Pedwerydd

57 0 1
                                    

Dia(z) dan Aku (ch. 4)
a ff from an uke-ish author.

*Kevin POV

"Nah, kita sudah sampai! Selamat datang di flat ku!" seru Diaz saat kami berdua telah sampai di tujuan. Fyuh, cukup jauh memang dari toko roti, tapi sepadan dengan apa yg akan kudapatkan nanti. Huhuhuhu 😈

Lagi enak-enaknya menyusun rencana, tiba-tiba... "Hei, ayo masuk! Jangan melamun di depan pintu, pamali!" serunya yang mengembalikan diriku ke dunia nyata. "B-baik." Sambil melepas sepatuku, aku pun masuk kedalam flatnya. Cukup besar, namun hanya terdapat 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Juga ada dapur yg cukup luas, 2 buah sofa 3 dudukan dan 1 tv led yg luas.

"Nah, aku ingin mandi dan ganti baju dulu. Kau boleh melakukan semua yg kau mau, atau kau ingin ikut mandi juga? Kkkkkkkk" kata Diaz. Hmmm, mandi bersama Diaz? Itu ide buruk, bisa-bisa aku mimisan atau malah bermasturbasi melihat tubuhnya yang (kuyakini) makin seksi jika naked. Astaga, pikiran kotorku mulai menghampiri lagi.

"T-tidak perlu, aku m-menonton tv disini saja." balasku. Diaz lalu terkekeh melihatku. Bodoh kau, Kevin, begitu saja gugup. Kau harus menyiapkan mental demi keberhasilan rencanamu! Ganbatte~

"Baiklah, tapi jangan ereksi yaa setelah aku mandi, karena aku biasanya tak memakai apapun setelah mandi. Kkkkkkk" ujarnya. Kata-katanya sangat tepat dan membuatku blushing. Aku hanya bisa tertunduk sedangkan ia terus terkekeh sambil masuk kamar mandi

Huft, daripada terus berpikir kotor, lebih baik aku menonton tv. Ada acara favoritku malam ini. Eurovision 2016. Ya, aku telah menunggu acara ini selama kurang lebih 1 tahun. Aku sangat penasaran siapa yg akan menang.

Setelah 15 menit aku menonton tv, tiba-tiba Diaz pun keluar dari kamar mandi. Yah, ia berkata benar, ia keluar kamar mandi tanpa menggunakan apapun. Yah, naked.

Wait, WHAT? NAKED? Astaga, by the grace if god, dia NAKED. Ya, NAKED. Pemandangan indah nan laknat itu tertangkap kedua bola mataku. Rambut basah, tubuh mengkilap dihiasi roti-roti sobek itu. Dan, wow, wow, wow, benda panjang dibawah perutnya tersebut dengan sesuatu yg tergantung dibelakangnya dihiiasi bulu-bulu lebat. Astaga, ini buruk. Aku ereksi!

"Ada apa hm? Bukankah sudah kuperingatkan aku tak memakai apapun setelah mandi?" katanya dengan nada erotis, melangkah mendekatiku. Aku menelan ludah payah, melihatnya makin dekat denganku. Sampai akhirnya dia sampai didepan tubuhku yang hanya bisa terpatung dan memucat.

Kulihat tangannya mendekati selangkanganku. Ingin kutepis, tapi sialnya aku hanya bisa terpatung diam disini. Oh tidak, tangannya semakin dekat dan... "Sudah kuduga, kau ereksi. Apa kau menginginkan tubuhku hm?" tanyanya sambil meremas penisku. "Aaaaah-hmmh~." Bodohnya desahan demi desahan malah lolos dari mulutku. "Kau sangat cute, kau tahu" ucapnya. Ia lalu menarik tengkukku dan mengecup bibirku.

Oh tidak, ini akan terjadi.

TBC.

Dia(z) dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang