Part 25

1.1K 90 3
                                    

Maaf baru muncul lagi, #sad.
Enjoy my story, gaes!

***

Hari sudah beranjak pagi, matahari mulai tampak menyinari bumi. Memancarkan rasa hangat yang menenangkan.

Sementara itu di sebuah jalan setapak, dua orang manusia tengah berjalan berdampingan sambil berpegangan tangan dengan erat.

Keduanya terus berjalan ke arah Selatan. Menapaki jalan yang semakin lama semakin menanjak. Peluh mulai menetes dari tubuh keduanya. Wajah mereka—Aislie dan Ivery— memerah terbakar cahaya matahari yang mulai meninggi.

Ivery menatap kasihan ke arah Aislie yang berjalan di sampingnya. Wajahnya terlihat merah dengan peluh yang menghiasi dahinya.

"Kamu ingin kita istirahat sebentar, Aislie?" ucap Ivery.

Aislie hanya sedikit menolehkan kepalanya ke arah Ivery, "Tak perlu Ivery. Aku ingin cepat sampai di rumah pertapa itu."

Ivery engerutka kening, "Kau yakin?" tanyanya ragu. Aislie hanya mengangguk menanggapi ucapan Ivery.

Ivery hanya menghela napas pasrah, "Baiklah. Ayo cepat," ujar Ivery seraya meraih tangan Aislie lebih erat.

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di sebuah tepi hutan. Hutan itu menguarkan nuansa mistis yang kuat. Entah hanya perasaan mereka atau memang kenyataan.

Aislie menatap ragu ke arah Ivery ketika mereka semakin dekat dengan hutan tersebut. Ivery hanya tersenyum dan menatap Aislie dengan tatapan menenangkan.

Perlahan, keduanya mulai melangkah memasuki hutan tersebut, semakin dalam, cahaya matahari semakin berkurang karena tertutup oleh daun-daun pohon yang sangat rimbun.

Tapi anehnya, tidak ada satupun bunyi hewan ataupun cicitan burung yang biasa terdengar di hutan-hutan pada umumnya. Di sini, suasana terasa sepi, sunyi, dan aura mistis terasa semakin kuat.

Tak berselang lama, sebuah gubung nampak terlihat samar di antara pohon-pohon rendah di hutan itu. Aislie terlihat senang ketika matanya menatap gubuk itu. Langkah kaki mereka pun dipercepat untuk segera menuju ke gubuk tersebut.

Setibanya di sana, suasana tampak agak sedikit terang, karena pohon di sekitar gubuk itu tidak serimbun jalan yang mereka lewati.

Ivery mengedarkan pandangan ke sekeliling gubuk itu, tidak tampak ada manusia di sana. Ivery melangkah mendekati gubuk itu dan mengetuk pintunya perlahan.

Tok... tok... tok...

Tidak ada respon ataupun sahutan yang menandakan keberadaan pemilik gubuk itu. Ivery memandang Aislie dengan tatapan bertanya, yang ditanggapi Aislie dengan mengangkat bahu. Mereka lalu duduk di teras gubuk itu sekedar melepas lelah.

Beberapa menit kemudian, berjarak beberapa meter dari mereka, datanglah seorang lelaki paruh baya dengan jenggot lebat menghiasi dagunya, sorot matanya tajam mengarah ke arah Ivery dan Aislie yang tengah duduk di teras gubuk miliknya.

Menyadari kedatangan lelaki tersebut, Ivery dan Aislie segera bangkit berdiri dan membungkuk hormat pada lelaki tersebut.

"Permisi, apakah Bapak merupakan pemilik gubuk ini? Kami mohon maaf kami lancang duduk di teras Anda. Kami hanya sedikit melepas penat," ucap Ivery sopan.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang