CHAPTER 5 : REVELATION

50 7 0
                                    

“Mustahil kakek tua itu bisa ada di kamarmu semalam.” ujar Tante Maruko sambil menyiapkan sarapan.

“Tapi aku benar-benar melihatnya tadi malam, Tante.” Mizuki masih bersikeras.

“Dengar, Mizuki.” Maruko akhirnya menaruh peralatan masaknya dan memusatkan perhatiannya pada keponakannya yang bermasalah itu. “Aku tahu kakek itu. Aku pernah melihatnya dan ia memakai kursi roda. Jadi mustahil kan dia keluar dari rumahnya malam-malam, lalu memanjat pohon, dan melompat masuk ke kamarmu untuk mengawasimu semalaman?”

“Ya, kau nggak secakep itu by the way.” komentar Ken sambil bermain game. Mizuki hanya membalasnya dengan tatapan sinis, lalu kembali berdebat dengan bibinya.

“Tapi Tante, aku benar-benar melihatnya! Bagaimana jika ia ternyata kakek-kakek mesum yang pura-pura lumpuh lalu mengintai gadis-gadis remaja di lingkungan ini?”

“Mizuki sayang ...” bantah bibinya, “Bahkan bagi laki-laki muda sekalipun, susah untuk memanjat pohon itu dan naik ke kamarmu, apalagi di malam yang gelap seperti itu. Ken pernah mencobanya dulu saat ia pulang kemalaman, namun ia malah jatuh dan selangkangannya mengenai dahan pohon. Ya kan, Ken sayang?”

“Ya, itu sakit sekali!” katanya sambil masih memusatkan matanya ke PSP di tangannya.

“Tapi kudengar dari Ben ia pernah menjadi tentara .... mungkin saja ia pernah belajar akrobat atau apalah. Yang jelas, aku benar-benar melihatnya tadi malam!”

“Dengar sayang, kau tak bisa menyuruh Tante pergi ke rumah Ben dan menuduh kakeknya yang tidak-tidak. Lagipula kamarmu kan gelap, mungkin saja kau salah lihat. Mungkin saja itu Ken?”

“IDIH! Ngapaen aku ke kamarnya? Kurang kerjaan aja!” bantah Ken. Tiba-tiba ia mencium bau gosong dan mendongak. Ia langsung berteriak panik, “MAMA! KEBAKARAN!!!”

Maruko segera menoleh ke arah kompor dan sadar karena tidak berkonsentrasi ke masakannya tadi, kini wajannya terbakar.

“AAAAAAAAA!!!!” teriak Maruko panik, “MIZUKI GUNAKAN KEKUATANMU!!!”

Mizuki tak tahu harus berbuat apa, jadi ia mengarahkan kekuatannya ke keran air di wastafel dapur. Tiba-tiba air muncrat dari pipa itu tanpa terkendali, menghujani seisi dapur.

“AAAAAAAAAAA!!!! AAAAAAAAAAAAA!!!” situasi kini malah lebih kacau.

“AAAAA!!! PSP-KU!!!” teriak Ken dengan panik.

Dari luar, para tetangga hanya bisa menyaksikan dengan heran apa yang terjadi ketika melihat keluarga itu panik dan berlarian kesana kemari melalui jendela dapur.

***

 
Mizuki berdiri di depan pintu rumah Ben. Ia tak yakin apa yang harus ia katakan.

“Ben, kakekmu adalah pria mesum yang tadi malam mengintaiku saat aku sedang tidur di kamarku.”

Mizuki buruan menggeleng, “Itu akan membuat Ben tersinggung. Huh ... susah sekali sih. Benar-benar bangsat si Yuri keparat itu! ini semua nggak akan terjadi kalau saja dia bicara jelas sedikit! Aku akan langsung menamparnya kalau melihatnya lagi!”

Ketika Mizuki tengah berpikir keras bagaimana menangani masalah ini tanpa kehilangan gebetannya, tiba-tiba pintu di depannya terbuka.

Mizuki dengan heran melongok ke dalam.

“Halo? Ada orang di dalam?”
Mizuki memberanikan diri masuk ke dalam.

Ruang tamu tampak gelap, sementara itu ada sebuah tangga melingkar di dekat pintu, ciri khas rumah Barat.

SILENT HILL - DETOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang