebrakan meja yang terdengar kasar menggema dalam ruangan yang didominasi warna gelap dan kesan mistis serta aura negatif yang menguar kuat.

Beberapa benda yang beberapa detik lalu tersusun rapi di atas meja, kini berserakan di lantai yang dilapisi permadani tebal berwarna merah marun. Seorang maid segera berjongkok dan mulai meraih benda-benda itu satu-satu dengan tubuh bergetar.

"Apa yang kau lakukan?" bentak lelaki di balik meja tersebut dengan mata menyalang penuh amarah. Sang maid hanya tertunduk dan mencoba menjawab, tapi...

Prang!!!

Pecahan gelas berserakan di bagian pojok ruangan itu, menumpahkan isinya yang masih penuh.

"Oh ayolah, tenang," bujuk seorang pemuda dengan santai sambil memainkan gelas yamg berisi minuman—entah apa—dengan santai seolah tak takut dengan kemarahan lelaki paruh baya di depannya.

"TENANG KATAMU? BAJINGAN KAU. INI BUKAN SAATNYA TENANG, SIALAN!" Suara dengan volume tinggi dan nada dingin penuh amarah menguasai ruangan itu.

"Yang penting kita sudah mendapat apa yang kita butuhkan sejak lama bukan? Buat apa kau marah-marah? Kita habisi saja seluruh wilayah mereka." Elwyn—pemuda tadi—menatap santai ke arah Melkor—lelaki paruh baya tadi—dengan smirk miliknya.

"Bukan itu yang aku takutkan." Suara Melkor tiba-tiba saja melemah bagai tanpa daya, mengingat beberapa detik lalu teriakannya sempat membuat sang maid masih mematung hingga kini.

"Jika dia tau rencana kita gagal, dia pasti akan...—"

Ucapannya terpotong dengan perkataan Elwyn. "Dia tak akan marah, percaya padaku." Seraya bangkit dan menuju pintu hendak keluar. "Aku akan kesana sekarang dan menjelaskan semuanya," ucapnya sebelum berbalik dan menutup pintu ruangan itu. Meninggalkan Melkor dan seorang maid yang masih tertegun, tak tahu harus melakukan apa.

Melkor hanya menatap pintu yang tertutup dan menghela napas panjang. Lelah sudah dirinya kini, usahanya gagal. Usaha untuk memperlambat perjalanan mereka gagal, kini mereka hampir sampai di puncak tujuan mereka. Pundak tegasnya luruh seketika, ia mengusap wajahnya kasar dan bangkit berjalan menuju pintu.
"Bereskan ruangan ini," perintahnya sebelum menutup pintu dan berlalu dari ruangan itu.

*****

Ruangan bawah tanah, itu tujuanku. Sudah 2X24 jam ramuan itu kupanaskan, harusnya sekarang sudah jadi.

Krek...
Ruangan terbuka, menampilkan sebuah ruangan yang pernah menjadi persembunyianku beberapa bulan yang lalu. Aroma menyengat menusuk hidungku, membuatku bersin-bersin seketika. Tapi, aku suka aroma ini. Ini bagaikan aroma kemenanganku, tidak, kemenangan kami menguasai Saklasvania.

Sebuah tungku dengan guci besar di atasnya mengepulkan asap ungu kehitaman. Menambah pekat udara yang memang sudah pengap. Kakiku melangkah perlahan mendekati tungku itu dengan langkah pasti. Yah, seperti perkiraanku, cairan itu sudah jadi tinggal menunggu intruksi darinya dan kami akan langsung beraksi.

Senyuman manis tak dapat kutahan lagi kini hadir di bibir tipisku, sudah lama aku tidak sebahagia ini. Langkahku mengarah ke sebuah lemari besar yang diisi berbagai botol dengan ukuran yang beragam. Kuambil sebuah botol 150ml dan mulai mengisinya dengan cairan itu, cairan yang akan membuat para penduduk Saklasvania menunduk dan memohon-mohon padaku untuk memberikan mereka cairan penawar untuk menyambung napas mereka yang sudah hampir habis.

Terbayang di pelupuk mataku, mayat bergelimpangan di tanah suci Saklasvania. Pemandangan yang amat sangat miris tapi itu yang membuatku puas. Oh tidak, kepuasanku adalah melihat para petinggi Saklasvania memohon-mohon dan mengemis padaku.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang