Part 6 . He Is Gamer

1.2K 101 18
                                    

My way - Calvin Harris

Alya sedang menguncir rambutnya. Hari ini ia kembali bersekolah. Padahal ketenangan yang didapatnya belum sempurna. Apa boleh buat semua harus dilewati.

Seperti biasa kelasnya selalu ramai setiap pagi. Walaupun ramai, Alya tetap saja merasa sepi. Alya kembali duduk sendiri. Salsa kemana? Apa dia tidak masuk lagi hari ini?

Rasa penasaran terus saja menghantuinya. Pesan yang Alya kirim tidak ada sama sekali yang dibaca olehnya. Dari pada mati penasaran lebih baik bertanya pada seseorang. Tapi, siapa? Alya tidak begitu dekat dengan teman-teman kelasnya. Ah, iya, Ada Giant. Lebih baik bertanya pada Giant. Giant adalah ketua kelas di kelasnya jadi siapa pun juga dekat dengannya. Alya memanggil Giant yang sedang mengobrol di belakang dengan teman sebangkunya.

"Gi,"panggil Alya. Karena tidak kunjung mendapat respon Alya pun memanggil lagi. "Giant."suaranya naik beberapa oktaf dan berhasil, Giant menoleh.

"Iya."Giant berjalan mendekati Alya.

"Mau nanya sesuatu dong."Alya sedikit memberikan jeda sampai Giant menjawab. "Tanya aja."Giant mengangguk ramah.

"Salsa kemarin masuk nggak?"tanya Alya yang mendapat gelengan dari Giant. "Nggak, dari semenjak kamu nggak masuk tiga hari itu dia juga belum masuk-masuk lagi."jawab Giant.

Mendengarnya membuat Alya kaget. Salsa kemana sebenarnya?

"Oh, iyah. Kemarin aku nemuin surat di meja kamu."Giant menepuk jidadnya. "Bentar aku ambil dulu suratnya." Giant berlari kecil ke bangkunya. Dan kemudian kembali dengan membawa amplop berwarna merah. "Nihh."Giant memberika suarat tersebut kepada Alya.

Alya mengambil surat tersebut, "dari siapa yah, Gi kira-kira?"tanya Alya yang membolak-balik amplop surat tersebut mencari nama si pengirim.

Giant mengangkat kedua bahunya, "Aku juga nggak tahu. Yaudah kalo gitu aku balik ke bangku dulu bentar lagi bel."Giant pamit kembali menuju bangkunya.

Alya membuka surat tersebut. Tapi, saat ingin membaca surat tersebut guru masuk. Mau tidak mau Alya harus menunda membaca surat tersebut. Ditaruhnya surat itu di tasnya.

Tapi, sebentar Guru yang masuk? Kenapa bukan Guru mata pelajarannya saat ini? Kepala sekolah. Iyah, benar. Tumben sekali Kepala sekolahnya masuk ke kelas. Biasanya dia hanya masuk untuk mengantar murid baru. Tapi, masa iya Kelas ini akan ada murid baru? Bukankah murid kelas ini sudah pas?

Alya pusing memikirkan semua hal itu. Toh, semua itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.

"Semuanya, Ibu minta perhatiannya sebentar."Kepala sekolah mulai membuka suara, membuat teman satu kelas Alya bungkam.

"Hari ini kalian akan mendapatkan teman baru."pandangan mata Alya langsung menatap ke arah Kepala sekolahnya.

Karena Alya pensaran siapa yang keluar dari kelasnya, Ia pun memberaniakan diri menggangkat tangan.

"Bu, memangnya siapa yang pindah?"tanya Alya.

"Loh, kamu nggak tahu?"tanya Balik Bu kepala sekolah. Dan Alya menjawabnya dengan menggeleng. "Itu teman satu bangku kamu, kalo nggak salah namanya Salsa."Mata Alya terbelak mendengar perkata tersebut.

Apa katanya? Salsa pindah?

"Ibu beneran?"Alya masih belum yakin dengan perkataan Kepala sekolah tadi.

"Yakali, Ibu bohong Alya."Alya menunduk lemah, ternyata itu benar.

Salsa sebenarnya lo kenapa? Kenapa nggak cerita sih? Dan tiba-tiba sekarang lo pindah, gue butuh lo padahal saat ini. Alya terus bertanya-tanya. Apa yang terjadi sebenarnya ini.

He Is GamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang