Part 19

1.5K 98 6
                                    

Enjoy my story, guys!

------

Suasana menjadi sangat mencekam dan panik seketika. Setiap orang menjadi sangat panik dan saling menuduh satu sama lain. Akhirnya Valar memerintahkan untuk segera mengakhiri pesta dan membawa Aislie ke ruang perawatan.

Ivery yang sangat sigap segera membawa Aislie ke pangkuannya dan membawanya menuju ke salah satu ruangan khusus bagian perawatan.

Di depan pintu, beberapa perawatan dan tabib sudah menunggu lengkap dengan pakaian bedah dan penutup muka.

Ivery segera masuk begitu pintu ruangan terbuka dan membawa Aislie serta meletakannya di ranjang pemeriksaan.

"Silahkan, Tuan bisa menunggu di luar," ucap seorang perawat sambil mempersilahkan Ivery agar menunggu di salah satu sofa ruang tunggu.

Matanya memancarkan rasa panik dan cemas yang luar biasa, ia menunduk dan menelungkupkan wajahnya ke kedua telapak tangannya. Sesekali ia meremas dan menarik pelan rambutnya sendiri. Ia frustasi, itu yang tengah ia rasakan.

Hati dan pikirannya terus tertuju pada kejadian di pesta tadi, kenapa ia bisa sampai kecolongan begini? Biasanya instingnya kuat dengan berbagai kemungkinan yang membahayakan mate-nya. Tapi, tadi kenapa ia tidak merasakan perasaan apapun.

Apa mungkin tadi ie terlalu terdominasi dengan lautan Asmara bersama Aislie?

Ini hari pertama Aislie di Saklasvania, dan sudah ada orang yang mencoba untuk mencelakainya. Ia yakin, orang itu tak mengincar Aislie, kemungkinan mengincar dirinya bisa dikatakan lebih besar.

Menghancurkan diriku lewat Aislie, benar-benar licik dan kejam. Argh... sial, mereka tau kelemahanku, pikir Ivery frustasi.

Ia belum memberitahukan hal ini pada orangtua Aislie. Bukannya ia tak mampu memberitahu mereka. Tapi, ia tak ingin membuat mereka khawatir dengan keadaan putrinya disini.

Bagaimanapun, keselamatan dan keamanan Aislie disini sepenuhnya ada di tangannya. Dan kini, Aislie terluka, apa yang harus ia katakan kepada mereka? Mereka pasti akan kecewa padaku, pikirnya.

Lalu sekonyong-konyong ia teringat dengan jarum yang menancap tadi, ia memang telah mencabut dan menyimpan jarumnya, ia segera merogoh saku bajunya dan mendapati jarum itu masih ada disana.

Ia mengeluarkannya dan meneliti jarum seukuran paku besar itu perlahan, secarik kain lusuh diujungnya membuat ia tertarik dan menelitinya dengan seksama.

Tiba-tiba saja, wajahnya menjadi kaku dan napasnya memburu dengan cepat.

Sial, aku kecolongan lagi, umpatnya kesal.

Ia segera menotok kedua penjaga pintu perawatan dan memaksa masuk ke ruangan tersebut dengan mata merah menahan amarah. Tangannya terkepal di kedua sisi tubuhnya.

Ketika ia masuk, matanya terbelalak melihat kondisi Aislie. Ia hendak mendekati Aislie ketika seorang dokter bedah membalikan tubuh dan menempelkan pisau yang berkilat ditangannya di leher Aislie.

"Selangkah lagi kau maju mendekat kesini, dia akan mati." Dokter bedah tersebut menyeringai sinis melihat Ivery yang mendadak membeku ditempatnya.

"Lepaskan dia, kalau kau memang mau menangkapku, silahkan. Tapi, lepaskan dia sekarang juga!" Ucap Ivery tegas.

"Baiklah, aku akan mengobati dan melepaskanya. Tapi sebelum itu ... " kalimatnya terputus dengan gerakan tangannya membuka penutup muka yang ia kenakan, "halo sobat, kita bertemu lagi."

"Sial kau Elwyn, lepaskan dia sekarang atau kau akan... " ucapan Ivery terhenti ketika melihat pisau tajam di leher Aislie ditekan lebih kuat ke leher Aislie.

Boyfriend Fairy Guardian [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang