Entah kenapa hari demi hari Reno merasa kalau hidupnya semakin terarah pada satu tujuan, yaitu membuat Ken bahagia ketika bersamanya. Reno ingin menjadi seorang kekasih yang berbakti, ia juga ingin membuat Ken bahagia, bagaimana caranya juga Reno belum tau pasti. Yang jelas dengan kebahagiaan kecil yang ia buat, Reno ingin melihat Ken selalu nyaman.
Tapi terkadang Reno merasa sedikit bosan, ia ingin Ken juga memperhatikannya, bukan malah setiap hari sibuk kerja dan laptop sudah menjadi istri kedua bagi suaminya itu. Reno hampir tiap malam melihat Ken sibuk dengan laptop dan kerjaan di kantor yang dibawa ke rumah, memangnya sesibuk itu ya? Reno sampai harus berpikir dua kali kalau harus ingin bercumbu lagi dengan Ken. "Ken...." suara Reno terdengar sangat manja, ia menghampiri suaminya yang sedang duduk di kursi ruang tengah dengan memandangi laptop. Ia berpikir bagaimana caranya agar Ken bisa memperhatikannya dengan lebih ekstra.
"Iya sayang," Ken menjawab dengan senyuman juga, tapi matanya masih fokus ke layar laptop, itulah yang menjadi masalah bagi Reno.
"Lihat aku dulu dong," suaranya semakin dipermanis dengan gestur manja yang agak lebay, masabodo, itu cocok dengan image Reno yang agak feminin. "Kalau sibuk terus, mending kamu pacaran sama laptopnya aja sekalian." lanjut Reno yang mendorong sedikit meja makan yang menghasilkan bunyi dentuman.
Ken agak terusik, namun tidak marah, ia malah langsung memandang Reno yang sudah berdiri di sebelahnya kali ini. "Iya Sayang, ada apa? Kamu mau apa, hmmm?" sikap dewasa yang selalu menjadi gambaran dari sifat Ken pada kekasihnya itu, Ken memilih mengalah meski memang dirinya sedang sibuk.
Reno memeluk lingkar leher suaminya dari sebelah dan mencium sekilas pipi suaminya itu, "Besok kita jalan-jalan ya? Ke Super Market, kita beli bahan makanan untuk di dapur, persediaannya sudah hampir habis." Reno tersenyum seolah ingin mendengar jawaban langsung dari suaminya itu.
Ken berpikir sejenak, ia menghela nafasnya, "Tapi biasanya kamu belanja sendiri di Mini Market, kenapa mau ke Super Market?" Ken berusaha untuk tidak menolak, tapi jujur kalau besok memang tidak bisa, siang dan sore hari dirinya ada rapat di kantor. "Lagipula kamu mau izin lagi? Kan belum lama ini kamu udah izin tidak bekerja?" lanjut Ken yang semakin membuat Reno kesal.
Reno mengubah raut wajahnya yang senang menjadi murung dan kecewa, mulutnya mengerucut karena malas mendengar jawaban dari suaminya itu. "Terserah kamu aja! Aku juga udah izin sama Ayah kalau aku bakalan ngajak kamu ke Super Market besok, Ayah kamu setuju kok. Tapi aku kecewa sama kamu! Bye maksimal!" Reno segera melepas pelukan dari leher suaminya dan berbicara seolah dirinya ngambek berat pada suaminya itu. "Dasar Tuan Menejer nyebelin kamu tuh!" lanjut Reno ngambek ala istri yang lebay, masabodo lagi, itu memang karakter asli dari Reno.
Sebelum pergi, Reno langsung menutup layar laptop yang ada di depan suaminya, Ken hanya diam dan berusaha berdiri untuk menghalangi kekasihnya itu yang akan melenggang pergi. "Sayang Sayang, dengerin aku dulu, bukan maksud aku begitu. Oke-oke besok aku bakalan nganterin kamu ke Super Market, tapi...."
"Nggak pake tapi, males aku ngomong sama kamu deh!" Reno langsung menimpali dengan cepat, ia menepis tangan suaminya karena tadi Ken memegang tangannya.
Ken hanya bisa melihat kekasihnya itu yang segera menaiki anak tangga, bahkan Ken bisa mendengar suara pintu yang kencang tertutup karena mungkin memang Reno sedang sensitif sekarang, tumben, tapi Ken bisa memakluminya. "Ahhh," Ken segera menghela nafasnya lagi, berusaha sabar, baru kali ini memang Reno ngambek begitu. Ini adalah awal yang mungkin akan menjadi cerita baru baginya dan kekasihnya itu dalam berumah tangga.
Sampai kapan ya kira-kira kalau seorang kekasih sedang marah pada suaminya?
Pertanyaan Ken kali ini ada di paragraf sebelumnya.
••••••
Never EndingReno
••••••
Ken
KAMU SEDANG MEMBACA
One Love - Boyxboy
DragosteOrang biasa memanggilku Ren karena namaku Reno, aku bekerja sebagai tim perancang stage di sebuah studio foto. Ini cerita pendek ketika aku mulai bertemu dengan beberapa pria yang mungkin tengah aku kenali sebagai sosok gay/bisex.