CHAPTER 1 : CURSED TOWN

147 13 0
                                    

Mizuki Kaneshiro menatap dengan muram papan nama kota itu ketika turun dari bis.

SILENT HILL

Populasi: 200 jiwa.

Ia menyeret tas beroda yang ia turunkan dari atas bus, sementara bus yang tadi ia tumpangi segera melaju pergi. Ia menoleh ke kaca-kaca yang menyembunyikan wajah para penumpang di baliknya. Terlihat macam-macam ekspresi mereka ketika melihat papan nama itu: jijik, takut, ngeri; semuanya adalah tatapan negatif.

Mizuki menatap kembali kota itu. Melihat warna-warna cat rumah yang cerah serta pohon-pohon berbunga yang tumbuh rindang, takkan ada yang menduga ini adalah kota Silent Hill yang sama. Kota itu memang berada di atas sebuah bukit, seperti namanya.

Menganggap kota ini sebagai kota yang menyandang nama horor sebenarnya adalah salah kaprah. Dari huruf kanjinya, kata "silent" sebenarnya lebih tepat diartikan "damai". Para penghuni pertamanya memilih lokasi ini untuk membangun kota baru karena kesunyiannya. Tak ada binatang liar yang tinggal di sini, sehingga dianggap aman bagi penduduk. Namun segera, setelah kota ini berdiri, para penduduk-pun mengetahui mengapa tempat ini begitu sunyi, jauh dari keriapan makhluk melata ataupun kicauan nyanyian burung-burung dari hutan di sekitarnya.

Karena gas beracun dalam tanahnya.

Tanah di tempat ini mengadung radon - zat radioaktif yang mengeluarkan radiasi mematikan -yang perlahan membuat para penduduk menjadi sakit. Para penduduk justru salah mengira semua penyakit dan kematian di kota ini disebabkan oleh Alessa, seorang gadis yang dituduh penyihir karena fisiknya berbeda dengan yang lain. Ia adalah "gaijin" - orang asing - yang kedatangannya dianggap membawa tulah bagi kota mereka. Maka, mereka kemudian mengadili Alessa dengan cara mereka sendiri: membakarnya hidup-hidup. Alessa berhasil diselamatkan, namun itu justru menjadi kesalahan fatal. Seharusnya mereka membiarkannya mati saja ... sebab walaupun selamat, ia menderita luka-luka tak tersembuhkan yang membuatnya menjerit kesakitan setiap malam.

Hingga entah bagaimana, semua dendam, semua kebencian yang ia miliki mengejawantah, membunuh tak hanya penduduk kota Silent Hill yang tersisa, namun juga siapapun yang kurang beruntung untuk menginjakkan kaki mereka di kota terkutuk ini.

Mizuki selesai membaca sinopsis game "Silent Hill" yang dipegangnya.

"Huh, kutukan apaan." Mizuki mendorong tasnya menaiki bukit. Beberapa mobil melewatinya dan beberapa anak tampak asyik bermain di jalanan yang belum begitu ramai. Sejak ia tinggal di Tokyo, ia sudah cukup sering mendengar omong kosong tentang Silent Hill ini. Kota ini hanyalah kota biasa yang belum ramai, karena masih dalam perkembangan developernya. Beberapa bangunan masih belum selesai dibangun. Namun ini justru menjadi keuntungan tersendiri bagi Mizuki. Di sini ia jauh dari anak-anak apatis yang setiap hari kerjaannya hanya bermain android dan game, tanpa mempedulikan teman sungguhan yang berada di samping mereka.

Mizuki berada di sini karena hukuman kedua orang tuanya. Sejak pertengkaran dengan sesama murid SMA-nya yang berakhir dengan perkelahian, ia dikeluarkan. Orang tuanya terlalu marah dan kesal untuk mencarikannya sekolah baru di Tokyo. Apalagi ini adalah insiden ketiga dalam dua tahun terakhir. Karena itu, bisa dibilang mereka sudah muak dan mengusirnya ke sini.

Namun apa boleh buat? Mereka-lah yang selalu mengganggunya, padahal Mizuki hanya ingin dibiarkan sendiri. Dan Mizuki juga hanya mengangkat tangannya saja ke arah mereka kok. Ia tak menduga mereka akan terpental hingga menghantam dinding, menabrak jendela kaca dan memecahkannya, bahkan ada yang terpental jatuh dari balkon lantai dua. Ia sama sekali tak sengaja.

Mizuki berhenti di rumah bercat biru nomor 15. Ini pasti rumah bibinya, Maruko. Ia menoleh ke rumah yang ada tepat di rumah tersebut. Rumah itu berwarna merah dengan dinding bata terlihat jelas. Di jendela lantai dua yang tak berbalkon, tampak wajah seorang kakek tua menatap ke arah jalan. Kemudian matanya menatap tepat ke arahnya.

SILENT HILL - DETOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang