SAAT TERBANGUN

110 20 0
                                    


Jika aku tau apa yang akan terjadi.
Aku berharap saat itu aku tak terbangun lagi.

******

Jam di sudut kamar gita menunjukan pukul 19.30 malam saat ia baru terbangun dari tidur dan mimpi indahnya melihat dirinya saat kecil bermain dengan ayah dan didampingi bunda, hingga saat itu Gita masih yakin kalau bunda akan tetap berada di posisi penyangga untuk menopang hari-harinya.

Gita merenggangkan otot-ototnya yang kaku karna terlelap dengan posisi yang asal, selanjutnya ia duduk dan sekerjap gita merasakan ponselnya selalu bergetar menandakan banyak pesan yang masuk secara berturut-turut.

Turut berduka ya sayang ayahmu orang baik yang akan bahagia

Gita kami ucapkan turut berduka cita atas ayahmu

Dan masih banyak pesan serupa dari kerabat ataupun teman-temannya.

Jari gita kebas dan rahangnya mengeras saat ia menggerakan jari-jarinya untuk membalas pesan-pesan turut berduka. gita tetap membalasnya satu persatu untuk menghargai mereka walaupun toh gita tak tahu pasti saat mereka mengirim pesan apakah mereka benar-benar turut berduka bersamanya atau mungkin hanya bullshit dan formalitas.

Gita butuh lebih dari satu jam untuk membalas semua pesan. Saat gita selesai  waktu menunjukan hampir pukul 21.00 malam, dan siapapun di radius 5 meter darinya pasti bisa mendengar gemuruh cacing lapar di perut gita.

Saat itu gita menyadari kalau ia belum makan apapun sejak siang. Gita membuka pintu kamarnya dan menyusuri tangga ke lantai satu lalu pergi ke dapur berharap mendapat cemilan yang bisa mengenyahkan rasa laparnya.

Saat sampai di dapur dan membuka lemari es, gita menemukan sepotong blackforest, seketika senyum lirih mengembang dari bibirnya seketika gita mengambil jenis kue kegemaran ayahnya itu dan melahapnya sampai tandas. Hatinya perih di setiap suapan kue itu, karnanya gita ingin cepat menghabiskannya tanpa berfikir apapun. 

*****

Gita bejalan menuju kamarnya untuk tidur dengan perut kenyang dan bersiap untuk hari esok yang tak terbayangkan bagaimana jadinya.

Saat melewati kamar bunda yang terletak tepat sebelum tangga, Gita mencoba mengintip dari celah pintu yang tak tertutup rapat. Awalnya jika gita mendapati bunda sedang tidur sendiri dengan kesepian untuk pertama kalinya setelah menikah dengan ayah, gita berniat menyelinap dan tidur diatas ranjang bubda dengan memeluk hangat sosok yang sedang merasakan kehilangan yang sama dengannya.

Namun apa yang Gita lihat membuatnya tersontak, lututnya lemas tertekuk dan mengenai lantai semua harapannya bersama bunda hancur saat matanya menyaksikan,
Bunda melempar semua barang ayah ke sudut ruangan dan menimbulkan kegaduhan, setelah itu bunda memasukan semuanya ke dalam box besar dan. Mengambil pemantik api

Bunda akan membakar semua barang peninggalan ayah dan melupakan semuanya?  Itu salah bunda...

Saat bunda keluar kamar dan membawa barang-barang ayah, bunda bertemu gita yang tertegun dalam posisi berlutut dan gita tak percaya dengan ucapan bunda saat itu.

Lagi apa kamu gita, pergi ke kamarmu dan tidur!

Bunda ucapkan itu dengan nada diktator tanpa kehangatan, tanpa perhatian hanya perintah yang gita dengar. Bunda berjalan ke halaman belakang dengan barang-barang ayah yang gita yakin akan dibakar. Gita berlari ke kamarnya dan mulai malam itu gita benci memulai harinya.

Pagi hari hanya ada basa basi, bunda mulai sibuk dengan pekerjaannya dan mulai saat itu tak ada lagi bunda, yang ada hanya wanita dewasa yang menghidupi dirinya just it.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang