Esok paginya benar kalau mungkin Reno masih ngambek pada Ken, buktinya dari tadi kekasih Ken itu saat duduk di kursi makan hanya diam tanpa menyentuh roti lapis yang ia buat sendiri. Meskipun Reno sedang ngambek tapi tetap saja yang membuat Ken semakin cinta adalah kekasihnya itu tetap membuatkannya sarapan dan beraktivitas seperti layaknya seorang kekasih yang menjalani kewajibannya melayani suami.
Wajah Reno masih dipandang oleh Ken, sarapan suaminya habis lebih dulu ketimbang Reno yang masih utuh tanpa dicuil sedikitpun. Ken mengambil kunci mobilnya dan segera mendekati Sang Kekasihnya itu yang masih merengut sebal di kursi makan. "Ayo, kita ke Super Market. Aku antar pakai mobil," Ken memegang tangan Reno guna mengajak kekasihnya itu untuk bergegas pergi.
Namun Reno menepis tangan suaminya perlahan, "Katanya kamu tidak mau, kenapa sekarang berubah pikiran?" pandangan Reno samasekali tidak menatap suaminya, ini hanya trik Reno ketika dirinya ngambek ingin diperhatikan oleh Ken.
"Aku tidak menolak Sayang, kamu saja yang tidak mau mendengarkan aku kemarin." Ken agak menekuk lututnya untuk menyamakan posisi Reno yang sedang duduk. Dirinya memandang wajah Reno dan sedikit dagu kekasihnya ia colek untuk sekedar bercanda.
Reno semakin terbawa, ia masih ngambek tapi suka ketika Ken semakin memperhatikannya. "Kamu kemarin bilang ada 'tapi', aku tidak suka itu." Reno kembali membuang pandangannya.
Ken kembali menarik dagu kekasihnya agar melihat wajahnya, "Sayang, maaf. Iya aku mengaku salah, kamu mau 'kan maafin aku?" Ken hanya bisa mengalah memang, apalagi yang bisa dia perbuat? Selama hanya ngambek masalah hal kecil begini, meskipun Ken benar tapi tidak bisa membuat Reno mengalah padanya. Ken tidak bisa sebenarnya sekarang untuk menemani kekasihnya belanja, itu karena memang ada rapat penting di kantor, mau tidak mau sebelumnya dengan susah payah Ken harus membatalkan pertemuan hari ini di kantor dengan segera.
Masih terlihat memanyunkan bibirnya, Reno segera mengambil sebuah dompet yang ia selipkan di kantong celana. "Ayo," ia langsung merangkul lengan suaminya guna untuk berjalan bersamaan menuju mobil yang terparkir di halaman rumah mereka.
Ken mengelus pangkal kepala kekasihnya itu, "Jangan ngambek lagi ya," Kata Ken yang sambil menarik hidung Reno dengan pelan.
"Iihhh," lirih Reno pada suaminya itu.
***
***
***Selama Reno sibuk memilih buah-buahan di Super Market, dirinya melirik ke arah suaminya, Ken malah sibuk dengan ponselnya karena menelpon para klien di kantor. Ini memang kemauan Reno mengajak Ken untuk ke super marker, tapi kenapa harus suaminya tetap sibuk mengurus kerjaan di kantor. Ini menyebalkan.
Terus sampai di depan kasir pun Ken masih sibuk dengan ponsel, Reno sibuk menata barang dan segala macam yang ia bawa untuk di bayar ke kasir. Lirikan mata tajam Reno tidak samasekali membuat Ken peka terhadap kekasihnya itu. "Semuanya berapa ya?" Reno bertanya berapa total belanjaan yang harus ia bayar.
Sekian rupiah yang harus Reno bayar ketika mendengar dari kasir, dengan cepat Reno berusaha mengeluarkan kartu debit yang pernah Ken berikan padanya, tapi terlambat, Ken lebih dulu mengeluarkan debit miliknya sendiri dan dialah yang bayar, bukan Reno. "Iya oke Pak, saya akan urus besok. Terimaksih." Ken selesai menutup sambungan dari ponsel, ia mengetik pin di mesin EDC pembayaran yang ada di kasir tersebut.
Reno tidak menunggu suaminya, ia berjalan keluar Super Market dengan trolly belanjaannya. Ini bukanlah yang Reno mau. Percuma jalan berdua kalau Ken juga sibuk dengan ponselnya.
"Sayang...." Ken sibuk menaruh kembali kartu ATM-nya ke dalam dompet, ia mengejar kekasihnya itu yang malah melenggang sendiri keluar dari gedung Super Market. "Tunggu," Ken memanggil Reno, ia berlari pelan ketika kekasihnya lebih dulu sampai di depan mobil mereka.
"Cepat buka, kita pulang sekarang." nada bicara Reno terdengar judes dan ketus, ini masih siang hari dan Ken pikir kalau Reno bakal mengajaknya sampai malam nanti.
Ken tidak pikir panjang, ia membuka pintu mobil dan segera menaruh barang belanjaan mereka ke dalam bagasi. "Kamu mau pulang sekarang? Katanya mau sampai seharian?" Ken bertanya pada kekasihnya ketika mereka berdua sampai di dalam mobil dan duduk bersebelahan.
"Percuma! Kamunya aja sibuk nelepon daritadi. Milih belanjaan aja aku doang sendiri." Reno memakai sabuk pengaman, pandangannya ke arah luar jendela mobil yang terbuka.
Ken mulai merasa bahwa benar apa yang dikatakan kekasihnya itu, tapi ini bukan alasan yang bisa Ken terima juga sebenarnya. "Aku kan tidak tau apa yang harus dibeli, Sayang. Kamu lebih tau, jadi ya aku serahin semua ke kamu..." Suara Ken sedikit dipersabar memang, padahal ia juga sedikit emosi sebenarnya meladeni Reno yang sensitifnya semakin menjadi.
"Tapi setidaknya kamu bisa dong bantuin aku nyari buah atau barang yang perlu kita beli untuk di rumah, bukan malah sibuk nelepon terus!" timpal Reno lagi.
Ken diam, ia mulai menyalakan mesin mobilnya. Tidak ada kata-kata lagi untuk membantah kekasihnya itu, karena percuma, pada akhirnya Ken harus mengalah lagi. "Kita pergi ke klinik ya.." Ken tiba-tiba ingin membeli sebuah obat yang mungkin bisa mengatasi rasa sensitif kekasihnya itu.
"Ke klinik? Mau ngapain?" Reno bertanya dengan cepat. Siapa yang sakit sih, pikir Reno.
"Kita beli obat Feminax. Buat kamu." Ken tersenyum. Feminax sejenis obat untuk menstruasi.
Reno langsung menengok ke sebelah, "Ken! Kamu kira aku sedang menstruasi?" teriak Reno dalam mobil.
"Sepertinya begitu," celetuk Ken lagi. Kemudian dengan cepat Ken segera mengendarai mobilnya. "Biasanya Tiffany sepupuku itu selalu beli obat tersebut kalau sedang sensitif seperti kamu." lanjutnya yang semakin membuat Reno kalangkabut.
•••••••••••
Never EndingReno
••••••••
Ken
Halo! Kalian bosen nggak sama cerita aku yang satu ini? Maaf ya kalau bosen,heheheh tadi ada yang request katanya buat konflik di cerita ini. But why not! Aku bisa aja sih bikin konflik, tapi jujur aku kurang suka sama drama yang kebanyakan konflik,soalnya kayak sinetron nanti.
Mending biasa aja sih,tapi mungkin konfliknya terjadi tetap antara Satu keluarga lucu ini(Ken&Reno). Makasih yang udah mau komen,yang vote dan baca ayodong! Aku mau tau komentar kalian.thanks for all, aku sayang kalian!!! *+*
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love - Boyxboy
RomanceOrang biasa memanggilku Ren karena namaku Reno, aku bekerja sebagai tim perancang stage di sebuah studio foto. Ini cerita pendek ketika aku mulai bertemu dengan beberapa pria yang mungkin tengah aku kenali sebagai sosok gay/bisex.