Chweched

71 0 0
                                    

Dia(z) dan Aku (ch. 6)
a ff from an uke-ish author.

*Kevin POV

09.54 am

Astaga, sudah sesiang ini dan aku baru bangun. Rasanya aku lelaaaaaah sekali. Seluruh badanku juga sakit, terutama di bagian pinggang. Saat ku mencoba untuk bangun dari kasur, tiba-tiba... "AAAAAAKH!" Pantatku. Pantatku sangat nyeri, membuatku susah berjalan.

"Ada apa?" Tanya Diaz yang tiba-tiba menerobos masuk ke kamar. "Entahlah, pantatku sakit. Ini membuatku susah berjalan." "Oooh, itu wajar. Nanti juga sembuh" katanya. Eh, wajar?

Wait, wait, wait, aku butuh waktu untuk mencerna ini semua. Bau sperma dan darah, bercak di kasur dan selimut, sakit di pantat, telanjang. It means...

"Di-diaz, a-apa yang kita l-lakukan se-semalam?" Tanyaku gugup karena takut ketakutanku ternyata benar. "Loh? Kau tak ingat? Kita kan ML semalam. Maaf ya, habis kau menggodaku semalam, aku jadi tak tahan" jelasnya (sambil mengecup pelan bibirku).

Hah?

ML?

Semalam?

Astaga, ini buruk. Bagaimana bisa aku ML dengan orang yang bahkan belum kukenal lebih dari 1 hari. I know, he's cute, but, OMG, this is not good at all.

"Mmmh~" desahnya. Hei, kenapa bibirku terasa lembab dan hangat? Setelah kebuka mataku, ternyata Diaz terus saja mengulum bibirku.

"HEI! HENTIKAN!" ujarku sambil mendorong dadanya. Astaga, aku masih tercengang dengan fakta bahwa aku sudah tak virgin lagi.

"Hei, daripada melamun, lebih baik kita sarapan. Aku sudah membuat pancake untuk kita~" katanya sambil menarikku keluar kamar.

Di meja makan, rupanya sudah ada Dion, adik Diaz. "Hai, kak Diaz~" seru Dion sambil menghampiri kakaknya. "Hai juga, honey~" dan tiba CHUP~ Dion mencium bibir abangnya. Mesra sekali. Ughhhhhhhh, dadaku sesak melihatnya.

Eh? Sesak? HAHAHA, impossible.

Mereka terus saja mencium dan memeluk satu sama lain. Akupun gerah dan... "Ekhem, kapan kita akan makan, btw?" tanyaku. Mereka berdua langsung menoleh kearahku. "Ah, maafkan kami. Baiklah, kita mulai saja makan~" kata Diaz sambil membawaku dab Dion ke meja makan.

Di meja makan... "Kak Kevin, kenapa kau tak memakai baju?" Tanya Dion. Hah? Tak memakai baju? Saat kulirik, ternyata aku masih telanjang. ASTAGA, ini memalukan. Oh, dan aku masih bisa melihat bercak sperma ditubuhku ini.

Eh? Astaga Kevin, hindarkan pikiranmu dari hal-hal semalam.

"Tak apa, lagipula kita semua laki-laki kan?" Kata Diaz yang menurutku tak membantu sama sekali. Dengan terpaksa, aku duduk di meja tanpa memakai baju.

Oh, aku baru sadar kalo Dion dan Diaz juga telanjang. Biasanya, kalo 3 lelaki telanjang seperti ini akan melakukan threesome setelahnya.
.
.
ASTAGA KEVIN SUDAHLAH!

Kami pun lalu memakan pancake kami. Uggggggh, mereka mesra sekali, macam pacar saja. Wait, kenapa aku cemburu? Harusnya aku tidak bereaksi apa-apa.

"Kevin? Kenapa tidak dimakan? Kau terlihat kesal" ujarnya. Sepertinya dia melihat gelagatku yang aneh tadi. Kuacuhkan saja.

"Oh ya, Kevin, ada yang ingin kubicarakan denganmu nanti" ucapnya. Nadanya terdengar serius, membuatku agak tegang sebenarnya.

"Kenapa tidak sekarang?" tanyaku. "Baiklah, kalau kau ingin sekarang" sambil menarik tanganku menjauh dari meja makan dan adiknya.

Setelah dirasa cukup jauh... "Nah, jadi apa yang ingin kau bicarakan?" tanyaku.

"Kevin..." katanya (kurasa) belum selesai sambil menghela nafas berat. Aku terheran melihatnya.

"Kevin, apa kau merasakan sesuatu yg berbeda setelah kita ML semalam? Emmmmh, rasa berdebar atau suka misalnya?" tanyanya. Oh, rupanya dia hanya bertanya....
.
.
.
.
WTF?

TBC

Dia(z) dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang