Part 3 . He is gamer

1.8K 142 26
                                    

Alya bersyukur masih bisa terbagun di pagi ini. Begitu juga dengan Alfa yang selalu bersyukur masih bisa menjalani hidup dan melihat keindahan alam yang telah diciptakan-Nya.

Alya berangkat diantar oleh kakak tercintanya yaitu, Arka. Memang tidak biasanya Arka menawarkan dirinya untuk mengantar Alya. Biasanya Arka akan mengantar Alya jika Mamanya menyuruh saja. Alya sudah bertanya berkali-kali kepada Arka kenapa dirinya tiba-tiba ingin mengantar Alya, tapi Arka selalu saja memberi alasan yang sama 'lagi berniat baik malah dicurigain'.

Alya turun dari motor milik Arka. Arka membuka helmnya dan memberi seyuman yang sangat manis kepada murid-murid yang lalu lalang di hadapan mereka.

"Ternyata tujuan lo nganteri gue itu ini."Alya membuka suara setelah sebelumnya melihat Arka yang sedang tebar pesonan dengan murid-murid lain yang melewati mereka. 

"Siapa tau ada yang nyantol gitu, Ya. Kan lumayan."jawab Arka asal.

"Dasar playboy cap kaki tiga, baru putus berapa hari aja dari ka Raifa, udah tebar pesona aja. Kapan tobat si lo?" ujar Alya sambil menoyor kepala Arka.

"Udah resmi putus ini, jadi bebas dong gue mau ngapain aja."jawab Arka.

Arka memanglah sering berganti pacar, tapi dia tidak pernah sama sekali berselikuh. Prinsip Arka adalah 'sudah putus ya cari yang baru'. Karena menurut ia berganti pacar berulang kali itu wajar, karena memang sedang mencari yang membuatnya nyaman.

"Serah lo deh, yang penting lo jangan mainin hati cewe."tegur Alya.

"Santai aja, gue gak akan mainin hati cewe. Karena gue tahu hati cewe itu sekalinya tersakiti itu bakal susah untuk sembunya. Kalau pun sembuh itu nggak akan bisa balik lagi sempurna kaya awal."tumben sekali Arka bijak. Alya sedikit bangga terhadap Kakaknya yang ternyata bijak juga.

"Tuh, tahu."ledek Alya."Eh, udah mau bel. Gue masuk dulu. Bye bang Arka tercinta. Hati-hati di jalan."Alya langsung ngeloyor masuk ke dalam area sekolah.

Arka kembali menaiki motornya kemudian mengendarinya. Dan melesat pergi dari sekolah Alya.

***

Alya berjalan santai memasuki kelasnya.  Semua temanya sedang sibuk dengan mengerjakan pekerjaan rumah atau yang sering disebut pr.  Alya hanya menghela napas. Kegiatan tersebut memanglah kegiatan rutin semua temannya setiap pagi.

Alya berjalan mendekati mejanya. Ia melirik ke arah meja di sebelahnya tempat di mana Salsa duduk. Sepertinya hari ini Salsa absen sekolah.

Sedari tadi Alya hanya mendegarkan guru hanya sekilas. Entah kenapa pikiranya sekarang sedang melesat pergi ke suatu tempat yang jauh dari jangkauannya.

Bel istirahat telah berbunyi. Tapi tidak ada niatan Alya untuk pergi ke kantin, meskipun cacing-cacing di perutnya terus saja berdemo. Pikirannya masih sibuk berjalan kemana-mana.

"Alya,"ada seseorang yang tiba-tiba memanggil Alya. Nampaknya suara seorang perempuan.

Langsung saja Alya menoleh. Dan benar dugaan Alya pemilik suara tersebut adalah seorang perempuan. Tapi, wajanya sama sekali Alya tidak kenal. Sekali pun Alya belum pernah melihat perempuan tersebut di sekolah.

Alya bangkit dan menghampirinya, "Iya, kenapa?"tanya Alya.

Perempuan tersebut memberi sebuah surat, dan langsung berlalu pergi. Alya sempat meneriakinya, bertanya siapa yang mengirimnya. Tapi, nilih perempuan tersebut terlalu cepat larinya.

Alya membolak-balik surat tersebut, di sana sama sekali tidak ada nama pengirimnya. Dari pada penasaran Alya makin, lebih baik ia membuka surat itu.

He Is GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang