Trydydd

52 0 0
                                    

Dia(z) dan Aku (ch. 3)
a ff from an uke-ish author.

03:00 a.m.
'Lagi-lagi pulang larut. Fyuhhh~' batin Kevin saat ia berjalan pulang menuju flatnya yang tak jauh dati toko roti tempat ia bekerja. Tiba-tiba...

GEDUBRAKKKKKK

"Ahhhhh!" pekik Kevin saat seseorang menabraknya dari arah berlawanan. Membuat tas dan handphonenya jatuh.

"Ma-maaf, kau tak apa?" tanya orang yang menabraknya tersebut. 'Hm? This voice... sounds familiar. Wait, wait, ini bukannya...' batin Kevin yg agak heran mendengar suara yg agak familiar tersebut. Saat menoleh...

"KAU!" pekik keduanya. Rupanya itu Diaz. Oh, what an accident; ini kedua kalinya mereka bertemu. "Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Kevin. "Kau tak lihat kresek 8eleven ini? Aku baru belanja sedikit, untuk persediaan di flat" jawab Diaz dengan senyumnya yg (menurut Kevin) sangatlah cute

Sebenarnya, bukan itu yg jadi perhatian Kevin, tetapi penampilannya malam ini yg menjadi perhatiannya. Singlet ketat yang menunjukkan tubuhnya yg atletis; opposite dari mukanya yang cute. Dan apa ini? Celana boxer yang lebih cocok disebut celana dalam mungkin, karena 'ehm'-nya terjiplak jelas; panjang dan besar. Dan pikiran Kevin semakin bertambah kotor saja karenanya.

"Kevin? Kau tak apa?" tanya Diaz yang memecahkan lamunan liar Kevin yang sedari tadi melihatnya seperti singa yg sedang mengincar mangsanya. "A-a-aaa-aaaa-" gumam Kevin yg gugup karena hal-hal kotor di otaknya.

"Aaaaaaaaa? Apa itu?" ucap Diaz sambil terkekeh kecil. "Baiklah, sampai nanti, dan jaga pikiranmu dari hal-hal kotor itu~" ucap Diaz dengan nada meledek. Nampaknya ia sudah tahu isi otak Kevin. Kevin hanya bisa tertunduk malu sambil blushing.

Mereka berdua pun berpisah. Sambil berjalan, Kevin merogoh tasnya untuk mencari kuncinya, namun... "AAAAAAAH!"-ternyata hilang. Mendengar hal tersebut, Diaz yg belum jauh darinya tersebut berbalik arah dan kembali. "Ada apa?" tanya Diaz. "Kunciku hilaaaaaaaaaanggggg!!!!" seru Kevin dengan nada histeris.

"Lalu, bagaimana? Hmm, bagaimana kalau kau ikut aku. Kau bisa menginap di flatku" tawar Diaz. Hmm, menginap? Mendengar kata itu, rasa panik Kevin berubah jadi rasa syukur dalam sekejap. Dirinya tak menduga bisa tidur bersama Diaz secepat ini.

Setelahnya, Kevin hanya membalas Diaz dengan senyum yg aneh dan anggukan, mengisyaratkan 'sesuatu' yg ada di pikirannya.

TBC.

Dia(z) dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang